Mubadalah.id – Jika merujuk pandangan ahli tafsir terkemuka, Fakhr al-Din al-Razi berpendapat bahwa kebaikan dunia adalah dengan mendapatkan kesehatan jasmani dan ruhani, hidup aman, anak-anak (generasi) yang saleh (baik hati), istri yang salehah (baik hati), rezeki yang mencukupi dan tidak adanya kekerasan.
Ahli tafsir lain, Ibnu Katsir mengatakan bahwa doa sapu jagat mengandung semua tindakan yang membawa kebaikan dan terhindar dari semua keburukan.
Kebaikan di dunia meliputi : tubuh yang tidak berpenyakit (‘afiah), rumah yang lapang, istri yang menarik, dan rezeki (keuangan) yang cukup. Serta, ilmu yang bermanfaat, amal saleh (perbuatan yang baik), kendaraan yang nyaman dan kehormatan diri yang terjaga. Sementara kebaikan di akhirat adalah kebahagiaan dan surga.
Oleh karena itu, maka aturan-aturan yang ada dalam agama ini selalu mengarah bagi tercapainya tujuan dan cita-cita tersebut.
Secara lebih khusus, perhatian Islam terhadap masalah kesehatan reproduksi sedemikian rupa besarnya, bahkan mungkin oleh sebagian orang dapat dikesankan sebagai berlebihan. Ini misalnya, Islam melarang perempuan dan laki-laki berdua di tempat yang sepi, kecuali ada mahram.
Dari Abd al-Lah bin Abbas r.a. bahwa beliau mendengar baginda Nabi Saw berkhutbah dan berkata: “Janganlah sekalikali seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan di tempat sepi. Kecuali ada mahram baginya (perempuan)”. (HR. Imam Bukhari)
Larangan Nabi Saw ini tidak lain merupakan tindakan preventif bagi terjadinya perbuatan lain yang sangat terlarang. Yaitu suatu hubungan seksual di luar pernikahan atau perzinahan. Pada sisi lain Islam menganjurkan mereka untuk segera kawin jika sudah menginginkannya.
Terhadap laki-laki muda misalnya hadits Nabi Saw menyatakan:
“Hai kaum muda, jika di antara kamu sudah ada kesiapan untuk kawin, maka kawinlah, karena itu akan dapat menundukkan pandangan matamu dan lebih dapat menjaga alat reproduksimu (agar sehat)”. (HR. al-Bukhari dan Muslim) []