• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Sekte JMS Korea Selatan: Lakukan Pelecehan Seksual Berkedok Agama

Keberanian Maple untuk mengungkap kasus pelecehan seksual oleh JMS berlandaskan  satu hal. Karena ia tidak ingin semakin banyak perempuan menjadi korban seperti dia

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
13/03/2023
in Film, Rekomendasi
0
Pelecehan Seksual

Pelecehan Seksual

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu Netflix baru saja meluncurkan serial dokumenter terbaru berjudul “In the Name of God: A Holy Betrayal”. Seri liputan dokumentasi ini berhasil membongkar kisah gelap 4 sekte besar di Korea Selatan yang melakukan pencucian otak kepada pengikutnya, termasuk pelecehan seksual, untuk mengikuti keinginan sang pemimpin.

Profil JMS

Seri pertama meliput tentang kisah Jeong Myeong Seok yang mendirikan gereja Jesus Morning Star (JMS) di tahun 1980. Awalnya, ia menyebarkan kepercayaan ini melalui pendekatan personal kepada para mahasiswa terdidik di kampus-kampus ternama Korea Selatan. Metode yang ia gunakan pun cukup informal, seperti forum diskusi, serta kegiatan seni dan olahraga. Sehingga, anak-anak muda pun tertarik untuk megikuti materi yang ia sampaikan.

Dalam pengakuannya, Jeong Myeong Seok menceritakan bahwa ia telah membaca Alkitab sampai 2.000 kali. Maka dengan frekuensi tersebut, ia akhirnya mampu menafsirkan isi di dalamnya hingga dapat menyampaikan intisari yang lebih sederhana kepada jamaah.

Selain menyampaikan bahwa ia rajin membaca Injil, Jeong yang lahir pada tanggal 16 Maret merumuskan sebuah teori bahwa tanggal lahirnya bertepatan dengan turunnya reinkarnasi Jesus. Dengan kata lain, di hadapan para pengikutnya, ia menganggap diri sebagai the next Messiah.

Tidak hanya itu, dalam sejumlah kesempatan, ramalan yang ia sampaikan ternyata benar seperti ketika ia menebak siapa pemimpin Korea Selatan selanjutnya. Dan, beberapa kali ia berhasil “menyembuhkan” pengikutnya ketika mereka mengadu padanya ketika sakit.

Baca Juga:

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

Selain “kesaktian” tersebut, Jeong Myeong Seok juga piawai mengumpulkan jamaah. Ia tak hanya berceramah dalam mimbar-mimbar agama, tapi ia juga menggelar acara seni dan kompetisi olahraga yang membuat anak-anak muda berduyun-duyun mengikuti ajarannya.

Deretan Kasus Pelecehan Seksual

Di satu sisi, acara seni dan olahraga yang Jeong adakan ternyata ia jadikan ajang pelecehan seksual. Selama, anak-anak muda berpentas, ia kerap mengincar perempuan-perempuan berparas tinggi dan menarik. Standarnya sendiri adalah perempuan dengan tinggi 170an cm. Ketika ada yang memenuhi kriterianya, ia akan meminta asistennya untuk memanggil perempuan tersebut untuk menghadapnya di kamar tertutup.

Perempuan-perempuan muda yang ia panggil selalu bersemangat ketika mendapat kesempatan menghadap Jeong sebab mereka mengira bahwa mereka akan bertemu langsung dengan reinkarnasi Jesus. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, ketika mereka berhadapan dengan Jeong Myeong Seok, pria paruh baya tersebut akan melihat sosok perempuan di depannya sebagai korban yang akan ia lumat sampai habis. Sebab, ia memiliki tekad untuk meniduri ribuan perempuan sepanjang hidupnya.

Menurut pengakuan para korban dari Jeong, sebelum melancarkan aksinya, Jeong selalu mengaku bahwa ia adalah titisan Tuhan. Dalam kondisi tersebut, ia memaksa alam bawah sadar para korban untuk mau tidak mau harus pasrah dengan apapun yang Jeong lakukan. Setelah itu, Jeong akan melancarkan pujian-pujian pada perempuan-perempuan muda tersebut. Ia akan berkali-kali mengatakan bahwa, “Tuhan menyayangimu, Tuhan mengagumimu.. “

Kemudian pelan-pelan ia melakukan perbuatan tidak senonohnya. Ia terkadang meminta korban untuk telanjang bulat dan bahkan merebahkan diri agar ia bisa memperkosa korban. Ketika korban merasa kesakitan, ia kembali mengulang mantranya bahwa ini adalah cara Tuhan untuk masuk ke dalam dirinya.

JMS Masuk Penjara, Namun Berulah Lagi

Pada tahun 2008, Jeong Myeong Seok akhirnya masuk penjara atas dakwaan pemerkosaan terhadap 3 perempuan pengikutnya. Ia mendapatkan hukuman selama 10 tahun. Namun setelah bebas dari sel tahanan pada tahun 2018, ia kembali melakukan hal yang sama.

Berdasarkan pengakuan salah satu korban, Maple. Ia dilecehkan oleh JMS ketika ia hendak mengadu tentang persoalan pribadinya. Alih-alih mendapatkan nasihat dan ketenangan, di dalam kamar, ia justru diperalat belaka oleh Jeong. Selama dilecehkan, pikiran dan raganya selalu berseberangan. Di satu sisi, ia masih terperangkap oleh pemikiran bahwa Jeong adalah “utusan” Tuhan. Di sisi yang lain, perbuatan bejat yang Jeong lakukan sudah tidak masuk akal, dan ia tak lagi bisa mentolerirnya.

Tak tahan dengan perlakuan yang ia dapatkan, Maple akhirnya memutuskan kabur dengan alasan mengunjungi keluarganya di Hongkong. Sekembalinya ke Korea Selatan, ia memutuskan untuk menceritakan pelecehan seksual yang ia alami melalui konferensi pers dengan para jurnalis. Namun, situasi tersebut tidaklah berjalan lancar. Sebelum membuat pengakuan, ia berkali-kali diteror oleh pengikut JMS. Ia juga diikuti dari bandara ke hotel tempat ia menginap. Untunglah, kru Netflix Korea Selatan sigap membantu Maple untuk menyelamatkan diri.

Keberanian Maple untuk mengungkap kasus pelecehan seksual oleh JMS berlandaskan  satu hal. Karena ia tidak ingin semakin banyak perempuan menjadi korban seperti dia. []

Tags: film dokumenterKorea Selatanpelecehan seksualReview FilmSekte JMS
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Sejarah Indonesia

Dari Androsentris ke Bisentris Histori: Membicarakan Sejarah Perempuan dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

27 Juni 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID