• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Ada Keinginan Berkurban tapi Banyak Kebutuhan: Mengelola Prioritas dengan Bijak

Agama Islam memberikan fleksibilitas kepada individu untuk melaksanakan keinginan kurban sesuai dengan kemampuan finansial, dan situasi kehidupan masing-masing

Aminatus Sakdiyah Aminatus Sakdiyah
28/06/2023
in Featured, Personal
0
Keinginan Berkurban

Keinginan Berkurban

777
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari Raya Kurban (Iduladha) adalah hari di mana umat muslim mempersembahkan pengorbanan hewan berupa kambing atau sapi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Selain itu, berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Namun, seringkali dalam kehidupan kita, ada banyak kebutuhan dan tanggung jawab yang harus kita prioritaskan. Jadi, bagaimana kita bisa melaksanakan ibadah kurban ketika kita memiliki banyak kebutuhan lain?

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa menjalankan ibadah kurban adalah anjuran, bukan kewajiban. Agama Islam memberikan fleksibilitas kepada individu untuk melaksanakan keinginan kurban sesuai dengan kemampuan finansial, dan situasi kehidupan masing-masing.

Jadi, jika saat ini kita memiliki rejeki yang cukup, maka usahakan untuk berkurban karena Allah memerintahkan umatnya untuk berkurban dalam surat Al-Kautsar ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
Artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah.”

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Akan tetapi, jika ada banyak kebutuhan yang harus terpenuhi, maka kita bisa melakukan evaluasi dan menyesuaikan pelaksanaan kurban sesuai dengan kemampuan yang ada.

Berikut ini beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengelola prioritas dengan bijak ketika punya keinginan berkurban namun memiliki banyak kebutuhan:

Evaluasi Kebutuhan yang Mendesak

Pertama, lakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan yang mendesak. Prioritaskan hal-hal yang benar-benar penting, seperti kebutuhan dasar, kesehatan, pendidikan, dan tagihan yang harus kita bayar. Identifikasi dan fokuslah pada hal-hal yang harus kita penuhi terlebih dahulu.

Seperti hadis yang riwayat Imam Bukhari, Juz 2: 112 sebagai berikut: “…Barangsiapa yang bersedekah, sedangkan dia dalam keadaan membutuhkan, atau keluarganya membutuhkan, atau ia memiliki tanggungan utang, maka utang lebih berhak untuk dibayar daripada bersedekah, memerdekakan budak, dan hibah. Dan sedekah ini tertolak baginya.”

Artinya, saat seseorang ingin berkurban namun ia memiliki hutang atau ada kebutuhan lain yang mendesak, maka lebih baik membayar hutang atau memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu, mengingat kurban hukumnya sunah.

Buat Rencana Keuangan yang Realistis

Setelah mengevaluasi kebutuhan mendesak, buat rencana keuangan yang realistis. Tetapkan anggaran untuk setiap kebutuhan yang harus kita penuhi. Lalu tetapkan juga jumlah yang dapat kita alokasikan untuk ibadah kurban. Jika anggaran terbatas, pertimbangkan alternatif lain, seperti berkurban bersama dengan keluarga atau berkomunikasi dengan pihak yang terkait.

Jika memang masih sulit untuk memenuhi semua kebutuhan dan melaksanakan kurban, kita bisa berkomunikasi dengan pihak yang terkait. Seperti komunitas, atau lembaga keagamaan setempat. Sampaikan situasi kita dengan jujur dan minta nasihat atau bantuan jika memungkinkan. Terkadang ada program atau inisiatif yang dapat membantu kita dalam melaksanakan ibadah kurban meskipun dengan keterbatasan finansial.

Seperti di desa saya, ada yang namanya program kurban patungan. Panitia mengadakan program ini untuk masyarakat yang ingin kurban namun dengan mengeluarkan biaya yang lebih kecil.

Contohnya saat seseorang membeli kambing sendiri dan seringkali mendapat harga Rp 3.500.000, biasanya panitia menawarkan harga Rp 17.500.000 untuk harga 1 sapi, dan dibagi menjadi 7 orang yang ingin berkurban, maka setiap orang hanya perlu mengeluarkan uang Rp 2.500.000.

Berbagi dan Berbuat Kebaikan Lainnya

Terakhir, ketika saat ini kondisi kita tidak memungkinkan untuk berkurban dengan hewan yang besar, ingat bahwa kita masih bisa berkurban dalam skala kecil. Kita bisa berkurban dengan membeli daging qurban yang telah diolah dan didistribusikan oleh lembaga amil zakat atau organisasi yang terpercaya.

Meskipun tidak memberikan pengalaman langsung dalam proses penyembelihan, tetapi kita tetap berpartisipasi dalam berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Jika masih sulit untuk melaksanakan kurban secara finansial, kita masih dapat berbuat kebaikan dan berbagi dengan sesama melalui cara lain. Misalnya dengan sedekah atau infak sesuai dengan kemampuan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Bisa juga membantu dalam program sosial, relawan di lembaga amal, atau memberikan waktu dan keterampilan yang kita miliki untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Hal terpenting dalam menjalankan ibadah kurban adalah niat yang tulus dan ikhlas. Allah SWT tidak melihat seberapa besar hewan yang kita kurbankan. Tetapi Allah melihat ketulusan hati kita dalam beribadah dan berbagi. Jadi, meskipun kita memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, kita masih dapat berusaha untuk melaksanakan ibadah kurban dengan kemampuan dan situasi yang kita miliki.

Jika tahun ini belum bisa berkurban seperti yang kita inginkan, semoga tahun berikutnya Allah mudahkan. Jangan terlalu sedih, tetap semangat berusaha, kemudian berserah diri kepadaNya. Ingat Allah Maha Bijaksana.

مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۚوَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya: “Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Surat Al Fathir, Ayat 2.

Semoga Allah memudahkan siapa saja yang punya keinginan berkurban, menerima ibadah, dan memberkahi kita dalam menjalankan kewajiban serta berbagi terhadap sesama. Aamiin. []

Tags: Hari Raya IduladhaibadahislamKurbansunah
Aminatus Sakdiyah

Aminatus Sakdiyah

Anggota Komunitas Perempuan Menulis

Terkait Posts

Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Laki-laki tidak bercerita

Muhammad Bercerita: Meninjau Ungkapan Laki-laki Tidak Bercerita dan Mitos Superioritas

13 Mei 2025
Tonic Immobility

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

13 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua
  • Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version