• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

3 Batasan Pola Asuh Anak yang tidak Boleh dilanggar Orang Tua

Ada batasan (bounderies) dalam pola asuh anak yang tidak boleh dilanggar oleh orang tua terhadap anaknya. Jika batasan ini dilanggar, maka hak anak terjajah

wiwin wihermawati wiwin wihermawati
13/06/2022
in Keluarga
0
Pola Asuh Anak

Pola Asuh Anak

211
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Ibarat memelihara tanaman, tugas kita sebagai guru dan orangtua hanyalah membantu untuk menyingkirkan hal-hal yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman tersebut”. Kalimat ini disampaikan oleh salah seorang guru madrasah yang penulis wawancarai untuk kepentingan penelitian. Sampai saat penulis menjadi orang tua, kalimat tersebut menjadi pedoman dalam menerapkan pola asuh anak.

Ya, tanaman akan tumbuh dengan sendirinya sesuai fitrahnya. Kita tidak usah menariknya ke atas, karena ia akan bertumbuh ke atas dengan sendirinya. Pun memupuknya secara berlebihan tidak akan membuat pertumbuhannya semakin baik, justru sebaliknya akan mengakibatkan kerusakan. Ya, ketidaksabaran dan kesalahkaprahan kitalah yang justru seringkali merusak tanaman tersebut.

Salah satu yang sering terjadi adalah “maksud baik” orang tua yang justru melanggar hak anak. Ya, setiap  individu mempunyai batasan, termasuk anak-anak. Ada batasan (bounderies) dalam pola asuh anak yang tidak boleh dilanggar oleh orang tua terhadap anaknya. Jika batasan ini dilanggar, maka hak anak terjajah. Jika oleh orangtuanya saja sudah terjajah, maka bagaimana ia bisa membela haknya ketika dewasa?

Ada beberapa hal yang seringkali secara sadar atau tidak sadar pola asuh anak ini diterabas batasannya oleh orang tua, antara lain:

Pertama, harapan atau ekspektasi yang berlebihan terhadap anak.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • Salahkah Memilih Childfree?
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini
    • Pentingnya menanamkan konsep consent sejak dini dalam pola asuh anak

Baca Juga:

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Salahkah Memilih Childfree?

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

Banyak orang tua, dalam pola asuh anaknya menginginkan anak menjadi lebih baik dari dirinya, namun tidak diimbangi dengan proses yang harus dilalui, salah satunya adalah dengan memberi teladan secara langsung.  Misal, semakin banyaknya anak-anak yang hafal Qur’an dan ditayangkan di televisi dalam program kompetisi, memacu para orang tua untuk menginginkan anak yang hafidz Qur’an.

Harapannya baik, namun apakah tidak berlebihan berharap anak menjadi hafidz sementara dirinya sendiri jarang membaca apalagi menghafal al-Qur’an? Harapan yang berlebihan akan membuat  anak merasa tertekan dan  kehilangan orientasi. Padahal, lebih penting membuat anak bahagia dengan menjadi versi terbaik dirinya sendiri, daripada memaksanya untuk menjadi sukses menurut versi orang tuanya.

Kedua, melanggar hak anak atas tubuhnya.

Menyadari kepemilikan tubuh atau hak atas tubuh sendiri adalah modal dasar yang memberi kekuatan pada anak untuk dapat melindungi tubuhnya hingga ia dewasa. Hal ini dalam pola asuh anak, penting untuk mencegah terjadi kekerasan atas dirinya.

Namun orang tua seringkali tidak menyadari hak yang satu ini. Bayi perempuan misalnya, seringkali dipakaikan aksesoris yang beresiko membahayakan tubuhnya, juga pakaian  model tertentu yang membatasi keleluasaan geraknya.  Lucu, cantik dan menggemaskan memang, namun ini kan menurut perspektif orang dewasa. Sementara bayi itu sendiri sama sekali belum mengerti konsep cantik itu apa.

Bantu anak-anak untuk menemukan self image positif menurut versinya sendiri. Anak perempuan misalnya, ajari ia untuk belajar tentang konsep “inner beauty“. Kecantikan perempuan tidak semata diukur dari rambutnya yang panjang, bukan bergantung pada aksesoris yang dipakai, tidak harus mempunyai gaya feminim dengan hak sepatu tinggi yang merugikan kesehatan, tidak harus mempunyai kulit yang putih glowing seperti boneka barbie dan sebagainya. Hal ini akan mencegah ia menjadi objek produk kapital yang menstandarisasi kecantikan perempuan menurut versi pasar.

Beri anak kebebasan untuk melakukan hal-hal yang dia sukai atas tubuhnya sepanjang tidak melanggar etika. Misalkan anak ingin rambutnya panjang atau pendek, biar dia sendiri yang memutuskan. Beri pengertian pada anak bahwa setiap pilihan punya konsekuensi. Misalnya jika anak ingin punya rambut panjang, maka konsekuensinya dia harus belajar merawat rambutnya sendiri agar bersih dan tidak berkutu. Jelaskan kalau rambutnya berkutu itu bisa menular ke orang lain dan itu artinya merugikan orang lain.

Jelaskan dalam pola asuh anak, bahwa tubuhnya adalah miliknya dan dia punya hak untuk menolak setiap perlakuan yang tidak nyaman atas  dirinya. Ajari anak untuk berani berkata “tidak” jika dia tidak ingin dicium misalnya. Dan biasakan meminta izin anak setiap kali kita ingin mencium atau memeluknya dengan mengatakan. “Ibu/ayah mau cium pipi boleh?” jika anak menolak jangan dipaksa segemas apapun kita.

Ketiga, mengabaikan privasi anak.

Salah satu yang sering luput dari perhatian orang tua di era digital adalah melindungi privasi anak dalam bermedia sosial. Memposting foto atau video anak yang lucu dan menggemaskan di media sosial memang menjadi hiburan tersendiri, juga bisa menjadi sarana edukasi, tergantung konten yang diposting. Namun hal ini juga mengandung resiko keamanan yang cukup serius, karena foto atau video yang dipublikasi secara terbuka bisa saja disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Terpenting, tidak semua anak-anak merasa senang dirinya terpublikasi, apalagi jika yang dipublikasi adalah hal-hal yang menurutnya memalukan, meski untuk orang lain menjadi hiburan.  Maka penting untuk menghormati privasi anak atas data priadinya. Mintalah izin atau persetujuan anak setiap kali orang tua ingin memposting foto atau videonya. Dan usahakan meminta izin anak ketika kita ingin mengambil gambarnya dengan kamera, karena ini juga adalah salah satu etika dalam berfotografi.

Pentingnya menanamkan konsep consent sejak dini dalam pola asuh anak

Adalah penting meneladankan konsep consent (persetujuan) sedini mungkin, yakni sejak anak sudah bisa diajak bicara dan bisa memilih. Hal ini bisa dilatih misalkan dengan memberi kebebasan pada anak untuk memilih baju apa yang ingin dia pakai setiap kali selesai mandi. Tawarkan pada anak apakah mau memakai baju warna biru atau warna kuning misalnya. Kebiasaan untuk memberikan hak dasar ini akan tertanam di bawah sadarnya dan membentuk karakter dirinya sebagai  manusia yang sadar akan haknya sebagai manusia.

Jika kita menghormati batasan anak sejak kecil, maka dia akan bisa membela diri dengan tegas dan berani ketika ada orang yang mencoba melanggar batasan itu.  Pun sebaliknya, kelak anak akan belajar untuk bisa menghargai batasan orang lain. Sadari bahwa anak pada hakekatnya bukanlah milik kita. Anak adalah manusia merdeka yang mempunyai hak atas dirinya, termasuk hak atas harapan dan cita-citanya, hak atas tubuhnya, dan hak atas data privasinya. []

 

 

 

 

Tags: anak-anakkeluargaorang tuaparentingpola asuh anak
wiwin wihermawati

wiwin wihermawati

Wiwin Wihermawati, ibu rumah tangga, suka kopi dan puisi, tinggal di Cirebon.

Terkait Posts

Sahabat bagi Anak

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

25 Maret 2023
Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Generasi Strawberry

Self Diagnose, Parenting, dan Labelling: Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

16 Maret 2023
Positive Vibes Keluarga

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

15 Maret 2023
Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

14 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga
  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist