Mubadalah.id – Dalam menuju perayaan Hari Perempuan Internasional, Women’s March Cirebon mengajak para mahasiswa, aktivis dan beberapa organisasi tentang pentingnya suara perempuan di ranah politik.
Ketua Women’s March Cirebon Janice Elysia menyampaikan, di dunia politik perempuan harus punya suara yang sama dengan laki-laki di mana hal tesebut sejalan dengan tema besar Women’s March untuk tahun ini yaitu Perempuan dan Politik.
“Tema ini saat penting mengingat suara perempuan juga harus sama ikut andil dalam perpolitikan,” kata Janice, saat ditemui setelah acara yang bertajuk “Berbagi Isu Gender dan Perempuan di Cirebon” di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Majasem, 16 Februari 2019.
Selain itu, acara yang dihadiri aktivis feminis Olin Monteiro akan difokuskan terlebih dahulu untuk membuat beberapa draf konsep dan membahas tuntutan mengenai masih banyaknya permasalahan yang menimpa perempuan.
“Kegiatan pada hari ini kita akan fokuskan terlebih dahulu untuk membuat draf konsep dan beberapa tuntutan karena mengingat sampai saatnya perempuan masih banyak menjadi korban,” kata Janice.
Adapun hasil draf konsep dan tuntutan sementara yang telah didiskusikan tadi akan ada beberapa yang dibahas, pertama adalah mengenai perkawinan anak, pemaksaan perkawinan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Kedua catcalling dan body shaming.
Kemudian yang ketiga, kerasan terhadap pacaran dan bullying. Keempat, Perkosaan dan prostitusi dan yang terakhir adalah perselingkuhan.
Janice mengatakan, draf konsep dan tuntutan tersebut masih perlu banyak dikaji dan dibahas kembali bersama teman-teman dan para aktivis di Cirebon. Jika draf konsep dan tuntutan tersebut sudah jadi dan sesuai dengan data, maka lanjut Janice, hasilnya masih akan diberikan kepada penasehat (Women’s March Pusat) untuk kembali dikoreksi.
“Draf dan tuntutan ini masih harus terus digodok, apabila draf konsep dan tuntutan sudah jadi, nanti pada puncaknya 28 April 2019, kami aksi turun kejalan untuk menyuarakan tuntutan tersebut,” jelasnya. (Rul)