• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Refleksi Hadis Hijau untuk Sumber Daya Alam dalam Perspektif Islam

Mari menghijaukan bumi dengan langkah-langkah sederhana dari diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat.

Layyin Lala Layyin Lala
12/03/2025
in Publik
0
Sumber Daya Alam

sumber daya alam

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak pernah bisa lepas dari sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan kita. Sehingga, keberadaanya menjadi hal yang sangat penting untuk menunjang kesejahteraan bersama. Dalam Islam sendiri, sumber daya alam menjadi bagian dari prinsip sosial untuk kebutuhan peradaban. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي خِدَاشٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: المُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ: فِي الكَلَإِ وَالمَاءِ وَالنَّارِ

Abu Khidash meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, “Orang-orang Muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api (sumber energi).” (HR. Abi Dawud, hadis ke-3477).

Dalam hadis tersebut menunjukkan bahwa Islam memiliki pandangan yang jelas mengenai pengelolaan sumber daya alam yang tidak membolehkan adanya monopoli oleh individu atau kelompok tertentu.

Air, padang rumput (tanah dan pepohonan), serta api (energi) merupakan kebutuhan mendasar yang harus tersedia bagi seluruh umat tanpa adanya kepemilikan eksklusif. Hadis tersebut seolah menegaskan kita bahwa kesejahteraan bersama lebih utama ketimbang kepentingan individu yang dapat merugikan masyarakat luas.

Baca Juga:

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

Refleksi Hadis Hijau untuk Keberlanjutan Alam

Akhir-akhir ini kita sudah tidak asing lagi dengan kabar tentang kebakaran hutan, gagal panen, hingga kelangkaan bahan pangan. Hal ini terjadi karena sumber daya alam yang mengalami kerusakan menyebabkan perubahan iklim akibat aktivitas manusia. Jika kerusakan sumber daya alam terus berlanjut, maka kehidupan seluruh umat manusia akan terancam. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ قَامَتْ عَلَى أَحَدِكُمْ الْقِيَامَةُ وَفِي يَدِهِ فَسْلَةٌ فَلْيَغْرِسْهَا

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika hari kiamat telah menjelang sementara di tangan kalian masih terdapat bibit tanaman, maka tanamlah bibit itu.”(Musnad Ahmad 12491).

Hadis diatas menegaskan bahwa Rasulullah menganjurkan kita untuk menanam bibit tanaman sekalipun dunia akan terjadi kiamat. Hadis tersebut memperkuat pesan Rasulullah agar kita tetap melestarikan dan merawat sumber daya alam apapun kondisinya.

Oleh karenanya, penting bagi kita untuk terus mempertahankan sumber daya alam sampai generasi yang akan datang. Jika di generasi kita saja sumber daya alam sudah mulai rusak, terbatas, dan menipis, maka generasi yang akan datang dapat terancam kehidupannya. Hal tersebut sangat bertentangan dengan pesan yang Rasulullah sampaikan.

Memakmurkan Bumi sebagai Wujud Syukur kepada Allah

Alam yang telah Allah ciptakan sejatinya adalah sarana bagi kita untuk berbuat kebaikan dan pahala. Hal tersebut dijelaskan dalam hadis yang berbunyi:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْغُبَرِيِّ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidakkah seorang Muslim menanam tanaman atau bercocok tanam, lantas burung-burung, manusia, atau hewan memakan (hasilnya), melainkan demikian itu adalah shodaqoh.” (Sahih Muslim 1553 a, Buku 22, Hadis ke-12).

Hadis tersebut berisikan pesan bahwa Islam memberikan panduan yang jelas dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tersebut menegaskan bahwa menanam pohon dan melestarikan alam merupakan amal ibadah yang membawa keberkahan. Sebagai umat Muslim, kita memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga bumi dan memakmurkannya.

Menjaga kelestarian alam untuk mempertahankan sumber daya alam merupakan salah satu bentuk ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah. Seiring dengan semakin nyatanya dampak perubahan iklim, kita perlu merenungkan sejauh mana sikap dan kontribusi kita dalam menjaga bumi ini?

Sudahkah kita bersikap bijak dalam menggunakan air dan energi? Apakah kita sudah mengambil makanan secukupnya? Apakah kita sudah mengelola sampah yang kita hasilkan? Sudahkah kita menanam pohon dan melestarikan lingkungan? Ataukah justru kita sedang menjadi bagian pihak-pihak yang merusak lingkungan demi kepentingan pribadi?

Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita bahwa sekecil apapun upaya yang kita lakukan dalam melestarikan alam, maka akan bernilai sedekah dan memberi manfaat bagi kehidupan. Oleh karenanya, mari menjadikan keberlanjutan alam untuk pelestarian sumber daya alam menjadi bagian dari Ibadah kita. Juga menjadi bentuk kepedulian kita terhadap masa depan.

Mari menghijaukan bumi dengan langkah-langkah sederhana dari diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat. Melalui langkah-langkah kecil dan dilakukan secara kolektif, maka kita tidak hanya menyelamatkan masa depan kita sendiri. Namun, juga menyelamatkan masa depan generasi mendatang bagi anak-anak dan cucu kita. []

 

Tags: Alam SemestaHadis HijauIbu BumiIsu LingkunganSumber Daya Alam
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

28 Juni 2025
Patung Molly Malone

Ketika Patung Molly Malone Pun Jadi Korban Pelecehan

27 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID