Manusia merupakan makhluk sosial, laki-laki maupun perempuan semuanya membutuhkan sosialisasi. Pertemanan adalah salah satu cara yang ditempuh manusia untuk bersosialisasi. Umumnya, perempuan berteman dengan perempuan dan laki-laki berteman dengan laki-laki, tetapi karena sifat dan kebutuhan manusia itu berbeda setiap individualnya maka ada perempuan yang berteman dengan laki-laki juga sebaliknya.
Konstruk masyarakat sudah membuat penilaian buruk perempuan yang banyak berteman dengan laki-laki, banyak dari masyarakat yang menganggap seorang perempuan itu tidak baik jika berteman dengan banyak laki-laki, dengan alasan laki-laki dan perempuan tidak bisa berteman dekat, laki-laki dan perempuan bukan mukhrim, laki-laki dan perempuan tidak baik banyak melakukan kegiatan bersama dan banyak hal lain lagi.
Nurul, salah seorang temanku waktu itu pernah berbicara, “Tidak ada persahabatan yang sejati antara laki-laki dan perempuan kecuali atas dasar cinta yang berujung menimbulkan rasa ingin memiliki”. Panjang pemikiranku mencerca kalimat itu, membandingkan dengan kehidupan yang kujalani, juga melihat banyak teman-teman perempuanku yang enjoy bersahabat dengan laki-laki.
Begitu pun saya yang memiliki banyak teman juga sahabat laki-laki, ini semua dimulai dengan masa kecilku dulu banyak teman dan saudara seumuran berjenis kelamin laki-laki dan jarang sekali yang perempuan. Dari situ saya banyak bermain dengan laki-laki, menjadi tomboy lalu menjadi kebiasaan hingga saat ini.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Taubah [9]: 71). Dari ayat Al-Qur’an tersebut bisa kita petik bahwa laki-laki dan perempuan boleh saling tolong, dan berteman adalah cara sosialisasi agar lebih mudah melakukan kerjasama tersebut.
Bagaimana relasi sehat antar lawan jenis? Kok sampe-sampe banyak yang melarang pertemanan antara laki-laki dan perempuan, hingga beberapa orang menikahi orang lain tanpa mengenalnya terlebih dahulu karena menganggap laki-laki dan perempuan tidak baik berteman.
Padahal tujuan dari pertemanan itu bukan hanya untuk pilihan calon pasangan loh. Aristoteles membagi fungsi pertemanan menjadi tiga, antara lain;
Pertama, persahabatan keperluan. Persahabtan ini didasarkan pada apa yang dapat dilakukan dua orang satu sama lain, dan seringkali tidak ada hubungannya sama sekali dengan individu lain sebagai pribadi. Mereka berteman hanya karena ingin mendapatkan balasan kebaikan dari temannya itu. Misalkan contohnya si A memberikan minum kepada si B agar si B membelikan tiket nonton kepada si A. Bisa juga mereka berteman karena ada kebutuhan dalam pekerjaan.
Kedua, kesenangan. Persahabatan ini didasarkan pada kenikmatan aktivitas bersama dan upaya mengejar kesenangan sesaat dan emosi.
Ketiga, persahabatan benar. Persahabatan kebajikan atau persahabatan “yang baik”. Inilah orang-orang yang Anda sukai untuk diri mereka sendiri, orang-orang yang mendorong Anda untuk menjadi orang yang lebih baik. Motivasinya adalah bahwa Anda peduli terhadap orang itu sendiri dan karena itu hubungan jauh lebih stabil daripada dua kategori sebelumnya.
Selama masih ada batasan yang sewajarnya perempuan dan laki-laki boleh saja berteman baik, bertukar pikiran, saling membantu satu sama lain. Yang menjadikan perempuan dan laki-laki jarang berteman adalah cara pertemanan mereka yang berbeda.
Perempuan umumnya senang melakukan hal romantis dalam pertemanan. Menjaga komunikasi dengan temannya yang tinggal jauh via telepon atau menganggap wajar kontak-kontak fisik semacam pelukan atau rangkulan adalah beberapa contoh bentuk pertemanan antar perempuan.
Laki-laki tidak demikian. Kebanyakan, komunikasi hingga larut terjadi ketika mereka berkumpul di tempat bermain atau berolahraga, atau ketika berkunjung ke rumah satu sama lain. Tetapi kedua kebiasaan tersebut bisa saja terbalik, ada laki-laki yang romantis dan intens komunikasi via telpon dan ada juga perempuan yang lebih interaktif berkomunikasi secara langsung.
Dan hal tersebut bisa membuat laki-laki berteman baik dengan perempuan. Tidak ada yang salah dalam kejadian ini, hanya saja banyak dari publik yang mengganggap hal itu akan menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan, seperti free seks atau pergaulan berresiko lainnya.
Jika pertemanan antar lawan jenis bisa menghadirkan bermacam keuntungan yang membuat psikologi seseorang berkembang seperti dari bertukar cerita dan pengalaman dengan perspektif berbeda. Tak perlu memperdulikan bagaimana orang lain memandang, perempuan dan laki-laki sah-sah saja bersandingan dengan predikat sahabat.
Menurut studi yang dimuat di Journal of Social and Personal Relationships, laki-laki cenderung merasa tertarik kepada sahabat perempuannya. Laki-laki juga biasanya memiliki keinginan untuk berkencan dengan sahabat perempuannya.
Perempuan juga memiliki kemungkinan untuk menyukai sahabatnya. Tetapi perempuan memiliki perasaan tak ingin merusak hubungan persahabatan. Dan memilih untuk mengurungkan rasanya, atau menyimpannya dalam hati. Tetapi hal ini tidak terjadi pada setiap persahabatan antar lawan jenis yang ada, hanya beberapa kejadian saja.
Jika perasaan suka antar sahabat itu muncul, bisa saja perasaannya hanya muncul dalam waktu yang singkat dan bisa biasa saja lagi. Seperti halnya rasa suka kita terhadap lawan jenis yang bukan sahabat kita, terkadang ada rasa suka yang hanya terjadi karena penasaran, rasa itu tidak bertahan lama dan seiring berjalannya waktu akan hilang begitu saja.
Ada beberapa tips agar persahabatan antar lawan jenis tidak hancur dan menjadi cinta. Pertama tidak jaim, tidak ada gunanya berusaha menjaga image (jaim) di depan teman-teman laki-laki Anda. Sebaliknya, Anda justru bisa berlaku sesukanya di hadapan mereka, termasuk melakukan hal-hal khas yang biasa dilakukan laki-laki seperti bersendawa keras atau tertawa terbahak-bahak.
Karena jika perempuan jaim di hadapan laki-laki, maka dia akan berpikir bahwa perempuan sedang menarik perhatian laki-laki tersebut. Lalu kedua, tetap menjaga batasan, meskipun obrolan seorang sahabat sudah saling terbuka tentang apapun tetapi dalam memperlakukan sahabat harus ada batasannya, tidak melakukan hal yang tidak dianjurkan agama seperti berpelukan dan sebagainya.
Dan terakhir ketiga, tidak hanya mengandalkan satu orang teman saja untuk melakukan hal apapun, dalam artian kita memprioritaskan sahabat lawan jenis untuk membantu kita melakukan hal-hal yang kita tidak bisa melakukannya sendiri. Maka ada baiknya, perbanyaklah relasi teman agar kita tidak hanya memiliki satu orang sahabat, dan bisa bebas bergaul dengan siapa saja. []