Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, teman saya sebut saja Marni (bukan nama sebenarnya) seorang mahasiswa perempuan berusia 21 tahun bercerita mengenai pengalamannya dalam melakukan online dating. Alasan mendasar terjadinya fenomena online dating yakni untuk mendapatkan teman mengobrol.
“Biar dapet temen ngobrol, syukur-syukur ya dapet pasangan” Ungkap Marni.
Online dating pada dasarnya merupakan aplikasi kencan online yang dirancang untuk menemukan pasangan. Akan tetapi alih-alih mendapatkan teman mengobrol maupun pasangan, Marni justru mendapatkan pelecehan seksual dan penipuan ketika bermain online dating.
Pelecehan seksual secara verbal oleh stranger pada saat online dating kerap kali Marni alami. Bahkan lebih parah lagi, ia pernah berkali-kali mendapat kiriman foto alat kelamin oleh partner online dating yang baru dikenalnya selama beberapa hari.
Selain pelecehan seksual, Marni juga mengalami penipuan oleh mantan kekasihnya yang ia kenal melalui aplikasi online dating. Marni memberikan sejumlah uang pinjaman yang pada akhirnya uang tersebut tidak pernah dikembalikan hingga sekarang.
Karena merasa sudah bertemu dan saling mengenal dalam waktu yang cukup lama, Marni berani meminjamkan sejumlah uang untuk pacarnya. Namun setelah tertransfer, kekasihnya seketika memblokir semua akses komunikasi dengan Marni. Bahkan ternyata kekasih Marni selama ini memberikan alamat palsu.
Online Dating Bukan Ruang Aman Bagi Perempuan
Selain persitiwa yang menimpa Marni, AIC (Australian Institute of Criminology) mengungkapkan tingginya tingkat kekerasan dan pelecehan seksual yang mengincar perempuan menggunakan aplikasi online dating. 67 persen perempuan dari responden heteroseksual merupakan korban dari kekerasan serta pelecehan seksual.
Aplikasi online dating dinilai masih belum memiliki prioritas keamanan terhadap penggunanya. Belum ada verifikasi id yang lebih ketat untuk mencegah pelaku dan menyensor gambar maupun video tak senonoh yang dikirim oleh pelaku.
Lebih lanjut, salah satu faktor pendorong seseorang menggunakan aplikasi online dating adalah untuk mencari partner seksual baik secara online maupun offline. Faktor pendorong ini menjadi salah satu indikator bahwasannya online dating tidak menjamin ruang aman dari pelecehan dan kekerasan seksual khususnya perempuan.
Kejahatan yang Mengintai Pengguna Online Dating
Selain tidak menjamin ruang aman bagi perempuan, fenomena online dating juga memiliki beberapa kejahatan yang mengintai para penggunanya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Penipuan
Seperti yang bisa kita lihat dari cerita Marni, tidakan penipuan mengintai semua pengguna online dating. Jennifer dan David memaparkan hasil penelitiannya bahwa beberapa laki-laki pengguna aplikasi online dating memalsukan identitas usia bahkan status perkawinannya untuk menarik perempuan agar mau berhubungan seks dengan mereka.
Penipuan dalam online dating juga dapat berupa penipuan uang. Si penipu berupaya merayu teman online datingnya untuk sampai menjalin hubungan. Baik itu pacaran maupun hubungan tanpa status dengan tujuan bisa mendapatkan uang dari mereka. Kemudian si penipu menghilang tanpa jejak.
- Pencurian Identitas
Identitas atau informasi pribadi bisa dengan mudah teman kecan kita dapatkan melalui aplikasi online dating. Mereka akan memberikan rayuan-rayuan sampai kita memberikan detail informasi pribadi seperti alamat, nama kampus atau tempat kerja kita.
Kita tidak boleh menganggap sepele kejahatan tersebut karena dampaknya bisa merugikan kita baik secara fisik, mental bahkan perekonomian. Belum terjaminnya ruang aman bagi perempuan dalam aplikasi dating online juga mengharuskan kita untuk memiliki kehati-hatian ketika menggunakan aplikasi dating online baik hanya untuk mencari teman atau bahkan pasangan. []