• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Musala SPBU: Sejuta Manfaat vs Fasilitas Setengah Hati

Perhatian pemilik dan pengelola SPBU terhadap fasilitas umum seperti musala, masih rendah di Indonesia yang notabene berpenduduk mayoritas muslim

Rochmad Widodo Rochmad Widodo
23/12/2022
in Pernak-pernik
0
Musala SPBU

Musala SPBU

457
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Usai melihat jam dan menyadari jalan macet hampir tidak bergerak, saya langsung membatin. Waktu shalat Ashar sudah mepet. Hanya ada dua alternatif tempat shalat. Di SPBU TB Simatupang di depan, atau dilanjutkan sampai SPBU Perempatan Fatmawati. Karena kalau sampai di Carefour Lebak Bulus, pasti sudah masuk magrib. Akhirnya, saya pun memutuskan. Biar tenang dan aman salat di musala SPBU depan. Begitu mobil dan beberapa motor di depan mulai bergerak, saya langsung pindah dari lajur tengah ke kiri.

Sore itu sepanjang jalan TB Simatupang , Jakarta Selatan memang padat merayap. Kondisi seperti itu tampaknya sudah berlangsung sejak pandemi mereda. Soalnya beberapa kali lewat di jam sama selalu macet, bahkan saya lihat di tol juga mengular panjang hampir tak bergerak.

Selang tidak lama di jalur kiri, saya akhirnya berhasil melipir ke SPBU. Tak membuang waktu, langsung turun dari mobil dan ke musala. Meski sudah di penghujung waktu, saya merasa lega telah menunaikan salat Ashar. Terlebih musalanya nyaman. Usai dzikir saya juga sempat santai sejenak menikmati suasana sekaligus melepas lelah. Baru kemudian turun.

Desain Musala

Saat beranjak menuju ke mobil, saya melihat ada tiga anak putri berhijab juga baru keluar dari pintu musala putri yang teletak di bawah tangga di SPBU TB Simatupang itu. Tampaknya seperti seorang mahasiswi. Awalnya saya tidak begitu memperhatikan dan lansung masuk ke mobil. Tapi begitu menyalakan mesin mobil, saya sempat tertarik memperhatikan anak-anak itu di balik kaca spion.

Mereka tampak di depan tangga gantian berfoto. Lalu menyempatkan diri juga mengambil pose di dinding samping yang tampak estetik. Di situlah saya menyadari, desain musala SPBU di TB Simatupang memang berbeda dari kebanyakan musala SPBU. Desainnya artistik, bersih, nyaman, dan cukup luas.

Baca Juga:

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

Soft Spoken: Menanamkan Nilai Tata Krama pada Anak Sedari Kecil

Tobat Transportasi: Sebuah Perenungan atas Kemacetan

Kritik tanpa Kesalingan: Ketika Patriarki Jadi Senjata Sepihak

Terpampang juga di dinding tangga, “Musala Al Amin”, nama musalanya. Pengalaman saya selama salat di berbagai SPBU, jarang ada musala SPBU yang diberi nama seperti itu. Bahkan, sedih jika membandingkan kondisi SPBU lain dengan SPBU TB Simatupang, karena umumnya masih sangat jauh, timpang, dan memprihatinkan.

Alasan Menjadi Pilihan dan Niat Mulia

Saat ini jumlah SPBU di Jakarta dan bahkan kota-kota kecil sudah cukup banyak. Jarak antara satu dengan yang lain, umumnya relatif tidak jauh. Terkadang letaknya sekarang hampir seperti minimarket. Jika di sisi kanan jalan ada SPBU, bisa kita pastikan di sisi kiri dengan jarak tidak jauh juga terdapat SPBU. Tak jarang bahkan hanya berseberangan. Artinya, kepastian jarak adanya musala SPBU jauh lebih pasti dibandingkan musala ataupun masjid umum.

Hidup di Jakarta dan juga kota-kota besar di Indonesia, macet di jalan seakan menjadi bagian dari kehidupan yang tidak bisa kita hindari. Musala SPBU seringkali menjadi alternatif paling efektif untuk menunaikan salat dibandingkan musala atau masjid umum. Di samping karena kepastian jarak adanya SPBU lebih pasti. Juga karena musala SPBU memiliki keunggulan ada fasilitas umum lain.

Ada mesin ATM, toilet, minimarket, pengisian angin, dan pastinya pengisian bahan bakar. Jadi saat shalat di musala SPBU, bisa sekaligus memanfaatkan berbagai fasilitas yang mereka sediakan itu. Mulai buang air, cuci muka, mengambil uang tunai atau transfer di ATM, beli makan atau camilan, mengisi angin, mengisi bahan bakar, dan bahkan sekaligus istirahat sejenak. Sekali berhenti bisa melakukan banyak hal dan hemat waktu. Ini kelebihan jika salat di musala SPBU dibandingkan musala atau masjid biasa.

Di sisi lain jika melihatnya dari sisi fikih muamalah, dalam hal ini jual beli (al-bai’), penyediaan fasilitas di SPBU seperti musala, toilet, mesin ATM, dan lain sebagainya itu, sebenarnya bukan inti dari transaksi jual beli-nya. Namun niat mulia pemilik SPBU dalam memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan. Ibarat sebagai bonus pemilik SPBU kepada pembelinya. Jika meminjam istilah Mubadalah dari Kiai Faqih, wujud dari implementasi nilai-nilai kemaslahatan dan kerahmatan dalam jual beli antara penjual kepada pelanggan.

Masih Setengah Hati

Sayangnya, niat mulia itu terkesan masih setengah hati. Perhatian pemilik dan pengelola SPBU terhadap fasilitas umum seperti musala, masih rendah di Indonesia yang notabene berpenduduk mayoritas muslim. Kebanyakan mereka bangun alakadarnya, bahkan kotor, tidak terawat, terkadang bau, dan sempit. Fasilitas penunjang seperti tempat wudhu, toilet, juga masih banyak yang kotor.

Hal ini selaras dengan penemuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tahun 2016 saat menguji keakuratan dan mengevaluasi seluruh pelayanan SPBU, termasuk toilet dan musala. Dalam uji tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa, dari 48 SPBU hanya 6 SPBU yang toiletnya memenuhi espektasi konsumen, dan bahkan hanya 4 SPBU yang musalanya memenuhi espektasi konsumen. Artinya, hampir rata-rata kondisi fasilitas musala dan toilet di SPBU memang masih jauh dari harapan.

Padahal keberadaan musala di dan toilet SPBU sebenarnya memiliki alasan pendorong paling besar bagi konsumen memutuskan masuk ke SPBU, selain kehabisan bahan bakar. Sebab, bagi orang muslim yang merupakan penduduk mayoritas di Indonesia, menunaikan salat adalah kewajiban.

Fasilitas Toilet dan Musala SPBU masih Jauh dari Layak

Hal itu seolah seperti tidak disadari oleh para pemilik dan pengelola SPBU. Tentu jika musala SPBU bisa diperhatikan dengan baik dari sisi kebersihan, kenyamanan, dan juga sejumlah fasilitas pendukungnya. Akan turut semakin memperbanyak pelanggan yang datang dan membawa keberkahan tersendiri dari pemilik dan pengelolanya.

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga. (HR. Ibnu Majah)

Jika mengacu pengistilahan dalam hadits tersebut, tentu betapa lebih mulia jika musala di SPBU tersebut mereka bangun lebih baik baik lagi, juga lebih indah, luas, dan lebih bersih. Beserta fasilitas yang menyertainya seperti tempat wudhu dan toilet. Tentu selain mendapatkan keuntungan bagi pemilik dan pengelola SPBU di dunia, juga akan mendapatkan keuntungan untuk bekal di akhiratnya kelak.

Harapan dan Saling Mendukung

Musala Al Amin SPBU TB Simatupang bisa menjadi percontohan musala SPBU lain. Mulai dari desain yang unik, bangunan luas, rapi, nyaman, dan bersih. Termasuk pemilihan letak bangunan di belakang tidak berdekatan dengan pengisian bahan bakar juga keputusan bagus, mengingat demi ketenangan dan kenyamanan saat menunaikan shalat di musala agar tidak terganggu suara bising kendaraan.

Hal utama lainnya adalah kondisi tempat wudhu dan toilet yang bersih dan rapi. Antara perempuan dan laki-laki juga dipisah. Bahkan yang menarik, penjaganya sangat sigap, jika ada yang menggunakan toilet, setelahnya langsung petugas bersihkan. Selain itu yang tak kalah penting, memiliki tempat parkir memadai, baik untuk kendaraan roda empat maupun roda dua.

Jika berkaca 5 atau 7 tahun silam, kondisi musala atau masjid SPBU rest area di berbagai tol juga tidak kalah memprihatinkan dibanding SPBU jalan umum saat ini. Namun setelah mendapat perhatian serius pemerintah dan pengelola rest area, sekarang sudah jauh lebih bagus.

Bahkan sejumlah rest area terdapat masjid mewah dan artistik. Artinya, jika musala dan masjid di rest area bisa mereka buat menjadi lebih bagus dan nyaman untuk beribadah, tentu musala di SPBU jalan umum pun tidak mustahil bisa mereka perbaiki.

Selanjutnya, tentu para pengunjung dan pelanggan SPBU juga harus mendukung untuk menggunakan fasilitas yang ada dengan baik, bijak, serta tidak membuang sampah sembarangan. Wujud dari bagian relasi saling menghormati, saling menolong/bekerjasama (ta’awun), dan saling melindungi fasilitas yang telah diberikan dengan baik oleh pemilik dan pengelola. Wallahu a’lam bish-shawab. []

Tags: Fasilitas UmumKesalinganMusalaPelangganSPBU
Rochmad Widodo

Rochmad Widodo

Rochmad Widodo adalah Asisten Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadits, Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama-Pemimpin Berakhlakul Qur’ani Berwawasan Kebangsaan di Kota Bekasi.

Terkait Posts

Menyusui Anak

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version