• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Sufisme Sunan Kalijaga: Perjalanan Tauhid Wali Agung Tanah Jawa

Sunan Kalijaga mengajarkan indahnya menyatu dengan kehidupan layaknya sebuah wayang yang memiliki dalang, yaitu Allah Swt.

Ihza Maulina Ihza Maulina
02/01/2023
in Hikmah
0
Sufisme Sunan Kalijaga

Sufisme Sunan Kalijaga

958
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Siapa yang tidak kenal dengan Sunan Kalijaga? Ialah wali agung yang berasal dari Tanah Jawa dan masuk dalam jajaran para Walisongo. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Sahid, yaitu putra dari pasangan Adipati Wilwatika dan Dewi Nawangrum. Semasa hidupnya, Raden Sahid melakukan pendakian tauhid yang cukup tinggi. Beliau memiliki tekad yang kuat untuk menemukan iman hidayah. Tekad ini bermula dari kegelisahan Raden Sahid yang tidak mampu mengatasi gejolak nafsunya.

Raden Sahid banyak melakukan upaya agar mendapatkan ketenangan. Beliau terus berdoa agar diberikan ketetapan hati, meskipun beliau tetap khawatir atas dosa-dosa dan kesalahan yang dilakukan semasa mudanya tidak dimaafkan Allah Swt.

Raden Sahid juga melakukan uzlah, yaitu menyendiri dan menjauhi urusan duniawi. Beliau juga melakukan pertapaan dan berpuasa. Dalam pertapaan itu, menemukan penyadaran diri atas segala kesalahan dan dosanya di masa lalu. Akhirnya, beliau memutuskan untuk berguru dengan Sunan Bonang.

Berguru Dengan Sunan Bonang

Saat berguru dengan Sunan Bonang, beliau diminta melewati beberapa ujian pertapaan, yakni ngaluwat dan tarak brata. Ngaluwat adalah sebuah pertapaan dengan memendam sebagian tubuh di tanah. Sedangkan tarak brata adalah pertapaan di tepi sungai tanpa makan dan tidur. Beliau berhasil melewati ujian-ujian tersebut hingga Sunan Bonang memberikan gelar kepadanya Sunan Kalijaga. Beliau diangkat sebagai wali penutup melengkapi Walisongo.

Perjalanan sufisme Sunan Kalijaga dan tauhidnya tidak berhenti sampai mendapatkan gelar tersebut. Beliau selalu menambah pengetahuannya untuk menemukan iman hidayah. Melakukan tapa brata di hutan belantara dan menjalani laku kidang.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Sunan Kalijaga juga mendapat perintah Sunan Bonang untuk pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji dengan ketulusan hati. Beliau menerobos hutan, mendaki gunung, menuruni gunung, melewati tebing terjal, dan sampailah di sebuah pantai.  Hingga akhirnya memutuskan untuk mengarungi samudra tanpa menghiraukan bahaya yang akan menghalanginya.

Pertemuan Sunan Kalijaga dengan Nabi Khidir

Saat di samudra, Sunan Kalijaga bertemu dengan Nabi Khidir. Beliau mendapatkan banyak pelajaran dari Nabi Khidir. Atas keberanian dan tekad yang kuat, beliau berhasil melewati perjalanan tersebut. Nabi Khidir mengatakan bahwa perintah Sunan Bonang untuk pergi ke Mekkah memiliki makna betapa sulit menjalani lika-liku kehidupan. Nabi Khidir berkata, “janganlah pergi kalau kau belum tahu apa yang menjadi tujuanmu.”

Lalu, Nabi Khidir meminta Sunan Kalijaga masuk ke dalam rahimnya melalui telinga. Di dalam rahim itu, beliau melihat samudra luas tiada bertepi seperti angkasa raya yang kosong. Hingga beliau tidak bisa membedakan antara bawah, atas, depan, dan belakang. Sekitarnya membuat bingung hingga Nabi Khidir menyeru, “mantapkan hatimu”. Akhirnya Sunan Kalijaga merasakan ketenangan dan mulai melihat cahaya berwarna. Ada empat warna, yakni merah, kuning, hitam dan putih.

Pemilik hati berwarna hitam lebih perkasa, suka marah-marah, mudah sakit hati, tidak bisa berpikir jernih. Warna merah menunjukkan nafsu yang buruk, penuh amarah hingga menutupi hati yang jernih dan tenang. Warna kuning menunjukkan kemampuan diri menghalangi timbulnya pikiran dan tindakan baik. Sedangkan putih membuat hati tenang, damai, dan suci, tanpa pikiran dan keinginan yang macam-macam. Inilah gambaran hati yang dapat dirasakan manusia.

Mencapai Derajat Insan Kamil

Tauhid adalah pengetahuan tentang keesaan Allah Swt. Ilmu ma’rifat harus kita miliki agar memahami makna segala yang kasat mata. Karena sesungguhnya setiap gerak manusia adalah dari Allah. Inilah yang kita sebut dengan ruyati. Apabila hidup disertai kesadaran ruyati, maka akan menjadi kebajikan hidup. Apabila terus kita upayakan hingga berhasil, maka penglihatan itu akan sempurna (kamil). Manusia kita katakan insan kamil kalau dia mengetahui keberadaan Allah.

Tubuh, kita ibaratkan seperti wayang yang pentas di atas panggung. Batang pisang ibaratnya bumi, sedangkan dalang ibaratnya Hyang Permana. Seluruh gerakan kita ditentukan oleh Sang Dalang. Tuan rumah yang menggelar pertunjukkan tidak terlihat. Inilah perumpamaan manusia yang hidup di bumi telah dikendalikan oleh Sang Pencipta. Maka, tidak ada keraguan atas semua ketetapan untuk kita para manusia. Menyatulah dalam segala gerak isi dunia.

Demikian kisah perjalanan tauhid sufisme Sunan Kalijaga. Sang Wali Agung Tanah Jawa yang begitu menyentuh jiwa. Landasan utama ajaran Sunan Kalijaga yaitu laku syariat, tarekat, hakikat dan makrifat. Sufisme Sunan Kalijaga menggunakan media wayang sebagai perumpamaan ajaran ketauhidan. Sunan Kalijaga juga mengajarkan indahnya menyatu dengan kehidupan layaknya sebuah wayang yang memiliki dalang, yaitu Allah Swt. []

 

Tags: islamJawaNusantaraSufismeSunan KalijagaWali Songo
Ihza Maulina

Ihza Maulina

Aktivis Perempuan Pekalongan

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version