• Login
  • Register
Kamis, 9 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Upaya Mendorong Penghargaan bagi Instansi yang Mengusut Tuntas Kasus Kekerasan Seksual

Kasus kekerasan seksual banyak terjadi karena tidak ada keseriusan aparat penegak hukum dalam menanganinya. Banyaknya pelaku yang masih berkeliaran membuat mereka merasa aman dan bebas melakukan kejahatan berkali-kali

mahdiyaazzahra mahdiyaazzahra
10/03/2022
in Publik
0
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual

55
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Banyak sekali kasus kekerasan seksual yang ditutup-tutupi dengan dalih “menjaga nama baik”. Padahal semakin lama bangkai disimpan, baunya tercium jua. Selain itu alasan ini benar-benar merugikan korban dan sangat tidak manusiawi. Pelaku bisa bebas berbuat dan melanjutkan karier, sementara korban terjebak dengan trauma dan lukanya. Bahkan banyak yang kariernya makin melejit serta menyerang korban dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Instansi yang menutupi kasus denan dalih menjaga nama baik sebenarnya hanya sedang memelihara nama buruk. Begitu kasus terungkap ke khalayak, instansi justru akan dihujat dan dinilai tidak bertanggung jawab. Alih-alih mendapatkan nama baik, instansi tersebut justru mendapat stigma negatif dan dihindari masyarakat.

Perlu disadari bersama, sekarang ini masyarakat sudah melek, banyak komunitas yang membela korban, media dan LBH juga membuka kesempatan selebar-lebarnya untuk memberikan dukungan dan advokasi. Sudah saatnya instansi berhenti menutupi kasus-kasus dan malah menyangkalnya. Instansi harus membuktikan bahwa mereka selalu menjaga integritas. Mereka harus membuktikan bahwa kantor mereka diisi oleh manusia yang berbudi luhur dan melawan kezaliman.

Mereka merepresentasikan masyarakat Indonesia apakah masih bermoral dan menjunjung tinggi akhlak mulia atau tidak. Mereka justru menekan dan menyerang korban, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Apa yang bisa diharapkan dari pesantren yang melindungi pelaku kekerasan seksual? Bagaimana masyarakat akan belajar tentang akhlak dan meneladani Nabi, jika tempat mereka belajar agama justru menjadi tempat terjadinya kekerasan? Suatu perbuatan keji dan sangat tidak manusiawi.

Apa yang bisa diharapkan dari perguruan tinggi dan sekolah yang berisi pelaku-pelaku kekerasan seksual? Bagaimana siswa belajar tentang moral jika pendidiknya tidak bermoral? Apa yang bisa dipelajari dari instansi pemerintah yang justru menjadi sarang pelaku kekerasan? Apa yang bisa diharapkan dari aparat penegak hukum yang justru membebaskan dan melindungi pelaku?

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan
  • Emak, Ijah tak Ingin Menikah
  • Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual
  • Sosok Nyai Hj. Hindun Anisah; Sosok Ulama Perempuan

Baca Juga:

Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan

Emak, Ijah tak Ingin Menikah

Nabi Perintahkan Kita Lindungi Warga dari Kekerasan Seksual

Sosok Nyai Hj. Hindun Anisah; Sosok Ulama Perempuan

Aparat penegak hukum yang konon katanya pengayom masyarakat justru malah menjadi bagian dari pelaku yang justru menjebak korban. Dimana kah tempat aman bagi perempuan dan anak-anak? Dimana tempat aman bagi kaum yang lemah?

Instansi yang mengusut tuntas kasus kekerasan seksual perlu diberi penghargaan khusus. Alih-alih mendapat stigma negatif, masyarakat justru akan mendukung penuh. Alih-alih menghindari instansi tersebut, masyarakat justru ingin masuk ke dalamnya, karena kasus di instansi tersebut selalu diusut tuntas. Instansi yang mengusut kasus kekerasan berarti pro pada korban, membela yang lemah, yang pastinya mendukung kemanusiaan. Memanusiakan manusia.

Instansi yang mengusut dan mempublikasikan kasus kekerasan justru menjadi tempat aman karena integritas dan komitmennya. Instansi yang memberikan layanan bantuan hukum dan trauma healing pada korban justru menjadi instansi panutan. Sebaliknya instansi yang melindungi pelaku hanya akan menjadi benalu dalam masyarakat.

Sudah saatnya instansi dan aparat penegak hukum bangun dari mimpi panjangnya. Saat ini komunitas dan LBH sudah bersatu untuk mendukung korban. Saat ini media sosial menjadi alat untuk saling mendukung. Masyarakat sudah teredukasi, korban mulai bersuara, lembaga memberi perlindungan, terapi, dan advokasi.

Pemerintah harus bertindak tegas dalam hal ini. Untuk menjaga moral bangsa, perlu dibuat penghargaan bagi instansi yang mengusut kasus kekerasan seksual. Banyak orang yang masih takut akan nama baik meski harus menyakiti orang lain. Mereka lebih baik berbuat zalim daripada nama baiknya hancur.

Padahal instansi yang baik adalah yang menjaga moral dan memanusiakan manusia. Bagi orang-orang seperti ini, penghargaan lah yang paling tepat diberikan jika mengusut tuntas kasusnya. Mereka tak memiliki integritas, hasrat mereka duniawi, uang dan ketenaran adalah segala-galanya. Maka mereka perlu diberi ketenaran dengan penghargaan agar bisa memanusiakan manusia. Agar mereka bersikap layaknya manusia.

Penghargaan ini harus dibuat sebesar dan semeriah mungkin agar semua instansi dan pihak termotivasi. Semua jajaran atasan dan bawahan saling bahu membahu mencari tahu kasus kekerasan dan melaporkannya. Pemerintah juga perlu membuat sanksi bagi instansi yang sengaja menutupi kasus kekerasan seksual. Hal ini bertujuan agar ada efek jera bagi seluruh kalangan. Pelaku juga harus diberi sanksi berat agar semua orang tidak semena-mena pada korban.

Kasus kekerasan seksual banyak terjadi karena tidak ada keseriusan aparat penegak hukum dalam menanganinya. Banyaknya pelaku yang masih berkeliaran membuat mereka merasa aman dan bebas melakukan kejahatan berkali-kali.

Selain itu pemerintah juga perlu dengan segera mengesahkan RUU TPKS agar kekerasan seksual bisa berkurang. Di samping itu korban juga mendapatkan pendampingan dan terapi yang dibutuhkan. Bukan malah ditertawakan dan dikucilkan sebagaimana yang terjadi selama ini. Semoga seluruh korban dan masyarakat Indonesia dilindungi. Semoga pemerintah senantiasa diberi petunjuk agar selalu melindungi dan mengayomi rakyatnya. []

Tags: KekerasaanKekerasan AnakKekerasan seksualPerlindungan KorbanRUU TPKS
mahdiyaazzahra

mahdiyaazzahra

Mompreneur Pengajar tahsin Gusdurian Riau

Terkait Posts

Ketahanan Pangan

Mengupayakan Ketahanan Pangan Berbasis Laut

9 Februari 2023
Gempa Turki

Gempa Turki dan Suriah, serta Refleksi Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana

9 Februari 2023
Kampung Adat Kranggan

Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota

8 Februari 2023
Sunat Perempuan

Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan : Memahami Bahaya P2GP

8 Februari 2023
Pencemaran Udara

Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim Menurut Pandangan Islam

7 Februari 2023
NU Merangkul Feminisme

Feminis-NU-isme: Ketika “NU Merangkul Feminisme”

7 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gempa Turki

    Gempa Turki dan Suriah, serta Refleksi Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengupayakan Ketahanan Pangan Berbasis Laut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pukul Istrimu, Walaupun Dia Memiliki Lisan yang Kasar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Saw Menolak Segala Bentuk Kekerasan Suami Kepada Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Suami Istri Itu Harus Saling Berbakti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dalam Memutuskan Permasalahan, Nabi Saw Kerap Melibatkan Istri
  • Berkah Bertetangga dengan Sikap Saling, Bukan Paling
  • Suami Istri Itu Harus Saling Berbakti
  • Belajar Menafsirkan Al Qur’an Bersama Buya Husein
  • Nabi Saw Menolak Segala Bentuk Kekerasan Suami Kepada Istri

Komentar Terbaru

  • Mengupayakan Ketahanan Pangan Berbasis Laut pada Perempuan dalam Advokasi Ketahanan Pangan
  • Gempa Turki dan Suriah, Refleksi Kearifan Lokal Mitigasi Bencana pada Belajar Mitigasi Banjir dari Kearifan Lokal Masyarakat Aceh
  • Kisah Inspiratif Perjuangan Muslimah untuk Gerakan Masjid pada Benarkah Suara Perempuan Aurat?
  • Rancunya Marital Rape di Benak Masyarakat Kita - Mubadalah pada Perkosaan dalam Perkawinan Itu Ada
  • Ayah, Mengapa Engkau Berbeda? pada Apresiasi untuk Ayah dan Ibu yang Merawat Anak Bersama
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist