• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Sayyidah Aisyah dan Nishfu Sya’ban

Hotimah Novitasari Hotimah Novitasari
08/04/2020
in Hukum Syariat
0
10
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Nishfyu Sya’ban artinya dalam Bahasa Arab adalah pertengahan, sedangkan Sya’ban merupakan nama salah satu bulan dalam kalender Hijriyah, sehingga bermakna pertengahan bulan Sya’ban. Ada apakah dibulan Sya’ban sehingga Nabi menganjurkan kita untuk melakukan amalan-amlan ibadah yang diutamakan?

Pertengahan Sya’ban tahun 2020 ini bertepatan pada 9 April (15 Sya’ban). Namun ada keutamaan berpuasa tiga hari di pertengahan Sya’ban, berarti pada tanggal 7, 8, 9 April 2020 atau 13, 14, 15 Sya’ban 1441 H. Puasa tersebut boleh dilakukan pada 8 April (13 Sya’ban) saja karena sudah memasuki malam Nishfu Sya’ban.

Namun, jangan terburu berpuasa sunnah pada Nishfu Sya’ban ya, ada kisah Sayyidah Aisyah yang menarik kita ketahui. Sayyidah Aisyah suka mengqadha Puasa Ramadhan di Bulan Sya’ban. Dalam (Ibnu Hajar al Asqalani, Fathul Bari Li Ibni Hajar, [Beirut : Darul Ma’rifah, 1379], juz 4, h. 191) menjelaskan bahwa, Sayyidah Aisyah tidak mampu menqadha puasa Ramadhannya kecuali di bulan Sya’ban.

Aisyah tidak pernah puasa sunnah sekalipun baik 10 hari bulan Dzul Hijjah, tidak pula 10 hari di bulan Asyura’ dan sebagainya. Hal tersebut bukan karena Aisyah tidak menyukai membayar tanggungan puasa segera, namun aktivitasnya sebagai pendamping nabi begitu padat.

Sehingga, ia lebih mengutamakan memenuhi kewajibannya terlebih dahulu sebelum amalan sunnahnya. Sesuai pandangan Aisyah bahwa, puasa sunnah bagi orang yang masih memiliki tanggungan puasa Ramadhan hukumnya tidak diperbolehkan. Untuk apa mengerjakan yang sunnah jika yang wajib belum kita lakukan. Maka, yang masih memiliki tanggungan Puasa Ramdhan tahun lalu segera diselesaikan Sya’ban ini ya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Baca Juga:

Makna Hijab Menurut Para Ahli

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Selain berpuasa, masih ada amalan dan keutamaan yang lain. Pada Nishfu Sya’ban, malaikat akan mengangkat catatan amal ibadah manusia selama 1 tahun, dan Rasulullah menyukai catatan amalnya diangkat dan direkapitulasi dalam kondisi berpuasa dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berdzikir dan bersodaqoh.

Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ar-Ra’ad ayat 39, bahwa Allah berkenan merubah takdir dan menetapkan kembali takdir hambanya yang baru. Oleh karena itu, harapan banyak melakukan amal kebaikan, agar Allah menetapkan takdir kita menjadi lebih baik dengan segala cita-cita kita yang mulia.

Amalan yang baik dan boleh dikerjakan pada Nishfu Sya’ban ini adalah, sholat maghrib berjamaah, sholat hajat 2 rakaat, bershodaqoh, bersholawat sebanyak-banyaknya, membaca surah Yasin 3 kali (usai shalat maghrib).

Bacaan surah yasin yang pertama, untuk memohon usia yang sehat jasmani dan rohani yang penuh manfaat, serta Allah ridhoi. Kedua, untuk memohon Rezeki yang halalan toyyiban, berlimpah dan barokah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, syi’ar agama, dan membantu sesama.

Lalu ketiga, untuk memohon keteguhan iman agar tetap istiqomah dalam kebaikan hingga akhir hayat (Khusnul Khotimah), dan iman itulah yang akan menentukan nasib masa depan seseorang. Serta membaca do’a khusus malam Nishfu Sya’ban sebanyak-banyaknya.

Nah, mulai sekarang kita bisa membagi informasi kebaikan dan keutamana Nishfu Sya’ban kepada saudara dan keluarga kita, agar mereka segera mengatur waktu dan mempersiapkannya. Berdo’a bersama keluarga #DiRumahAja, harapan utama agar Allah swt segera angkat pandemi yang dialami oleh seluruh umat manusia di muka bumi ini, dan bersiap menyambut bulan Ramdhan dengan bahagia serta suka cita. []

Hotimah Novitasari

Hotimah Novitasari

Hotimah Novitasari adalah mahasiswi aktif pascasarjana Studi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Strata satu prodi Sejarah Peradaban Islam di UINSA Surabaya. Aktivis dan penulis muda ini, lahir dan besar di Banyuwangi pada, 13 November 1997. Beberapa pengahargaan yang ia terima atas karya tulisnya adalah; penulis terbaik dalam ajang antology cerpen oleh penerbit anlitersi (2019), peserta terpilih dalam acara Women Writer’s Conference di Cirebon (2019), Penulis terbaik dalam lomba cerpen di Universitas Muhammadiyah Surabaya (2018), jurnal berbasis field research dengan perspektif gender di Fakultas Adab dan Humaniora UINSA dan pemenang cerita pendek perspektif mubadalah mendapat juara 2 nasional yang diadakan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UINSA. Skripsi yang berjudul Kiprah Nyai Azizah Sriwedari Imam (1964-2015) dengan menggunakan konsep Mubadalah.

Terkait Posts

Pernikahan tanpa Wali

Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

3 Februari 2023
Hukum Aborsi

Fatwa KUPI (Bukan) Soal Hukum Aborsi

29 Desember 2022
Khitan Perempuan

OIAA-Cairo: Mengharamkan Khitan Perempuan Sesuai Syari’ah Islam

19 Desember 2022
Khitan Perempuan

Ulama Dunia Desak Hentikan Khitan Perempuan

13 Desember 2022
Hukum Perempuan Haid Membaca Al-Quran

Hukum Perempuan Haid Membaca Al-Quran Menurut Syekh As-Sya’rawi

2 Desember 2022
Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

9 November 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Saw Menyambut Ceria Kehadiran Anak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Bersolidaritas dan Pesan Moral Untuk Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Sahabat Perempuan Pun Pernah Mengajukan Cerai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist