• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Anak Muda Dalam Menghadapi Permasalahan Ekologi

Penting untuk mengupayakan sebuah perspektif yang memaknai bahwa alam berada dalam relasi yang setara dengan manusia

Efrial Ruliandi Silalahi Efrial Ruliandi Silalahi
23/02/2023
in Publik
0
Permasalahan Ekologi

Permasalahan Ekologi

931
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Semakin hari bumi berada dalam tingkat kepanasan yang tinggi, maka perubahan iklim menjadi tidak terhindarkan. Dengan demikian, keseimbangan ekosistem yang berjalan dengan iklim yang stabil menjadi terganggu dan menimbulkan ancaman bagi kehidupan. Sebelum akhirnya permasalahan ekologi menjadi sesuatu yang menakutkan seperti yang kita hadapi saat ini, sebenarnya permasalahan tersebut telah berlangsung lama dan menjadi pergumulan umat manusia sejak dulu. Ada begitu banyak pihak yang telah mengupayakan pembahasan dan penyelesaian permasalahan ekologi, termasuk di antaranya anak muda yang berada di komunitasnya masing-masing.

Daftar Isi

    • Anak Muda dan Permasalahan Ekologi
    • Ekologi dalam Pandangan Agama-agama
  • Baca Juga:
  • Menjamin Hak Masyarakat Untuk Mewujudkan Udara Bersih
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam
  • Dampak Industri Fast Fashion Terhadap Pencemaran Lingkungan
  • Ibnu Khaldun; Kondisi Iklim Mempengaruhi Hal-hal Berikut Ini
    • ‘Ekologi Dalam’ Sebagai Perspektif Progresif
    • Ekologi Dangkal

Anak Muda dan Permasalahan Ekologi

Komunitas harus mampu menampung ide gagasan anak muda serta memberikan pengalaman nyata dalam menghadapi realita yang ada, sehingga anak muda menyadari bahwa permasalahan ekologi merupakan masalah yang perlu kita gumuli secara serius. Permasalahan ekologi kita sadari betul keberlangsungannya sehingga tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian berkaitan erat juga dengan masalah pengelolaan sumber daya alam yang menimbulkan ketidakadilan serta kemiskinan. Oleh karena itu penting untuk membangkitkan kesadaran akan urgensi krisis ekologi yang terjadi.

Keadilan, perdamaian hingga keutuhan ciptaan menjadi kata kunci dalam tulisan ini sebagai respon atau pergumulan dari permasalahan ketidakadilan, perang, dan penghancuran lingkungan  hidup yang manusia lakukan. Berbicara mengenai keprihatinan ekologis yang dianggap tidak terlepas dari permasalahan sosial yang ada. Sebagai bagian dari masyarakat, anak muda harus menunjukkan pandangan dan keyakinan teologisnya mengenai alam dan krisis ekologi yang terjadi saat ini.

Menjadi sangat menarik dan penting bila anak muda mampu melakukan pembahasan mengenai perspektif atau pandangan teologis yang berkenaan tentang alam dan teologi penciptaan. Tujuannya agar memberikan dasar pemikiran yang tepat dalam melihat dan mengidentifikasi permasalahan yang ada. Sehingga penjelasan itu sendiri melibatkan pemaknaan terhadap Gusti Allah dan ciptaanNya.

Ekologi dalam Pandangan Agama-agama

Pembahasan mengenai permasalahan ekologi sebenarnya telah menjadi pembicaraan lama dalam setiap agama-agama. Secara spesifik sudah mulai untuk membicarakan tentang permasalahan ekologi yang timbul karena pengeksploitasian alam, hingga menyebabkan kerugian bagi alam dan tentunya merugikan manusia juga.

Baca Juga:

Menjamin Hak Masyarakat Untuk Mewujudkan Udara Bersih

Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam

Dampak Industri Fast Fashion Terhadap Pencemaran Lingkungan

Ibnu Khaldun; Kondisi Iklim Mempengaruhi Hal-hal Berikut Ini

Pentingnya anak muda secara khusus agar membahas pandangan mereka mengenai alam dan tanggung jawabnya dalam menghadapi krisis ekologi yang terjadi. Selain itu juga membahas dan menyajikan data-data dengan ilmiah. Sehingga menciptakan keseimbangan antara kenyataan kerusakan alam serta refleksi terhadapnya. Akibat krisis ekologi yang makin terasa oleh banyak orang sehingga semakin penting untuk bergerak bersama untuk menyikapi permasalahan tersebut.

Hal tersebut merupakan upaya berharga yang anak muda lakukan dalam rangka menyikapi permasalahan ekologi yang ada. Setidaknya anak muda telah memberikan perhatian terhadap isu yang seluruh umat manusia hadapi saat ini. Dengan demikian, maka anak muda juga terakui turut memberikan sumbangsih dengan mengupayakan penyelesaian masalah ekologi tersebut.

‘Ekologi Dalam’ Sebagai Perspektif Progresif

Dalam tulisan ini, saya hendak membagikan pemikiran Arne Naess yang merupakan seorang filsuf dari Norwegia. Beliau menciptakan istilah ‘ekologi dalam’. Ia terkenal sebagai tokoh intelektual yang menginspirasi dalam gerakan lingkungan pada akhir abad kedua puluh. Dalam perkembangan pemikiran ekologi, terdapat pemetaan yang berupaya Arne Naess sampaikan.

Melalui penyampaiannya itu, Ia menggolongkan kecenderungan yang ada dalam gerakan ekologis ke dalam dua pembagian yang kita sebut Ekologi Dangkal (Shallow Ecology). Ia menjelaskan sebagai pemahaman atau pendekatan ekologi yang melihat bahwa alam perlu kita lestarikan, agar mengatasi permasalahan sumber daya alam atau kerusakan alam perlu kita atasi karena mengancam kelancaran hidup manusia.

Sedangkan Ekologi Dalam (Deep Ecology) merupakan pemahaman atau pendekatan ekologis yang tidak berangkat dari segi manusianya dahulu. Melainkan menekankan tentang biotic community dan pengakuan bahwa adanya kesatuan esensial segala makhluk di bumi.

Dalam pengertian sederhana, ekologi dalam berupaya melihat alam dan nilainya secara utuh. Bukan berdasarkan fungsinya saja bagi manusia. Sehingga, pemaknaan ekologi yang demikian menjadi alam bernilai dan berharga, serta membuat alam dan manusia ditempatkan pada kesetaraan relasi sebagai yang sama berharganya sebagai ciptaan Gusti Allah.

Ekologi Dangkal

Sedangkan Ekologi Dangkal (Shallow Ecology) mempunyai kemiripan dengan antroposentrisme. Antroposentrisme sendiri merupakan suatu keyakinan atau paham bahwa manusia merupakan pusat dari alam semesta. Pemahaman ini melihat alam hanya sebatas nilai kegunaannya bagi manusia, sehingga usaha yang dilakukan untuk melestarikan alam hanya sebatas pada keperluan manusia untuk menghindari ancaman krisis ekologi yang memberikan dampak buruk bagi manusia semata.

Dapat kita simpulkan bahwa alam dan manusia berada dalam ketidaksetaraan relasi. Pandangan semacam inilah yang kemudian menghasilkan sikap eksploitatif dalam diri manusia terhadap alam hingga kerusakan ekologi menjadi semakin parah tiap harinya.

Sebagai penutup dari tulisan ini, maka penting untuk mengupayakan sebuah perspektif yang memaknai bahwa alam berada dalam relasi yang setara dengan manusia. Antroposentrisme memiliki kecenderungan untuk menyangkal integritas ciptaan dan manusia itu sendiri bukanlah penguasa ciptaan. Sehingga pemahaman seperti ini keliru dan harus kita tinggalkan. []

Tags: Anak MudaEkologiIsu LingkunganKeadilan EkologisPerubahan Iklim
Efrial Ruliandi Silalahi

Efrial Ruliandi Silalahi

Suka Menonton Film dan Pemburu Buku Gratisan

Terkait Posts

Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Tradisi di Bulan Ramadan

Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

28 Maret 2023
Propaganda Intoleransi

Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

27 Maret 2023
Akhlak dan perilaku yang baik

Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

26 Maret 2023
kitab Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan

26 Maret 2023
Penutupan Patung Bunda Maria

Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria

26 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist