• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Model Keteladanan Nabi Muhammad Saw

Ia mengatakan: “Kama khuluquhul al-Qur'an (Perilakunya adalah al-Qur'an).” Kitab suci umat Islam ini juga telah menyatakan “Wa innaka laalaa khuluqin 'azhiim (Kamu memang orang yang berbudi luhur)

Redaksi Redaksi
01/01/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw

603
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Ketika orang itu tertumbuk pada sosok Nabi Muhammad Saw yang santun, penuh senyum, tenang, dan memancarkan cahaya kenabian, ia tertegun dan terpesona.

Mubadalah.id – Ada banyak cara dilakukan seseorang untuk menarik orang agar mengikuti agama, keyakinan, ideologi, atau madzhabnya. Ali bin Abi Thalib mengatakan: “Khathibun naas bi qadri ‘uquulihim (Ajaklah manusia dengan cara yang sesuai dengan akal mereka).”

Imam al-Ghazali menyebut tiga tingkatan pengetahuan orang: al-‘awam (orang umum), al-khawash (orang-orang khusus, terpelajar, rasionalis), dan khawashul khawash (orang-orang istimewa, para bijak bestari).

Ibnu Rusyd menyebut tiga tingkatan dengan kategori dan istilah yang berbeda.

Pertama, al-khithabiyyun (orang-orang yang diajak dengan cara pidato). Istilah ini mengacu kepada orang awam.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

Kedua, al-jadaliyyun (orang-orang yang suka berdebat). Mereka adalah para teolog (mutakallimin).

Ketiga, al-burhaniyyun (orangorang yang suka berpikir). Mereka adalah para filsuf.

Pandangan Imam Al-Ghazali

Imam al-Ghazali pernah menyinggung soal fenomena sosial ini secara kritis. Ia mengatakan:

“Banyak orang yang berpendirian bahwa keyakinan atau iman hanya berasal dari pembicaraan ilmu kalam (teologi) dan dalil-dalil teoretis yang spekulatif.”

Menurutnya, cara ini adalah suatu bentuk kebodohan manusia. Iman, keyakinan keagamaan, adalah suatu cahaya yang dipancarkan Allah Swt. dalam jiwa hamba-Nya sebagai karunia dan hidayah. Keyakinan bisa datang dari kesadaran batin yang kukuh dan bisa juga dari tingkah laku agung para agamawan.

Imam al-Ghazali tampaknya lebih memuji cara yang terakhir ini. Nabi Muhammad Saw lebih banyak menggunakan cara ini. Suatu hari, kata sufi besar ini, seorang Arab Badui datang kepada nabi sambil menyampaikan kata-kata kasar dan menantang.

Ketika orang itu tertumbuk pada sosok Nabi Muhammad Saw yang santun, penuh senyum, tenang, dan memancarkan cahaya kenabian, ia tertegun dan terpesona.

Ia lalu bergumam, “Demi Tuhan, ini bukan wajah seorang pembohong. Tidak lama kemudian, ia meminta nabi mengajarkan Islam, dan ia pun memeluknya.”

Aisyah Ra., istri Nabi Muhammad Saw yang cantik dan cerdas, pernah membuat kesaksian ketika ditanya orang tentang pribadi suaminya itu.

Kemudian, ia mengatakan: “Kama khuluquhul al-Qur’an (Perilakunya adalah al-Qur’an).” Kitab suci umat Islam ini juga telah menyatakan “Wa innaka laalaa khuluqin ‘azhiim (Kamu memang orang yang berbudi luhur). Inilah makna keteladanan. []

Tags: KeteledananmodelNabi Muhammad SAW
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID