• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perempuan: Fitnah Laki-laki?

Dalam ideologi atau kebudayaan patriarki, fitnah sering dihubungkan kepada perempuan. Bahkan, acapkali dikatakan “perempuan adalah sumber fitnah”

Redaksi Redaksi
16/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Fitnah

Fitnah

333
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Fitnah dalam bahasa Arab pertama-tama berarti “cobaan” atau “ujian”. Namun, kata tersebut juga sering bermakna hal-hal yang menggoda, mengganggu, membuat gara-gara, atau mendorong orang berbuat tidak baik (provokasi).

Dalam ideologi atau kebudayaan patriarki, fitnah sering dihubungkan kepada perempuan. Bahkan, acapkali dikatakan “perempuan adalah sumber fitnah”. Istilah lain yang kemudian populer adalah “perempuan adalah makhluk penggoda”.

Oleh karena itu, manusia jenis kelamin perempuan oleh banyak kebudayaan harus dirumahkan, ditutup rapat, tidak boleh bergaul dengan laki-laki, dan seterusnya.

Bahkan jika terjadi perkosaan, maka mereka (perempuan) bukannya mereka bela sekalipun menjadi korban, melainkan justru sering kali dipandang sebagai pihak yang salah. Misalnya, karena korban memperlihatkan bagian tubuhnya atau karena keluar malam. Jarang sekali masyarakat menyalahkan pihak pelaku yang laki-laki, padahal ia yang melakukan kejahatan. Aneh dan memang tidak masuk akal.

Sesungguhnya, sumber fitnah juga bisa dari pihak laki-laki. Sebuah cerita menarik pernah terjadi pada zaman Umar bin Khathab, Khalifah ar-Rasyidun kedua. Suatu hari Umar keliling kampung di Madinah. Tiba-tiba ia mendengar seorang perempuan sedang bersenandung nyanyian puitis:

Baca Juga:

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

Jangan Tanya Lagi, Kapan Aku Menikah?

Adakah jalan menuju rumah Wishky
Biar aku dapat meminumnya
Adalah jalan menuju Nashr bin Hajjaj
Biar aku dapat menemuinya

Umar segera memanggil Nashr. Ketika ia tiba di hadapannya, Umar melihat seorang pemuda tampan dengan rambutnya yang memikat. Umar menyuruhnya mencukur gundul.

Begitu selesai, Umar melihat masih ada sisa-sisa ketampanan wajahnya yang masih cukup memikat perempuan. Akhirnya, Umar mengisolasinya ke Basrah, Irak, dan membiarkannya hidup sampai tua.

Namun, di negeri tersebut, seorang perempuan juga tergila-gila pada Nashr. Abu Musa al-Asy’ari, sang gubernur, segera mengusirnya ke Persia. Dan di negeri ini, ia tetap saja menjadi idola bagi para perempuan.

Kemudian, Utsman bin Abi al-Ash ats-Tsaqafi, gubernur Persia mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Khathab di Madinah. Umar membalas suratnya dengan mengatakan agar menggundulinya dan menetap di masjid. Ketika Umar mati terbunuh, Nashr kembali ke Madinah. []

Tags: fitnahlaki-lakiperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID