• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perempuan Garda Terdepan Pembangunan Desa

Keterlibatan peran perempuan dalam pembangunan desa penting sekali untuk menghasilkan kebijakan yang ramah, sensitif dan tepat  pada  kebutuhan perempuan

Mahmudah Mahmudah
25/02/2021
in Personal
0
Pembangunan Desa

Pembangunan Desa

133
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beruntunglah saya, mendapatkan tugas menjadi Patriot Desa Jawa Barat di Desa Karyamukti, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Berdasarkan peraturan daerah nomor 140/Kep-19-Pem/1983 pada tanggal 22 Januari 1983, desa ini terbentuk dari pemekaran Desa Cipeles.

Saya jadi punya kesempatan untuk terlibat dalam pembangunan desa. Adapun Desa Cipeles ini merupakan daerah yang memiliki bentuk permukaan tanah berupa dataran dengan ketinggian wilayah di mana kantor desa berlokasi sekitar 40 meter di atas permukaan laut.

​Di desa ini saya bertemu seorang perempuan bernama Ibu Enung Ratnawati. Beliau sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Saat ini menjadi seorang kepala Desa Karyamukti. Sudah tiga periode beliau menjabat. Ia aktif dalam setiap rapat-rapat di desa. Setiap pertemuannya selalu meminta melibatkan perempuan dalam setiap pembangunan desa.

Dalam masa kepemimpinannya sebagai kepala desa penyusunan anggota rapat tertulis di struktur organisasi terdapat 50 persen aparatnya perempuan. Tujuannya adalah memperkuat keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa melalui jalur pemerintahan.

​Adapun tanggapan aparat desa dan masyarakat lain tentang perempuan menjadi kepala desa ataupun aparat desa tidaklah menjadi masalah. Justru para laki-laki merasa senang karena mereka bisa bergerak, bisa berdaya, bisa bersuara, dan bisa beraktivitas sesuai yang mereka inginkan. Tidak banyak anggapan bahwa perempuan yang terlibat dalam pembangunan desa mengabaikan rumah tangganya. Sebaliknya, saling mendukung, memahami dan bertukar peran. Sebab mereka bisa lebih bermanfaat  bagi orang banyak.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • Salahkah Memilih Childfree?
  • Nalar Kritis Muslimah: Menghadirkan Islam yang Ramah Perempuan
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Baca Juga:

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

Salahkah Memilih Childfree?

Nalar Kritis Muslimah: Menghadirkan Islam yang Ramah Perempuan

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

​Ibu kepala desa memiliki tekad kuat ingin desanya mandiri seperti desa-desa lain, misalnya seperti desa Ponggoh yang berada di Yogyakarta. Ia ingin desanya sejahtera, mandiri secara ekonomi dan tidak ada lagi garis kemiskinan. Kegiatan-kegiatan desa yang sering diikuti adalah pertemuan membahas program-program pembangunan desa ke depan. Masyarakat diajak untuk berpikir kritis dalam melihat pembangunan desa.

​Salah satu usulannya, ingin membuat pelatihan arum jeram dan penguatan pengelolaan  BUMDes. Juga, mengusulkan agar Desa Karyamukti menjadi desa wisata, diantaranya ingin membuat agrowisata jambu kristal dan mangga gedong gincu dan wisata arum jeram. Inilah yang kemudian bisa dimasukkan ke BUMDes. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, mengoptimalkan sumber daya alam untuk kebutuhan masyarakat dan menjadi alat pemerataan dan pertumbuhan ekonomi di Desa Karyamukti.

​Kegiatan yang seringkali aktif dilakukan perempuan-perempuan Desa Karyamukti adalah perkumpulan ibu-ibu PKK, majlis taklim, dan kelompok wanita tani. Hal ini sebagai wadah agar perempuan Desa Karyamukti semakin aktif dan memiliki ruang untuk berkumpul melakukan hal-hal produktif.

Hadirnya perempuan di posisi-posisi strategis pembangunan desa, memberi otoritas kepada perempuan untuk membuat kebijakan yang dapat berkontribusi besar dalam hal memperjuangkan keadilan. Pembangunan desa yang melibatkan perempuan secara tegas termuat dalam UU No. 6 Tahun 2014 pasal 7 ayat 3 tentang penataan desa, bermakna mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, yang di dalamnya adalah perempuan.

Menurut buku Nalar Kritis Muslimah karya Dr. Nur Rofi’ah, Bil. Uzm, bahwa perempuan memiliki pengalaman yang unik dan berbeda dengan laki-laki karena perbedaan struktur biologis yang dimiliki. Pengalaman ini tentu saja otomatis membutuhkan kebijakan yang tepat untuk menjawab kebutuhan tersebut.

​Keterlibatan peran perempuan dalam pembangunan desa penting sekali untuk menghasilkan kebijakan yang ramah, sensitif dan tepat  pada  kebutuhan perempuan. Kerja-kerja perempuan  bukan lagi dalam ranah domestik, akan tetapi sudah harus merambat luas dalam ranah publik sebagai pengambil kebijakan. Namun, ini semua perlu ada dorongan, support system dan kerja-kerja bersama. Supaya perempuan bisa lebih berdaya, sejahtera, mandiri, inovatif dan kolaboratif dalam membangun desanya.

Hal tersebut, tertera dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti QS. al-Qashas ayat 23 yang menjelaskan bahwa perempuan-perempuan yang aktif melakukan kerja-kerja di berbagai bidang seperti dua putri Nabi Syu’aib AS, yakni sebagai peternak yang tak pernah lelah menggembalakan kambing dengan penuh tanggung jawab dan bersaing dengan banyak penggembala laki-laki.

Lalu, dalam QS. an-Naml ayat 23 ada Ratu Balqis, di mana ia merupakan pemimpin perempuan negara Saba’ yang terkenal adil dan mampu membawa kemakmuran untuk seluruh rakyatnya. Selanjutnya, dalam QS. al-Baqarah ayat 233, ada Ibunda Nabi Musa dan Halimatus Sa’diyah yang merupakan ibu susu Nabi Muhammad SAW yang bekerja di sektor jasa. []

 

Tags: Pembangunan Desapemimpin perempuanpengalaman perempuanperempuan
Mahmudah

Mahmudah

Alumni Pondok Pesantren Buntet, Cirebon. Saat ini pemberdayaan di Patriot Desa Jawa Barat dan aktif di organisasi PMII Cabang Cirebon. Menyukai isu-isu keperempuanan, kesehatan reproduksi, kegiatan kemasyarakatan dan perdamaian.

Terkait Posts

Target Ibadah Ramadan

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

25 Maret 2023
Memilih Childfree

Salahkah Memilih Childfree?

24 Maret 2023
Rukhsah bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Rukhsah bagi Ibu Hamil dan Menyusui Saat Ramadan

23 Maret 2023
Menjadi Minoritas

Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

21 Maret 2023
Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist