• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Pentingnya Memilih Pasangan yang Cerdas secara Emosional

Seseorang dengan karakter mindfulness tentu memiliki kesadaran terhadap dimensi waktu, masa lalu, masa kini, dan masa depan

rahmaditta_kw rahmaditta_kw
23/09/2023
in Personal
0
Memilih Pasangan Cerdas Emosional

Memilih Pasangan Cerdas Emosional

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kecerdasan emosional merupakan aspek dalam diri manusia yang sangat berguna dalam memahami diri, berinteraksi dengan oranglain, mengontrol emosi dan sikap memutuskan pilihan. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi tentu memiliki konsep diri yang kuat sehingga tetap tenang ketika menghadapi konflik.

Sedangkan seseorang dengan kecerdasan emosional rendah cenderung akan bersikap agresif ketika menghadapi konflik atau permasalahan baik itu secara personal atau intrapersonal.

Menurut Daniel Golemen seorang pakar ilmu psikologi,  ia mengungkapkan bahwa, kecerdasan emosional (EQ) berperan 80% dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Sedangkan IQ hanya berperan 20% dalam mencapai kesuksesan.

Maka, kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang besar untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Tentu kesuksesan dan kebahagian ini meliputi aspek kehidupan yang luas, seperti konsep diri yang kuat, karir, keluarga, hubungan sosial masyarakat.

Fenomena Krisis Keluarga dan Hubungan Kecerdasan Emosinal

Beberapa waktu sempat media dihebohkan dengan berita tentang kehidupan selebritis dalam isu perselingkuhan sampai perceraian. Kondisi tersebut  adalah beberapa wajah dari bagaimana krisis keluarga bisa terjadi.

Baca Juga:

Bukan Tak Mau Menikah, Tapi Realitas yang Tak Ramah

Cara Mengatasi Rasa Jenuh dalam Kehidupan Rumah Tangga

Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

Mengutip pendapat Siti Maryam dalam sebuah artikel ilmiah, mengungkapkan bahwa krisis keluarga ini  lahir dari sumber-sumber dan strategi adaptif yang tidak efektif dalam memecahkan masalah dan keluarga menjadi kurang berperan dalam mengaplikasikan fungsi ideal keluarga.

Mengapa krisis keluarga memiliki hubungan erat dengan kecerdaan emosional seseorang? Tentu jawaban dari pertanyaan tersebut tidak hanya satu faktor.

Namun dalam konteks hubungan keluarga, manifestasi dari kecerdasan emosional adalah pemahaman citra diri, tanggung jawab, komunikasi interaktif, pengambilan keputusan dan strategi coping (strategi melepaskan stress) serta pemecahan solusi dalam permasalahan  keluarga.

Hal ini mengingatkan saya, ketika ada seorang tokoh pembicara seminar mengungkapkan bahwa “ayah dan ibu yang tidak sukses dalam mendidik anak adalah mereka yang belum selesai pada dirinya sendiri”. Dengan demikian begitu erat kaitannya kecerdasan emosional dengan kebahagaiaan dalam sebuah keluarga.

Mengapa Perlu Memilih Pasangan yang secara Cerdas Emosional?

Seperti yang telah saya utarakan di awal pembahasan, bahwa kecerdasan emosional mempengaruhi keberhasilan dan kebahagiaan seseorang dalam mengarungi hidup. Pun demikian dalam kehidupan keluarga.

Maka, kecerdasan emosional juga dapat menjadi salah satu kriteria dalam memilih pasangan. Berikut beberapa alasan mengapa kamu perlu memilih pasangan yang cerdas secara emosioanal:

Pertama, Memiliki konsep diri yang kuat, konsep diri adalah tentang bagaimana seorang individu memandang  dirinya. Konsep diri lahir dari pengalaman interaksi sosial yang dilakukan individu, sehingga melahirkan beberapa aspek di antaranya citra diri (bagaimana individu memandang dirinya), aspek afektif (bagaimana individu memiliki self acceptance dalam menerima kekurangan dalam diri) dan penghargaan diri sendiri (self esteem).

Kaitannya dengan memilih pasangan cerdas secara emosional adalah, ia yang cerdas secara emosional tentu memiliki konsep diri yang kuat. Sehingga individu tersebut mampu memahami diri sendiri dengan baik mengenai kelebihan dan kekurangannya.

Kedua, Strategi Coping. Strategi coping menurut King (2020), ialah upaya seseorang untuk mengelola keadaan dan mendorong untuk memecahkan masalah kehidupan dan cara seseorang untuk mengatasi stress.

Reaksi alarm ketika merasakan ancaman dari stress. Setiap individu dapat merespon dengan flight (melarikan diri dari masalah) atau fight (menghadapi masalah dan menyelesaikannya).

Untuk itu, sebelum memutuskan memilih pasangan, pastikan terlebih dahulu strategi coping dan respon ketika calon pasangan menghadapi konflik permasalahan. Dengan demikian begitu penting memilih pasangan yang dapat mengenali strategi coping dengan baik agar ketika menghadapi masalah dapat menemukan solusi.

Ketiga, Memiliki empati. Empati adalah cara seseorang untuk memahami orang lain, baik perasaan, pemikiran, rasa senang dan rasa sedih serta pandangan hidup individu.

Memahami dan merasakan setiap bagian dari emosi dan kognitif oranglain melahirkan “perasaan diterima” dalam sebuah hubungan interaksi pasangan.

Bukankah sangat bahagia ketika kita hidup berdampingan dengan seseorang yang dapat memahami penuh empati atas pemikiran dan perasaan kita? Tentu proses komunikasi dan diskusi yang terjalin akan sangat sehat.

Memiliki Falsafah Hidup Mindfulness

Memiliki cara pandang Mindfulness. Mindfulness adalah cara berfikir dengan penuh makna. Seseorang dengan karakter mindfulness tentu memiliki kesadaran terhadap dimensi waktu, masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Seseorang yang memahami demensi waktu berarti menyadari secara penuh bahwa masa lalu adalah bagian dari Pelajaran, masa kini adalah perjuangan dan masa depan adalah harapan.

Di era 5.0 saya rasa banyak sekali orang terjebak pada masa lalu, dan seseorang yang terburu-buru atau cemas akan pada masa depan.

Individu dengan kecerdasan emosional matang tentu akan sangat memahami dimensi waktu yang sedang berjalan. Ia menjadikan dimensi waktu sebagai bagian dari pembelajaran hidup. Bukankah sangat membahagiakan jika kita dapat memiliki pasangan begitu mindful dalam hidup ini?

Dari pemaparan tersebut dapat ditarik benang merahnya bahwa memilih pasangan yang cerdas secara emosional itu sangat penting, karena hal itu berkaitan dengan kesuksesan dan kebahagian dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. []

 

 

 

 

 

 

Tags: CintaJodohKecerdasan Emosionalmemilih pasanganrumah tangga
rahmaditta_kw

rahmaditta_kw

Alumni Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga tahun 2023, Prodi Interdisciplinary Islamic Studies, Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam. Sekarang ini aktif sebagai pengajar dan pembelajar bersama anak millenial.

Terkait Posts

Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

26 Juni 2025
Menemani Laki-laki dari Nol

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

25 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID