• Login
  • Register
Jumat, 22 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Apakah Teknologi Mampu Menggantikan Manusia?

Tepatlah ungkapan Aristoteles, bahwasanya manusia adalah zoon politicon, ia tak kan mampu hidup tanpa selainnya

Hesti Nugroho Pangesti Hesti Nugroho Pangesti
02/09/2023
in Personal
0
Teknologi Menggantikan Manusia

Teknologi Menggantikan Manusia

949
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Temanku pernah terkaget-kaget karena aku mengirimkan screenshot lokasi rumahnya. Padahal aku belum pernah ke sana. Ia hanya memberiku tanda dan alur menuju ke rumahnya, juga tidak membagikan pranala lokasi Google Mapsnya.

Tapi aku yang pernah dan cukup lama bersahabat dengan aplikasi Google Earth, bisa tahu jalan menuju rumahnya hanya melalui layar komputer.

Aku kerap mencoret-coret di kertas untuk sekedar mengingat tanggal tertentu atau peristiwa tertentu. Nyatanya Facebook yang saat ini ku gunakan jauh lebih rutin mengingatkanku tentang momen-momen tertentu yang kuposting. Demikian pula Google Foto yang kerap mengingatkanku beberapa hal yang pernah terjadi secara tematik.

Aku sering lupa ketika memasak sesuatu lalu kutinggalkan. Kadang aku juga lupa mematikan keran air. Beberapa kali aku meminta bantuan orang-orang terdekat untuk mengingatkanku, namun kadang mereka juga lupa. Untuk mengantisipasi hal itu, akhirnya aku memasang alarm di handphoneku dan itu cukup memudahkan dan membantu.

Demikianlah teknologi memudahkan kehidupan, dan bisa jadi akan jauh lebih canggih dan cepat daripada yang menciptakannya, yaitu manusia. Pertanyaannya, apakah teknologi mampu menggantikan manusia?

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Perempuan Bukan Bidadari Surga
  • Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender
  • Ekologi dalam Puisi Rumi
  • Menyentuh Inner Child: Luka Batin Yang Datang Lagi
      • Tapi apakah teknologi sepenuhnya bisa menggantikan manusia?
      • Apakah aku bisa dikatakan terlalu tradisional untuk itu, aku tidak tahu.

Baca Juga:

Perempuan Bukan Bidadari Surga

Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender

Ekologi dalam Puisi Rumi

Menyentuh Inner Child: Luka Batin Yang Datang Lagi

Tapi apakah teknologi sepenuhnya bisa menggantikan manusia?

Sampai saat ini aku percaya bahwa, secanggih dan sehebat apapun teknologi, pada kenyataannya kita tidak pernah bisa menggantikannya dengan keberadaan manusia asli.

Mari kuberikan beberapa contoh sederhananya.

Aku pernah menangis tersedu-sedu lalu mengunggah kesedihan itu di media sosial. Ada beberapa pesan masuk yang memperlihatkan kepedulian, tapi rasa-rasanya, ucapan yang menguatkanku sekalipun tidak pernah bisa menggantikan seseorang yang akan duduk di sampingku. Lalu bertanya ‘apakah kamu baik-baik saja?’ dan mendengarkan semua ceritaku.

Di lain waktu, aku kerap mengikuti pertemuan-pertemuan virtual. Aku senang mendengar pemaparan narasumber dan juga belajar pengetahuan baru darinya. Tapi jujur saja, kerap aku merasa bahwa akan sangat berbeda rasanya ketika aku mengikuti kelas secara langsung, dibandingkan mengikuti kelas secara virtual.

Oh ya, aku dan suami juga akhir-akhir ini kerap LDM (Long Distance Marriage) karena tuntutan pekerjaan. Setiap hari nyaris kami saling chat dan bertukar kabar. Bahkan setiap hari kami saling video call ketika berjauhan. Kami selalu menyempatkan waktu untuk mengobrol dan bercerita apa saja yang kami lewati hari ini.

Tapi rasanya akan sangat berbeda ketika dia pulang dan kami menghabiskan waktu bersama. Cukup sekadar menghabiskan jagung bakar, bercanda, meski duduk di pinggir jalan, rasa bahagia itu lebih penuh ketimbang ketika kami hanya saling menatap wajah di layar gawai.

Apakah aku bisa dikatakan terlalu tradisional untuk itu, aku tidak tahu.

Tapi aku percaya bahwa ada hal yang tidak dimiliki oleh teknologi, yaitu perasaan.

Mungkin teknologi akan melampaui kita pada banyak hal semacam pikiran yang lebih cepat, penyusunan laporan dan menemukan data, atau juga hal-hal sederhana seperti mengajari kita berbagai tutorial.

Tapi teknologi tak pernah memberikan kita kasih sayang. Ia tak memiliki itu semua. Ia hanya diciptakan untuk memudahkan, bukan untuk merasakan.

Inilah yang membuat manusia—sehebat apa pun ia mampu menggunakan berbagai macam aplikasi atau mesin-mesin yang akan membantunya dalam banyak hal—akan membutuhkan manusia lain.

Tepatlah ungkapan Aristoteles bahwasanya manusia adalah zoon politicon, ia tak kan mampu hidup tanpa selainnya.

Karenanya, sehebat apa pun kita, tak ada alasan untuk bersombong ria pada lainnya. Bukankah tanpa mereka—manusia-manusia lain itu—, kita pun tak bisa hidup? []

 

Tags: ArisrotelesjiwamanusiaRasateknologiTeknologi Digital
Hesti Nugroho Pangesti

Hesti Nugroho Pangesti

Seorang perempuan yang suka belajar, sedang berkhidmah di Afkaruna.id, ibu dari seorang gadis pintar bernama Alliswell, tinggal di Riau, bisa dihubungi melalui Facebook: Hesti Anugrah Restu Instagram: @perikecil97_______ Twitter: @perikecil97_______

Terkait Posts

Idgitaf

Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

22 September 2023
Bidadari Surga

Perempuan Bukan Bidadari Surga

21 September 2023
Anak Perempuan Jawa

Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?

20 September 2023
Petugas SPBU Perempuan

Perempuan yang Meringkuk di Balik Regulasi

19 September 2023
Salat Perempuan

Mukenah Bukan Syarat Wajib Salat Perempuan

18 September 2023
Gotong Royong Warga

Gotong Royong: Upaya Membangun Solidaritas dan Kebersamaan Para Warga di Desa

18 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bidadari Surga

    Perempuan Bukan Bidadari Surga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Muhammad Saw Banyak Perempuan yang Ikut Jihad Bela Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri
  • Membaca Arah RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) Part I
  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist