• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim Menurut Pandangan Islam

Penting bagi kita untuk melestarikan udara yang sehat dan bersih untuk keberlangsungan hidup kita. Merusak alam berarti merusak  dan membahayakan diri sendiri

Layyin Lala Layyin Lala
07/02/2023
in Publik
0
Pencemaran Udara

Pencemaran Udara

867
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Permasalahan lingkungan yang kerap kali kita temui terutama di lingkungan perkotaan adalah adanya kualitas udara yang buruk atau tercemar. Adanya peningkatan jumlah transportasi, bertambahnya penduduk, peningkatan konsumsi menyebabkan aktivitas industri yang meningkat. Hal ini menjadikan kualitas lingkungan menurun, udara semakin kotor, dan tidak sehat.

Selain faktor di atas, pencemaran karbon dioksida (CO2) juga menjadi faktor terjadinya pemanasan global. Pemanasan global membuat suhu bumi meningkat sebanyak dua derajat celsius. Adanya peningkatan suhu ini berdampak pada alam dan mata pencaharian manusia. Pada bidang perikanan, banyak ikan-ikan yang mulai bermigrasi dan tidak dapat berkembang biak.

Pada bidang pertanian, tanah menjadi semakin kering dan suhu udara panas menyebabkan kualitas tanaman kurang segar. Selain itu, masyarakat adat yang menggantungkan hidupnya pada alam semakin lama sukar menemukan sumber daya alam karena terjadinya kerusakan hutan dan sumber air.

Dalam Al-Qur’an, udara disebut sebagi jaww al-sama’ yang memiliki makna benda yang meliputi bagian atas dari bumi seperti lapisan ozon, atmosfer, biosfer, dan lain sebagainya). Manusia dalam perjalanan hidupnya sangat bergantung pada udara. Saat terlahir, manusia menghirup udara pertama kalinya. Saat manusia meninggal, udara menjadi gejala tanda kematian di mana manusia akan berhenti bernafas. Maka, penting bagi kita untuk selalu menjaga kualitas udara agar selalu bersih dan tidak beracun.

Al-Qur’an Bicara tentang Udara

Udara dalam Al-Qur’an  memiliki kaitan dengan angin. Kalam rihan thayyiban bermakna udara yang baik, bersih, dan tidak tercemar. Dalam surat Fushshilat ayat 16 yang berarti “Maka kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya siksa akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan”.

Selain Al-Qur’an, terdapat suatu hadist nabi yang riwayat Abu Dawud mengenai kisah seorang shabat Muhajirin yang ingin pindah rumah karena memiliki tetangga seorang yahudi yang sering membakar sampah sehingga menghasilkan udara kotor dan tercemar. Saat para sahabat membantu seorang sahabat Muhajirin memindahkan barang-barangnya, lantas tetangga Yahudi itu menanyakan mengapa sahabat Muhajirin pindah? Setelah dijelaskan oleh sahabat-sahabat lain perihal sahabat Muhajirin yang tidak tahan kondisi udara kotor, tercemar, dan pengap, maka tetangga Yahudi meminta maaf dan tidak akan lagi mengulangi kebiasaan untuk membakar sampah.

Baca Juga:

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

Dari hikmah di atas dapat kita simpulkan bahwa Islam sangat peduli dengan kelestarian udara. Tidak hanya dalam Al-Qur’an, kisah seorang sahabat Muhajirin dan tetangga Yahudi pun memberikan kita hikmah untuk tetap menjaga kualitas udara baik karena kebutuhan dasar manusia mencakup udara yang bersih, sehat, dan tidak tercemar.

Mengapa udara bisa tercemar?

Mengapa ada pencemaran udara? Hal ini karena berbagai macam aktivitas manusia yang menyebabkan kualitas udara berkurang. Gas rumah kaca adalah gas yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu suhu rata-rata di permukaan bumi yang meningkat. Gas-gas ini adalah karbon dioksida, metana, dll.

Penyebab utama gas rumah kaca dan pencemaran udara yang dilakukan oleh manusia adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara. Saat ini, banyak rumah tangga dan pabrik menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber utama energi. Saat pembakaran bahan bakar fosil, gas-gas berbahaya seperti karbon dioksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida terlepaskan ke udara.

Selain itu, penggunaan pupuk dan pestisida di berbagai lokasi juga menyebabkan pencemaran udara. Pupuk dan pestisida mengandung bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dan menyebabkan kualitas udara menurun.

Aktivitas industri juga menyebabkan gas rumah kaca dan pencemaran udara. Industri menghasilkan berbagai jenis gas berbahaya yang menyebabkan kualitas udara menurun. Beberapa contoh gas berbahaya yang dihasilkan oleh industri adalah karbon dioksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida.

Selain itu, berbagai aktivitas lainnya juga menyebabkan gas rumah kaca dan pencemaran udara. Seperti perburuan liar, deforestasi, dan pengelolaan sampah yang tidak tepat. Semua aktivitas ini mengurangi jumlah pohon dan tanaman yang dapat menyerap gas berbahaya dan menghasilkan oksigen.

Apa yang dapat dilakukan?

Pertama, kita harus mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Kita dapat menggunakan kendaraan umum seperti bus, kereta api, atau sepeda untuk berangkat ke tempat kerja atau kegiatan lainnya. Selain itu, kita juga dapat berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor yang ramah lingkungan. Ini akan membantu mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap knalpot.

Kedua, kita harus membatasi penggunaan alat-alat rumah tangga yang menghasilkan asap. Misalnya, kita dapat membatasi penggunaan oven, mesin cuci, dan alat pengering. Kita juga harus memastikan bahwa peralatan rumah tangga tersebut berfungsi dengan baik dan dilakukan perawatan secara berkala untuk meminimalisir emisi asap.

Ketiga, kita harus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Kita harus beralih ke sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air untuk menghasilkan listrik. Ini akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan pencemaran udara.

Keempat, kita harus menerapkan pola hidup hijau. Kita harus mengurangi konsumsi produk dengan pembungkus yang berlebihan dan mengurangi penggunaan plastik. Ini akan membantu mengurangi sampah yang terbuang ke lingkungan sehingga dapat mengurangi pencemaran udara.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melestarikan udara yang sehat dan bersih untuk keberlangsungan hidup kita. Merusak alam berarti merusak  dan membahayakan diri sendiri. Kita perlu menciptakan tempat tinggal yang nyaman dan sehat agar kita dapat hidup berkelanjutan (sustainable living). (Bebarengan)

 

Tags: Energi TerbarukanIsu LingkunganPencemaran UdaraPerubahan IklimUdara Bersih
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

COC

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

18 Juli 2025
Sirkus

Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

17 Juli 2025
Disabilitas dan Kemiskinan

Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 

17 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID