• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Membumi di Hari Bumi

Manusia sejatinya tidak hanya diperintah untuk menjaga bumi, tetapi juga belajar akhlak dan filosofi hidup kepadanya

Thoah Jafar Thoah Jafar
25/04/2024
in Featured, Hikmah
0
Hari Bumi

Hari Bumi

503
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari Senin kemarin adalah Hari Bumi. Sejak 1970, tanggal 22 April diperingati banyak orang sebagai momentum untuk menyuarakan kampanye dan dukungan terhadap kelestarian alam.

Persoalan alam memang merupakan masalah krusial. Sebab, hal ini sangat berkaitan dengan keberlanjutan umat manusia, serta bermiliar-miliar makhluk Allah lainnya.

Bagi umat Islam, sejatinya setiap hari adalah hari bumi. Karena jika kita teliti, tidak sedikit ayat Al-Qur’an dan hadis yang menganjurkan betapa pentingnya pelestarian lingkungan tanpa batasan waktu. Bahkan, sebuah hadis menyatakan bahwa Rasulullah Muhammad Saw bersabda:

إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا

“Jika kiamat tiba dan di tangan kalian ada bibit (kurma), selagi kamu bisa menanamnya sebelum hari itu terjadi, maka tanamlah.” (HR. Bukhari)

Baca Juga:

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Setidaknya, ada lebih dari 700 ayat dalam Al-Quran yang memuat nasihat bagi orang-orang beriman untuk merenungkan keberadaan, fungsi, dan tanggung jawab menjaga keberlanjutan alam.

Namun, ada satu ayat tentang anjuran agar berlaku baik kepada sesama manusia, terhadap alam, pada siapapun, serta apapun selama berada di dunia. Dalam QS. Al-Furqan: 63, Allah Swt berfirman:

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا

“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, ‘Salam.”

Tugas Manusia di Bumi

Apabila kita renungi, ayat tersebut jelas-jelas bahwa manusia memiliki tugas untuk terus berlaku rendah hati dan bertanggung jawab menghadirkan keselamatan dan kedamaian, terhadap siapapun, baik sesama manusia maupun alam sekitar. Secara lebih lanjut, pesan rendah hati inilah yang sejak awal diwanti-wanti oleh Allah Swt kepada manusia agar tidak mengikuti kesombongan setan.

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ

“(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!’ Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.”

Kerendah-hatian inilah yang kemudian menjadi prasyarat utama bagi manusia sebagai khalifah fil-ardh (wakil Allah di bumi). Jadi, sejak mulanya, Allah Swt telah melarang manusia bersikap sombong, karena hal itu merupakan cikal bakal dari kerusakan alam, kemusnahan sesuatu yang diamanatkan kepada manusia.

Benar saja. Kerusakan lingkungan yang terjadi hari ini, tiada lain, akibat ulah dan kesombongan manusia itu sendiri. Kurangnya penghormatan terhadap alam, seperti membuang sampah sembarangan, mengerjakan proyek pembangunan suka-suka, menebang pohon tanpa pertimbangan, dan lain sebagainya, justru menghadirkan bencana yang mengancam seluruh umat manusia.

Belajar Akhlak dari Bumi

Sombong adalah pangkal kerusakan. Sikap yang ditandai dengan tidak adanya empati dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Hal itu juga menjadi ciri dari orang-orang yang buta dari rasa takut dan harap kepada Sang Maha Pencipta.

 وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”

Oleh karena itu, manusia sejatinya tidak hanya diperintah untuk menjaga bumi, tetapi juga belajar akhlak dan filosofi hidup kepadanya. Selayaknya bumi, manusia ditekankan untuk tetap rendah hati, menerima dan mengayomi siapapun makhluk yang hidup serta membutuhkannya, sekaligus tidak bersikap aniaya demi kebaikan bersama.

Alhasil, selamat Hari Bumi, mari membumi, untuk sesama manusia, untuk alam raya, untuk semuanya, terlebih demi menggapai ridla Allah Swt. []

Tags: akhlakHari BumiIbu Bumiislamkelestarian alamMembumiulama perempuan
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

Pengalaman Biologis Perempuan

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

9 Juli 2025
Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
relasi laki-laki dan perempuan yang

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

8 Juli 2025
IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nikah Massal

    Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?
  • Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang
  • Perjanjian Pernikahan
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID