• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Selama 13 Tahun Nabi Muhammad Saw Berjuang Menyerukan Gagasan Profetik

Sejumlah orang mengikuti seruan beliau, tetapi masih lebih banyak lagi yang menentang beliau. Kehadiran nabi dengan gagasan monoteisme itu telah mengganggu ketenangan tradisi, mengancam kekuasaan status quo.

Redaksi Redaksi
09/01/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Profetik

Profetik

614
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Selama 13 tahun lamanya, Nabi Muhammad Saw menawarkan gagasan profetik – humanis. Beliau menyerukan kaum beliau di Makkah untuk beriman kepada Allah Swt.

“Hai manusia, hanya Tuhan saja yang seharusnya kalian sembah, yang kalian agungkan, bukan yang lain,” sabda beliau setiap saat.

Sejumlah orang mengikuti seruan beliau, tetapi masih lebih banyak lagi yang menentang beliau. Kehadiran nabi dengan gagasan monoteisme itu telah mengganggu ketenangan tradisi, mengancam kekuasaan status quo.

Maka, penindasan demi penindasan terhadap nabi dan pengikut beliau terus berlangsung, setiap hari, setiap saat. Dan dengan segala cara: merayu, mengancam, teror, kekerasan fisik, sampai politik isolasi.

Menjelang tahun ke-13 misi profetik Nabi Muhammad Saw, para penentang sudah kehabisan akal dan kehilangan cara untuk menghentikan gerakan dakwah nabi.

Baca Juga:

Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-haknya di Hadapan Nabi

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Di Darun Nadwah, semacam balai sidang/musyawarah mereka berembuk. Suara ingar-bingar dan meledak-ledak penuh emosi memenuhi ruang itu. Berbagai usulan muncul.

Keputusan akhir kemudian diambil: Muhammad harus dibunuh malam hari secara beramai-ramai. Jika klan Muhammad menuntut darahnya, mereka akan patungan untuk memberinya tebusan.

Namun, Jibril segera hadir di kamar nabi dan membisiki soal rencana pembunuhan itu. Syaikh Yusuf an-Nabhani mengungkapkan peristiwa ini dalam puisi na’tiyah-nya:

Dan karena makar mereka, Jibril datang
Mereka gagal total
Dan politisi cerdas mereka hilang akal.

Tuhan segera mengizinkan beliau hijrah ke Yatsrib (kini bernama Madinah). Nabi sendiri merasa begitu berat meninggalkan tanah kelahiran beliau itu.

Namun, nyawa manusia begitu berharga. Beliau selalu menyaksikan betapa banyak nyawa dan derita sahabat-sahabat beliau yang terancam karena mengikuti beliau.

Beliau ingin agar tak ada lagi nyawa melayang sia-sia dan agar mereka tak lagi menderita. Perjuangan masih panjang. Beliau harus meninggalkan Kota Makkah demi keselamatan jiwa-jiwa itu. Lebih dari itu, adalah menyelamatkan kebebasan, keimanan, dan menyebarkan risalah Tuhan yang universal dan mahapenting. []

Tags: 13 TahunBerjuangGagasanMenyerukanNabi Muhammad SAWProfetik
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

18 Juli 2025
Rabi’ah al-Adawiyah

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Menjadi Pemimpin

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID