• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Perusahaan Milik Perempuan Muslim Kanada Memproduksi Pakaian Olahraga Ramah Muslim dan Sikh

Napol Napol
31/07/2019
in Aktual
0
Perusahaan Milik Perempuan Muslim Kanada

Perusahaan Milik Perempuan Muslim Kanada membuat activewear ramah muslim dan sikh

15
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dengan pesatnya pertumbuhan industri pakaian olahraga, sangat penting untuk memastikan bahwa semua kelompok minoritas dari seluruh penjuru dunia harus terwakilkan, dan mempertimbangkan mereka dalam hal ini menjadi sangat perlu. Ini persoalan khususnya di Amerika Utara, di mana kelompok minoritas berada dalam populasi yang lebih besar yang sering dengan mudah ditampilkan berkali-kali di media dan pasar global.

Suatu hal yang menggembirakan bahwa model-model seperti Halima Aden bisa tampil di sampul majalah-majalah mainstream seperti ‘Vogue’, dan dengan bangga mengenakan pakaian renang yang sopan dalam ilustrasi majalah sports, sementara perusahaan-perusahaan seperti ‘Thawrih’ memastikan untuk terus mendukung para atlit dan orang-orang yang memilih untuk memakai pakaian sopan dari berbagai jenis pilihan pakaian aktif.

Situs MuslimGirl mewawancarai CEO dan salah satu pendiri ‘Thawrih’, Sarah Abood, untuk menggali lebih jauh tentang misi mereka dan peran yang mereka mainkan dalam komunitas mereka. Apa yang mereka temukan sangat menarik:

‘Thawrih’ adalah Perusahaan milik perempuan muslim Kanada, Sarah Abood yang berbasis di Ottawa yang telah memecahkan banyak hambatan dengan karya mereka. Di tahun 2017, ide pakaian itu terbesit di benak Sarah saat ia mengetahui bahwa para pelanggan di gym-nya merasa sangat kesulitan untuk berolahraga dengan banyaknya keringat dan tidak dapat diaksesnya pakaian yang mereka kenakan untuk berolahraga. Banyak perusahaan pakaian olahraga yang ada pada saat itu, tapi banyak orang di sekitar Sarah yang mengeluh bahwa pakaian yang ada tidak cukup modis, bahkan untuk latihan fisik biasa.

Di sekitar waktu yang sama, Sarah memulai organisasi non-profit untuk para pengungsi Suriah di Ottawa yang tidak bisa mendapat pekerjaan karena hambatan bahasa, transportasi dan budaya. Oleh karena itu, Sarah memulai perusahaan pakaian di mana para pengungsi dari tempat berbeda seperti Suriah, Irak, Angola, dan kaum minoritas lainnya bisa bekerja dari rumah untuk membuat pakaian. Kesempatan memperoleh biaya hidup ini dibuat untuk memberdayakan para pengungsi ini dengan rasa nyaman. Dengan tekad memastikan mereka yang membutuhkan ini mendapatkan kesempatannya, juga memberdayakan secara finansial para pendatang baru, kaum minoritas dan pengungsi, ‘Thawrih’ juga menyediakan kesempatan pekerjaan bagi para pelajar universitas dari Ottawa, yang dimulai dengan kerja magang.

Baca Juga:

Penguatan Wawasan Keislaman bagi Aktivis Perempuan

Integrasi Islam dan Ekologi: Inovasi Kurikulum Green Islam di Pesantren Ath Thaariq

Pakaian Muslimah adalah Produk Budaya

Suara Hati Perempuan Foundation Turut Berpartisipasi dalam Peringatan 16HAKTP

Sarah menemukan bahwa setelah dimulainya ‘Thawrih’, orang-orang di sekitarnya lebih termotivasi untuk pergi ke gym. ‘Thawrih’ berlanjut sukses dengan penjualan lebih dari 900 produk ke 23 negara di dunia. Pencapaian luar biasa mereka lainnya di lingkup masyarakat Kanada adalah bahwa ‘Thawrih’ menjadi acuan utama untuk pembuatan pakaian aktif bagi kaum minoritas yang bekerja di kepolisian Ottawa.

‘Thawrih’ tidak hanya memproduksi pakaian olahraga yang sopan untuk perempuan Muslim, mereka juga memberanikan diri membuat turban sporty untuk orang Sikh. Usaha yang sangat mempersatukan, bukan?

“Thawrih” berarti “merevolusionerkan”, dan di Thawrih HQ, mereka yakin bahwa revolusi itu dimulai dengan pemberdayaan dalam kekuatan, pergerakan, dan menjadi diri sendiri. Terlebih lagi, revolusi itu datang dengan sisi sehat dari rasa bangga membantu dan memberdayakan para pendatang dan kaum minoritas.

Tujuan mereka mengarah pada inklusivitas, baik dari segi ukuran maupun kesopanan, dan ‘Thawrih’ berhasil bertahan pada misi terpuji mereka di dalam industri yang kompetitif ini:

“Misi kami adalah merevolusionerkan pakaian olahraga untuk mereka yang memiliki kewajiban agama dan budaya sehingga olahraga mudah diakses oleh semua kalangan.”

Mereka berniat untuk terus membuat pakaian untuk lebih dari satu agama, dan menciptakan sebuah keluarga bagi orang-orang yang telah termarginalkan.

Tags: aktivis perempuanFashionPakaian muslimahSumber Inspirasi
Napol

Napol

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Rahasia Rasa

    Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak
  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID