• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perempuan Ulama Indonesia

Di Makkah, ia belajar lagi kepada para ulama, antara lain Syekh Yasin al-Padani, seorang ahli hadits terkemuka, kelahiran Padang, Sumatera Barat. Ia kemudian mendirikan Madrasah Lil Banat, sekolah untuk kaum perempuan

Redaksi Redaksi
17/10/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Perempuan Ulama Indonesia

Perempuan Ulama Indonesia

804
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di Indonesia, kita mengenal sejumlah perempuan ulama. Beberapa di antaranya ialah Rahmah el-Yunusiyah, pendiri Perguruan Diniyah Putri, Padang Panjang.

Nama perempuan ulama ini begitu populer, bukan hanya di negaranya, Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Ia memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar, Kairo.

Rahmah belajar di Diniyah School, sekolah milik kakak sulungnya, sebuah sekolah agama yang menggunakan sistem koedukasi. Siswa laki-laki dan perempuan berada dalam ruang kelas yang sama. Saat itu, masih sangat sedikit perempuan yang belajar di sekolah.

Ia merasa gelisah melihat perempuan di daerahnya belum mendapatkan pendidikan yang sama seperti laki-laki, terutama pendidikan agama. Padahal, menurutnya, Islam tidak pernah membedakan perempuan dan laki-laki untuk menuntut ilmu.

Rahmah sadar benar bahwa hanya dengan pendidikanlah, ia bisa memajukan kaumnya, dan bisa mengeluarkan kaumnya dari kebodohan serta keterbelakangan.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

Ia menyampaikan kata-kata yang sangat mengesankan, “Saya harus mulai sekarang. Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Ya, saya harus mulai, meski saya yakin akan banyak pengorbanan dituntut dari diri saya.”

Kata “pengorbanan”, boleh jadi bermakna resistensi atau stigmatisasi dari komunitasnya. Ini terkait dengan cara pandang (perspektif ) patriarkis yang masih sangat kuat di dalam masyarakat. Apalagi, perspektif bias gender itu mendapat legitimasi dari pandangan keagamaan.

Nyai Khairiyah Hasyim

Nyai Khairiyah Hasyim adalah perempuan ulama Indonesia. Beliau merupakan putri kedua pendiri NU dan guru para ulama Indonesia, Hadratusyekh KH. Hasyim Asy’ari, kakek Gus Dur.

Ia lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 1906. Sejak kecil, Nyai Khairiyah dididik ayahnya mengaji al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman dasar.

Pada usia 13 tahun, ia menikah dengan santri KH. Hasyim Asy’ari, yaitu Maksum Ali dari keluarga Pesantren Maskumambang, Gresik. Pada 1921, KH. Maksum Ali kemudian membuka Pesantren Seblak.

Selanjutnya, pada 1933, KH. Maksum Ali wafat. Kepemimpinan pesantren beralih ke Ibu Nyai Khairiyah. Ini berlangsung hingga 1938. Ia kemudian menikah lagi dengan Kiai Muhaimin.

Nyai Khairiyah dikenal perempuan cerdas dan rajin. Tidak ada orang meragukan kadar intelektualitasnya. Selain memperoleh ilmu keislaman dari ayahnya, ia juga belajar kepada paman-pamannya yang merupakan para ulama besar.

Suami pertamanya, Kiai Ma’shum Ali adalah pengarang kitab Amtsilah at-Tashrifiyah, buku babon ilmu sharaf. Nyai Khairiyah aktif mengaji kepada mereka dan kemudian menguasai sejumlah kitab kuning.

Kemudian, bersama suaminya, Kiai Muhaimin, Nyai Khairiyah berangkat haji, lalu tinggal bermukim di kota suci itu selama lebih dari 10 tahun. Ada yang mengatakan sampai 20 tahun.

Di Makkah, ia belajar lagi kepada para ulama, antara lain Syekh Yasin al-Padani, seorang ahli hadits terkemuka, kelahiran Padang, Sumatera Barat. Ia kemudian mendirikan Madrasah Lil Banat, sekolah untuk kaum perempuan.

Setelah kembali ke tanah air, ia aktif dalam dunia pendidikan, mengasuh para santri di pesantren, dan terlibat aktif dalam Bahtsul Masail, suatu forum kajian ilmiah ala pesantren dan Nahdlatul Ulama. []

Tags: IndonesiaperempuanRahmah el-Yunusiyaulama
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID