Bulan November di Indonesia selalu dikenal dengan bulan kepahlawanan karena adanya peringatan hari Pahlawan pada 10 November. Tetapi selain hari kepahlawanan, tidak hanya di Indonesia, pada setiap tanggal 14 di bulan November sejak tahun 2007, WHO mengajak kepada seluruh dunia untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day) mengingat Diabetes merupakan penyumbang 2% dari 70% angka kematian di dunia yang disebabkan oleh penyakit tidak menular.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), hingga Mei 2020 terdapat 463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan prevalensi global mencapai 9,3 %. Bahkan di Indonesia sendiri penyakit ini menempati urutan ke tujuh dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi dan menempati posisi silent killer ketiga setelah jantung koroner dan stroke.
Penyakit diabetes atau diabetes militus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), kerja insulin, atau keduanya berdasarkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni). Adanya kelainan pada insulin, oleh sebab itu biasanya penyandang diabetes cenderung diminta untuk menjaga dan mengecek kadar gula darah secara rutin.
Kepatuhan dalam menjaga kadar gula darah secara rutin tentu membutuhkan manajemen yang baik tidak hanya antara pasien dengan tenaga medis melainkan juga pada caregiver dan masyarakat yang peduli dan sadar akan diabetes serta kebijakan nasional dengan pendekatan terintegritas. Caregiver penyandang diabetes adalah seseorang yang bertugas untuk menjaga, membantu, menyemangati, merawat penyandang diabetes dalam memenuhi kebutuhannya agar dapat mengelola dan menjaga kadar gula dalam darah agar tetap stabil.
Caregiver biasanya dapat dilakukan oleh individu baik yang berasal dari latar belakang pendidikan kesehatan, komunitas, maupun pihak keluarga. Dalam hal ini, ada beberapa peran caregiver yang sangat dibutuhkan oleh penyandang diabetes untuk menjaga kadar gula darah dalam tubuh. Pertama, edukasi tentang diabetes.
Semakin sering caregiver mendapatkan edukasi dan informasi seputar penanganan dan perawatan untuk penyandang diabetes dengan tepat, maka akan semakin baik proses pengontrolan gula darah. Mengedukasi caregiver juga dapat menekankan laju peningkatan penyandang diabetes untuk generasi yang akan datang karena bertambah individu yang melek informasi dan peduli terkait diabetes.
Kedua, melakukan perencanaan nutrisi dengan mengatur pola makan sehat dan gizi seimbang. Menurut Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM perencanaan nutrisi pola makan sehat dan gizi seimbang yang baik untuk penyandang diabetes adalah menghitung jumlah kalori yang akan dikonsumsi oleh penderita diabetes berdasarkan jenis makanan dan berat badan penyandang diabetes. Dari hasil perhitungan tersebut akan diketahui porsi yang dapat dikonsumsi oleh penyandang diabetes.
Selain itu, penyandang diabetes juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung isomaltulosa sebagai karbohidrat lepas lambat untuk membuat kenyang lebih lama dalam menjaga kadar gula darah, dan juga sumber serat yang mengandung indeks glikemik rendah. Selain itu tentu nutrisi lainnya seperti kalsium, Vitamin D, A, C, E, Zinc dan juga mineral untuk menjaga daya tahan tubuh.
Hal ini tentu tidak bisa caregiver ketahui apabila caregiver tidak ikut serta ketika penyandang diabetes melakukan kontrol rutin. Mengapa? karena menghitung kalori harus dilakukan dan diketahui oleh ahlinya dalam hal ini adalah dokter spesialis maupun ahli gizi yang sesuai dengan bidangnya. Oleh karena itu terapi obat dan pemantauan gula darah secara rutin menjadi peran caregiver yang ketiga karena tentu setiap penyandang diabet memiliki terapi obat dan kadar gula yang berbeda dengan penyandang diabetes lainnya.
Terakhir melakukan aktivitas fisik yang rutin dan pola hidup yang sehat. Mungkin sebagian orang sudah terbiasa melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga secara mandiri. Tetapi tentu akan lebih menyenangkan jika dapat memiliki teman ketika melakukan aktivitas fisik sehingga kegiatan tersebut tidak terasa membosankan.
Apalagi jika penyandang diabetes adalah orang yang sudah lanjut usia, sehingga tentu mereka akan lebih senang jika ada yang menemaninya berolahraga mengingat fisik mereka tidak lagi seoptimal seperti sebelum menyandang diabetes.
Selain itu caregiver juga bisa menyarankan dan menemani penyandang diabetes untuk melakukan olah raga ringan yang menyenangkan dan disukai oleh penyandang diabetes namun dapat dilakukan secara rutin serta berkala. Karena yang terpenting dari kegiatan ini adalah menjadikan olahraga sebagai kebiasaan baik sehingga menjadi pola hidup yang sehat dan dapat meminimalisir terjadinya komplikasi penyakit lainnya. []