• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Tiga Kiat Mengenali dan Memahami Mental Pasangan

Langkah Awal Merayakan Hari Kesehatan Mental Dunia

Nur Indah Fitri Nur Indah Fitri
17/10/2020
in Keluarga, Kolom
0
Mu’asyarah bi al-Ma’ruf

Mu’asyarah bi al-Ma’ruf

263
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tanggal 10 Oktober kemarin diperingati sebagai hari kesehatan mental sedunia dengan mengangkat tema investasi kesehatan mental. Hari kesehatan mental sendiri dirayakan sudah berjalan 28 tahun, akan tetapi masih sering terabaikan momentumnya, bahkan ada banyak orang yang tidak menyadari adanya gangguan mental dalam dirinya.

Padahal kesehatan mental itu perlu disadari oleh setiap individu, karena hal tersebut dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku individu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif serta menghasilkan, dan berperan serta di komunitasnya. Singkatnya, definisi kesehatan mental adalah kesejahteraan kondisi emosional, psikologis, dan sosial seseorang.

Seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan mental disebabkan oleh genetika, kejadian trauma, relasi keluarga/teman, pekerjaan, faktor sosial dan ekonomi. Serangkaian kondisi tersebut bisa mengakibatkan seseorang mengalami ketakutan, kecemasan, stres, dan depresi. Maka dari itu, diperlukan dukungan dan perawatan yang tepat untuk menjalani hidup yang sehat dengan menstabilkan kondisi kesehatan mental.

Sehingga untuk mengenali dan memahami kesehatan mental itu perlu, apalagi di tengah kondisi yang tidak pasti seperti saat ini. Adanya pandemi yang terjadi mengakibatkan setiap individu seakan dipaksa keluar dari rutinitas keseharian. Yang biasanya pagi-pagi berangkat kerja ke kantor dan belajar di sekolah. Sekarang justru beralih melakukan aktivitas tersebut di dalam rumah. Tentu setiap individu harus bisa menyesuaikan diri untuk menghadapi situasi tersebut.

Di sinilah peran keluarga sangat dibutuhkan untuk saling bekerja sama menghadapi perubahan pola hidup akibat pembatasan sosial berskala besar dengan saling mengenali dan memahami kondisi kesehatan pasangan. Mengapa kita perlu mengenali dan memahami kondisi kesehatan mental pasangan?

Baca Juga:

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Tafsir Sakinah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Karena dalam ranah keluarga, pasangan kita adalah orang yang sering kita temui dan akan selalu berinteraksi dengan diri kita. Sehingga dengan mengenali dan memahami kondisi kesehatan mental pasangan, kita dapat menciptakan relasi dan komunikasi yang baik bersama pasangan. Jika relasi antar pasangan terjalin dengan baik, maka gangguan kesehatan mental dapat terminimalisirkan.

Akan tetapi, dalam hal mengenali dan memahami kesehatan mental pasangan bukan berarti kita mengabaikan kondisi kesehatan mental diri sendiri dan lebih mementingkan pasangan. Itu justru memungkinkan kondisi kesehatan mental kita akan semakin terbebani dan berbalik malah diri kita yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Memahami kondisi kesehatan mental diri sendiri sebagai suatu bentuk self love yang sangatlah penting, karena itu merupakan tugas dan tanggung jawab diri dalam memulihkannya. Begitupun dengan kesehatan mental pasangan kita dalam memulihkannya adalah tugas dan tanggung jawab dirinya sendiri, bukan tanggung jawab kita. Karena kita tidak bisa memaksa atau mengubah kondisi kesehatan mental pasangan, hanya masing-masing individu yang bisa berusaha melakukan cara-cara alternatif untuk membuat dirinya merasa lebih baik.

Seperti kata mbak Anastasia Satriyo, M.Psi seorang psikolog anak dan mental health advocate, “kamu perlu belajar bagaimana mengasihi pasangan dan pasangan kamu juga perlu belajar bagaimana mengasihi kamu. Di saat yang bersamaan, kamu dan pasangan sama-sama belajar bagaimana mengasihi diri sendiri.”

Sehingga baik diri kita sendiri maupun pasangan kita sama-sama memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam pemulihan kondisi kesehatan mental. Serta memiliki peran saling mengenali dan memahami kesehatan mental pasangan untuk saling membantu menemukan cara alternatif dan saling memberi ruang pemulihan.

Maksudnya, ketika pasangan kita mengalami gangguan kesehatan mental, maka cara yang perlu kita tempuh diantaranya: Pertama,  kenali gejalanya dengan mengamati perilaku dan emosinya. Kemudian di waktu yang tepat perlahan ajak ngobrol dan tanyakan, apa yang sedang dia pikirkan? Bagaimana perasaannya? Setelah itu tanyakan kembali, bagaimana biasanya dia mengatasi kondisi tersebut? Atau bagaimana caranya dia mengembalikan perasaanya menjadi lebih baik?

Kedua, setelah pasangan kita menjawab pertanyaan tersebut, maka pahamilah apa kebutuhan dia untuk mengatasi gangguan kesehatan mental. Misal, yang dia perlukan adalah istirahat cukup, makanan yang bergizi, berolahraga ataupun membutuhkan me time. Maka cara ketiga yang kita tempuh adalah berilah ruang pemulihan dengan menyiapkan kebutuhannya tersebut dan memberikan jeda me time untuk pasangan kita.

Dengan adanya saling self love dan saling memahami kondisi kesehatan mental pasangan, maka relasi bersama pasangan menjadi berkualitas dan ke depannya juga akan mempengaruhi kualitas anak. Yuk, lakukan langkah awal ini sebagai cara kita merayakan kesehatan mental dunia! []

Tags: istrikeluargaKesehatan MentalSelf Lovesuami
Nur Indah Fitri

Nur Indah Fitri

Perempuan seribu mimpi sejuta sambat yang tengah belajar memanusiakan manusia

Terkait Posts

Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID