• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Teman, Hidup Bukan Hanya untuk Membuat Senang Orang Lain

Hidup ini bukan untuk membuat orang lain senang dan menyukai kita. Sebab tidak semua orang yang kamu kenali, akan suka dan care terhadapmu

Muallifah Muallifah
23/11/2021
in Personal
0
Muslimah Reformis

Muslimah Reformis

252
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pernah tidak kamu merasakan tidak enak ketika ingin menolak ajakan orang lain? pernah tidak kamu merasa bahwa selama ini hubungan yang kamu jalani, (pertemanan, pacaran, atau sejenisnya) cukup menyita waktumu bekerja, belajar atau kegiatan yang sedang kamu fokuskan hanya karena merasa tidak enak dan untuk menyenangkan orang lain, sehingga kita kehilangan diri kita sendiri?

Barangkali kita harus memahami bahwa hidup ini bukan untuk membuat orang lain senang dan menyukai kita. Sebab tidak semua orang yang kamu kenali, akan suka dan care terhadapmu. Maka berhentilah mencari validasi dari orang lain yang mengharuskan kamu berjuang mati-matian untuk membuat orang lain senang.

Sederhananya begini, seandainya kamu sedang ada kegiatan dan harus menyelesaikan deadline lalu tiba-tiba temanmu mengajak nongkrong, dan kamu memilih untuk mengiyakan hanya karena tidak enak atau sungkan menolak?

Please, kamu punya prioritas pekerjaan yang harus kamu selesaikan. Kamu harus berani menolak dengan alasan itu. Sudah cukup rasa tidak enakmu itu untuk kamu terapkan dalam kehidupanmu ketika kamu sendiri menyingkirkan rasa capek, serta kesibukan hanya karena tidak enak.

Batasi diri

Baca Juga:

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

Berumah Tangga adalah Seni Kehidupan

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Memberikan batas terhadap diri sendiri menjadi sangat penting. Apalagi di tengah merebaknya informasi dari sosial media, tanpa kita sadari ternyata hal yang membuat kita terdistrak adalah sesuatu di luar kita sendiri.

Batasan diri dalam bersosial tidak lain mengukur seberapa besar power yang kita miliki untuk berinteraksi dengan orang lain, melakukan kegiatan yang menjadi prioritas dan kebutuhan. Batasan diri ini menunjukkan bahwa kita sedang melakukan komunikasi dengan diri sendiri. Dengan  melihat diri sendiri, kita akan tahu, hal-hal yang membuat kita tidak suka, kehilangan semangat, serta bagaimana membangkitkan semangat untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang memacu kemampuan diri sendiri.

Biasanya, kita akan cenderung terlena dengan segala pencapaian orang lain. Terkadang, media sosial juga menjadi lingkungan yang toxic. Artinya, kita berhak memilih dengan siapa kita berteman, sejauh mana kita mengupdate sesuatu di media sosial, mencari informasi di media sosial.

Pun seandainya ada orang lain yang ternyata tidak menjadikan kita sebagai teman, saya rasa tidak masalah, dan bukan konflik yang besar. Terima saja! Lagi-lagi hidup bukan untuk menyenangkan orang lain. Orang lain memiliki batasan untuk berkomunikasi dengan siapa, kita juga demikian.

Komunikasi asertif sangat penting

Komunikasi asertif, menjadi sering kita dengar beberapa belakangan ini dalam beberapa seminar, pelatihan. Seperti yang kita ketahui bahwa sika seseorang kepada kita salah satunya tergantung bagaimana komunikasi yang kita jalankan.

Tanpa kita sadari bahwa selama ini komunikasi memilih power yang cukup besar bagaimana seseorang memperlakukan kita, termasuk bagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain. Apa itu komunikasi asertif? Mengapa komunikasi asertif penting?

Secara umum, komunikasi asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain. Orang yang asertif mampu untuk berkata “tidak”, mampu meminta pertolongan, mampu mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar.

Komunikasi asertif akan menjadikan kita individu yang mampu mengungkapkan pendapat secara wajar, bagaimana sebuah penolakan menjadi wajar karena tidak semua orang harus mengiyakan ajakan orang lain.

Komunikasi asertif akan sangat berguna dalam relasi apapun. Mulai dari pertemanan, hubungan keluarga bahkan organisasi dalam skala besar. Sebab komunikasi semacam ini akan membuat orang lain mampu memilih tindakan apa yang dilakukan, termasuk bagaimana mencari solusi dari konflik yang tercipta pada sebuah organisasi.

Di antara manfaat lainnya ketika kita menerapkan komunikasi asertif adalah: menerima orang lain, fleksibel menghadapi keanekaragaman, serta kepribadian yang dimiliki oleh orang lain, tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lain, saling menghormati dengan orang lain, bisa mengambil keputusan dengan sikap tegas yang ditampilkan.

Komunikasi asertif menjadi salah satu jembatan dalam menjalankan kehidupan sosial yang kita jalani dengan orang lain. Menyadari bahwa hidup tidak untuk menyenangkan orang lain merupakan upaya yang terus kita lakukan. Sehingga menerima dan menolak menjadi wajar untuk kita terima dari orang lain, dan kita terapkan kepada orang lain. []

Tags: HidupkehidupanKomunikasi AsertifmanusiaPsikologi Remaja
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID