• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Nyai Rahmi Kusbandiyah : Perempuan Merdeka itu Bebas yang Bertanggung Jawab

"Kemerdekaan bukan berarti bebas lepas. Kemerdekaan adalah kebebasan yang bertanggung jawab," katanya

Redaksi Redaksi
19/08/2022
in Aktual
0
Nyai Rahmi

Nyai Rahmi

316
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Makna kemerdekaan bagi perempuan menurut jaringan ulama KUPI, Nyai Rahmi Kusbandiyah adalah sebagai kebebasan bagi semua perempuan Indonesia untuk menentukan masa depannya sendiri.

Lebih lanjut, Nyai Rahmi menyampaikan, bahwa perempuan merdeka itu adalah perempuan yang ikut serta memberi peran dalam konsensus besar di Republik Indonesia.

“Kemerdekaan bukan berarti bebas lepas. Kemerdekaan adalah kebebasan yang bertanggung jawab,” katanya, saat Mubadalah.id hubungi, belum lama ini.

Sementara itu, Nyai Rahmi mengajak untuk memaknai kembali apa arti kemerdekaan itu.

Dalam pandangan Nyai Rahmi, di masa lalu, defisini kemerdekaan berkaitan erat dengan penjajahan. Kedua kata tersebut memiliki makna yang berlawanan. Merdeka atau tidak terjajah.

Baca Juga:

Ki Hajar Dewantara: Antara Pendidikan dan Perjuangan Kelas Pekerja

Nafkah Menurut Pandangan Ulama KUPI

Kiprah Ulama Perempuan, Sejarah Hingga Masa Kini

Disabilitas Berhak Bebas dari Stigma

Sementara kemerdekaan pada saat itu adalah bebas dari penjajahan.

Pengertian inilah, lanjutnya, yang tertanam dalam benak sanubari para pendiri bangsa. Kemudian tertulis sebagai bagian dari paragraf awal pembukaan konstitusi kita.

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.”

Merdeka adalah lepas dari belenggu penjajahan fisik. Mengapa membutuhkan kemerdekaan ?

Paragraf ketiga pembukaan UUD 1945 menegaskan: supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas.

“Dalam pandangan kami, kemerdekaan adalah universal tidak hanya berkaitan dengan gender atau batasan-batasan lain,” tegasnya.

Karena itu, Nyai Rahmi mengungkapkan, ketika makna kemerdekaan tersebut dilekatkan kepada suatu keadaan, “maka kemerdekaan itu harus sesuai dengan konsensus atau kesepakatan bersama,” tukasnya. (Rul)

Tags: bebasBertanggung jawabkemerdekaanNyai Rahmi Kusbandiyahperempuan merdekaulama KUPI
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID