• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

6 Cara Selebrasi Ibu Pasca Masa Menyapih

Apa saja yang bisa dirayakan oleh para ibu dan juga ayah pasca menyapih sang buah hati?

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
10/02/2021
in Keluarga
0
Menyapih

Menyapih

92
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tidak selamanya seorang ibu harus menyusui anaknya. Oleh sebab itu proses menyapih menjadi proses yang harus dilalui oleh ayah, ibu dan anak ketika waktunya tiba. Meski ada yang membutuhkan proses menyapih hanya dalam beberapa hari ataupun sebaliknya memerlukan waktu yang lama. Akhirnya setelah selesai menjalani peran sebagai busui atau ibu menyusui, ternyata ada beberapa hal yang bisa dirayakan oleh para ibu pasca masa menyapih.

Pertama, tidur dengan posisi rebahan (terlentang). Selama ini semenjak menjadi busui, tentu bagi para ibu tidur terlentang adalah menjadi posisi yang perlu dirayakan. Mengapa? Karena sering kali, tidak hanya saya, para busui di mana pun cenderung tidur dalam posisi miring baik ke kanan atau miring ke kiri karena sembari menyusui buah hati. Oleh sebab itu, ketika lulus masa menyapih, tidur dengan posisi terlentang menjadi hal yang patut dirayakan oleh para ibu.

Kedua, perawatan tubuh. Setelah menjadi ibu dan menyusui, tentu banyak perubahan yang terjadi pada tubuh ibu. Hal yang bisa ibu rayakan ataupun ayah berikan untuk ibu ketika menyelesaikan peran ini adalah dengan merawat tubuh. Bisa dengan mengembalikan posisi tulang-tulang atau persendian yang bergeser dengan cara memijat tubuh pada ahlinya sesuai dengan prosedur kesehatan yang berlaku.

Memijat tubuh pada area menyusui juga dapat membantu ibu menghilangkan rasa sakit akibat proses penyapihan sehingga area tersebut tidak membuat ibu menyusui merasa kesakitan karena tugas menyusui telah usai. Selain memijat tubuh, mengompres dengan air hangat pada area menyusui juga bisa dilakukan agar mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu pasca menyapih.

Perawatan tubuh lainnya yang bisa ibu lakukan adalah dengan merawat bentuk tubuh yang ibu pilih secara sadar. Baik memutuskan untuk memiliki tubuh yang kurus ataupun gemuk pasca menyusui, selama ini menjadi pilihan ibu, maka rayakanlah masa-masa ini. Yang terpenting adalah tetap memperhatikan asupan nutrisi agar selalu dalam kondisi yang sehat meskipun sudah tidak menyusui.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • Salahkah Memilih Childfree?

Baca Juga:

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Salahkah Memilih Childfree?

Ketiga, menggunakan pakaian non-busui. Selama menyusui tentu ibu menyusui terutama yang memilih untuk menyusui secara langsung seringkali merasa perlu untuk menggunakan pakaian yang busui friendly baik yang bukaan samping maupun bukaan di bagian tengah. Tetapi setelah menyapih si kecil, tentu ibu dapat kembali menggunakan baju non-busui dalam berbagai kesempatan.

Keempat, puasa qodlo. Ibu menyusui tentu mendapatkan keringanan dalam berpuasa. Ada ibu menyusui yang harus mengqodlo puasanya beserta membayar fidyah, ada pula yang hanya mengqodlo puasanya. Terkadang karena masih menyusui, maka tidak sedikit ibu menyusui yang menunda membayar puasa karena merasa terlalu lemas untuk berpuasa. Oleh sebab itu, setelah proses menyusui selesai, maka ibu menyusui bisa kembali berpuasa dengan tenang.

Kelima, memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan kegiatan lain pengganti waktu menyusu. Tentu para ibu sepakat bahwa ada kalanya menyusui membutuhkan waktu satu jam hingga membuat ibu terlelap ataupun sebaliknya anak menyusu hanya karena ingin ditemani sehingga waktu menyusunya pun menjadi mudah terdistraksi pada hal-hal disekitarnya.

Oleh sebab itu, ketika ibu telah selesai menyapih, maka ibu dapat melakukan kegiatan lain yang sebelumnya adalah kegiatan menyusu, misalnya dengan membaca buku, menulis jurnal harian, menemani aktivitas anak, beribadah lebih khusyu’, mengikuti kegiatan daring, ataupun kegiatan lainnya yang sebelumnya ditunda karena sedang menjalani proses menyusui.

Terakhir, fokus pada proses tumbuh kembang anak yang selanjutnya. Meski tugas menyusui telah usai, tetapi hal ini lantas tidak bisa menjadi zona nyaman untuk para ibu dan ayah. Oleh sebab itu, berbahagialah dan tetap semangat, karena setelah proses penyapihan usai, maka yang perlu dirayakan adalah orang tua bisa fokus pada proses baru yang harus dilalui anak pada tahapan tumbuh kembangnya yang selanjutnya seperti toilet training ataupun proses lainnya.

Nah, itu dia enam selebrasi yang perlu dirayakan oleh ibu pasca menyapih. Selebrasi ini pun tentu sangat bisa dilakukan oleh ayah sebagai bentuk apresiasi pada istrinya yang telah melalui masa menyusui buah hati.

Misal dengan mengalokasikan dana perawatan tubuh tambahan, membantu menyiapkan menu sahur dan berbuka selama mengqodlo puasa, atau memberikan bentuk perhatian apapun yang menyenangkan hati sang istri seperti kata Bu Nyai Nur Rofi’ah, “suami yang adil gender adalah suami yang semakin sayang pada istrinya karena memahami bahwa pengalaman biologis pasca menikah yang dilalui oleh sang istri adalah proses yang tidak sebentar dan juga tidak bisa dibilang mudah.” []

Tags: keluargamenyapihparentingPengalaman biologis perempuan
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan yang kini beraktivitas sebagai Fulltime Mommy and Freelance CDMs. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di SGPP Indonesia, Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui [email protected]

Terkait Posts

Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Sahabat bagi Anak

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

25 Maret 2023
Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Generasi Strawberry

Self Diagnose, Parenting, dan Labelling: Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

16 Maret 2023
Positive Vibes Keluarga

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

15 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist