• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mahar dalam Pandangan Islam

Mahar bukan alat tukar dari suami untuk memperoleh sesuatu dari istri. Semua manfaat dari pernikahan, seperti dihalalkannya kenikmatan seksual atau yang lain, adalah menjadi hak bersama antara suami dan istri.

Redaksi Redaksi
16/08/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Mahar Islam

Mahar Islam

909
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam Islam, mahar adalah pemberian sukarela (nihlah) (QS. an-Nisa (4): 4) sebagai simbol cinta calon mempelai laki-laki kepada perempuan yang akan dinikahinya.

Dalam Islam, mahar juga menjadi simbol komitmen dan keseriusan calon suami kepada calon istri atas pemberian jaminan perlindungan. Terutama karena perempuan (istri) berpotensi untuk hamil, melahirkan, dan menyusui yang bisa menimbulkan rasa sakit dan melelahkan.

Oleh karena rangkaian proses reproduksi tersebut hanya dialami perempuan, maka laki-laki diminta komitmennya untuk mendukung dan melindungi perempuan, salah satunya melalui pemberian mahar.

Mahar diwajibkan oleh Allah Swt., tetapi nilainya disepakati oleh calon mempelai laki-laki dan perempuan. Sebagai kewajiban, mahar serupa zakat yang wajib hukumnya.

Namun, untuk bentuk dan jumlahnya, mahar serupa dengan sedekah, bebas dan bersifat sukarela dan tanpa batasan ketentuan.

Sebagaimana kewajiban zakat yang tidak boleh ada timbal balik dari penerima, pemberian mahar juga tidak ada timbal balik dari penerima.

Baca Juga:

Tafsir Sakinah

Benarkah Istri Shalihah Itu yang Patuh Melayani Suami?

Nyai Awanillah Amva: Jika Ingin Istri Seperti Khadijah, Muhammad-kan Dulu Dirimu

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Artinya, mahar bukan alat tukar dari suami untuk memperoleh sesuatu dari istri. Semua manfaat dari pernikahan, seperti halalnya menikmati seksual atau yang lain, adalah menjadi hak bersama antara suami dan istri.

Bukan sebagai dampak dari pemberian mahar oleh suami, sehingga istri berkewajiban melakukan sesuatu untuk suami.

Mayoritas ulama fikih berpendapat bahwa jumlah minimal mahar adalah harta apa pun yang memiliki nilai (ekonomis) di pasaran, misalnya cincin besi atau sepasang sandal yang bisa ia jual.

Beberapa ulama fikih, seperti Ibn Hazm (w. 456 H/1064 M), berpandangan bahwa mahar bisa berupa apa pun selama pihak mempelai perempuan terima, termasuk satu biji gandum.

Semua ulama fikih sepakat tidak memberikan batasan tertinggi mahar. Selama calon suami bersedia dan rela dengan nilai mahar yang ia berikan. Namun, nilai mahar yang baik adalah yang moderat dan tidak memberatkan pihak laki-laki. []

Tags: islamistriMaharpandangansuami
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID