• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nabi Muhammad Saw Melarang Berbuat Kezhaliman kepada yang Berbeda Agama

Nabi Muhammad Saw kemudian memilih untuk membayar sendiri uang tebusan darah (diat) Abdullah bin Sahl Ra yang terbunuh itu. Bukan dengan membebankan kepada orang-orang Yahudi yang tidak bersalah tersebut

Redaksi Redaksi
10/07/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kezhaliman

Kezhaliman

677
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam sebuah hadits, ada kisah teladan Nabi Muhammad Saw yang menceritakan bahwa nabi menolak segala bentuk kezhaliman kepada mereka yang berbeda agama.

Kisah tersebut dicatat dalam berbagai kitab hadits, terutama dua kitab yang paling otoritatif, Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Kisah tersebut menceritakan bahwa ada beberapa orang Islam, karena anggota keluarga mereka terbunuh, menuduh orang-orang Yahudi yang membunuhnya. Orang Yahudi tidak terima dengan tuduhan itu. Nabi Muhammad Saw diajak untuk ikut mendukung.

Namun, nabi menolak dan memilih untuk membayarkan diat (uang tebusan) seseorang yang terbunuh itu untuk keluarga mereka daripada harus menjatuhkan hukuman kepada orang-orang Yahudi yang tidak terbukti melakukan pidana tersebut.

Kisah ini diriwayatkan oleh Sahl bin Abu Hatsmah Ra tentang keluarga buyutnya yang hidup pada masa Rasulullah Saw, yaitu Abdullah bin Sahl Ra dan Mahisah bin Sahl Ra yang suatu saat pada masa Nabi Muhammad Saw pergi ke daerah Khaibar yang dihuni oleh orang-orang Yahudi.

Baca Juga:

Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-haknya di Hadapan Nabi

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Mereka berjalan terpisah, dan tiba-tiba mendapati saudaranya, Abdullah bin Sahl Ra terbunuh. Mahisah bin Sahl Ra terkejut dan langsung menemui dan menuduh orang-orang Yahudi yang tinggal di Khaibar sebagai pelakunya.

“Kalian, pasti, yang membunuh Abdullah,” kata Mahisah bin Sahl Ra menuduh mereka.

“Demi Allah, kami tidak membunuhnya,” jawab orangorang Yahudi.

Mereka tidak terima dengan tuduhan yang dilontarkan oleh Mahisah bin Sahl Ra kepada mereka. Namun, Mahisah bin Sahl Ra bersikukuh dan pulang ke kabilahnya, menceritakan kejadian tersebut, dan keyakinannya bahwa yang membunuh adalah orang-orang Yahudi Khaibar.

Mendatangi Nabi Muhammad Saw

Keluarga Mahisah bin Sahl Ra datang menemui Nabi Muhammad Saw meminta dukungan agar nabi menekan orang-orang Yahudi Khaibar.

Awalnya, nabi percaya, dan menyatakan,

“Mereka orang Yahudi harus menebus (uang diat) atas kematian anggota keluarga kalian, atau mereka harus siap berperang dengan kami (karena melanggar perjanjian damai untuk tidak membunuh)”. Ini diungkapkan oleh nabi kepada keluarga Mahisah bin Sahl Ra. ketika datang menghadap beliau.

Lalu, Nabi Muhammad Saw mengirimkan surat kepada orang-orang Yahudi di Khaibar dengan memberi dua pilihan tersebut: bayar tebusan atau berperang. Orang-orang Yahudi membalas surat nabi dengan menyatakan:

“Demi Allah, kami tidak membunuhnya.”

Membaca surat berisi sumpah orang-orang Yahudi itu, Nabi Muhammad Saw bersabda kepada keluarga Mahisah bin Sahl Ra yang menuntut darah Abdullah bin Sahl Ra.

“Apakah kalian bersedia bersumpah 50 kali bahwa kalian yakin yang membunuh Abdullah bin Sahl adalah orang-orang Yahudi Khaibar, agar kalian berhak menuntut balas darahnya?.”

“Tidak bersedia, wahai Rasul,” jawab mereka.

“Kalau begitu, aku akan meminta orang-orang Yahudi untuk bersumpah 50 kali bahwa mereka tidak membunuhnya. Sehingga mereka akan terbebas dari tebusan dan hukuman yang menjadi tuntutan kalian,” sabda Nabi Muhammad Saw.

“Tetapi, mereka bukan Muslim. Tidakkah sumpah mereka bisa kita terima?,” tanya keluarga Mahisah bin Sahl Ra.

“Ya, sumpah mereka saya terima, dan mereka terbebas dari tuntutan kalian,” jawab nabi.

Nabi Saw Melindungi

Nabi Muhammad Saw kemudian memilih untuk membayar sendiri uang tebusan darah (diat) Abdullah bin Sahl Ra yang terbunuh itu. Bukan dengan membebankan kepada orang-orang Yahudi yang tidak bersalah tersebut.

Hal ini tidak lain agar tidak terjadi kezhaliman kepada orang-orang non-Muslim. Sekalipun dan tidak terjadi perang antara umat Islam dan orang Yahudi karena alasan yang tidak jelas.

Kisah ini bisa kita temukan kitab-kitab hadits utama umat Islam, seperti Shahih al-Bukhari (hadits nomor 7279), dan Shahih Muslim (hadits nomor 4438 dan 4441).

Demikianlah, kisah orang-orang Yahudi, yang sering orang-orang sebut sebagai yang paling kasar kepada umat Islam.

Namun demikian, Nabi Muhammad Saw. tidak bersedia bersekongkol secara jahat untuk menzhalimi mereka.

Persekongkolan jahat untuk menzhalimi manusia, sekalipun bukan beragama Islam, adalah bertentangan ajaran dasar Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan akhlak mulia Nabi Muhammad Saw. []

Tags: berbeda agamaBerbuatKezhalimanmelarangNabi Muhammad SAW
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

18 Juli 2025
Rabi’ah al-Adawiyah

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Menjadi Pemimpin

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID