• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Benarkah Suara Suami Suara Tuhan?

Sebab pernikahan yang menginternalisasi nilai-nilai Islam sejati bukan dilandaskan pada ketundukan mutlak salah satu pihak, justru ada pada konsep kesalingan yang memberikan manfaat

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
10/04/2021
in Publik, Rekomendasi
0
Suami

Suami

345
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tak habis-habis menuai kontroversi, usai menggelar pernikahan mewah yang dihadiri seturu pilpres periode lalu, Joko Widodo sekaligus Prabowo, Atta Halilintar kembali menarik perhatian khalayak karena pernyataannya yang sangat patriarkis.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube The Hermansyah pada tanggal 12 Februari lalu, Atta yang diwawancarai oleh Ashanty menyampaikan konsep kepemimpinan suami menurut dirinya: “Kalau udah berkeluarga, aku udah (jadi) kepala keluarga bukan pas waktu tunangan. Izin suami, suara suami adalah dari Tuhan. Kalau aku enggak izinin, kamu harus nurut, enggak bisa kayak sebelumnya,” kata Atta kepada Aurel Hermansyah dalam video tersebut.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, “istilahnya hidup kamu (Aurel) sudah diserahkan ke laki-laki yang sudah bertanggung jawab atas kamu. Jadi enggak ada perdebatan yang soal-soal kayak gini, kayak gitu.” Apa yang disampaikan Atta tak pelak menjadi bulan-bulanan netizen di media sosial. Selain nadanya yang sangat otoriter, mengasumsikan bahwa suara suami dari Tuhan juga mengingkari konsep Tauhid itu sendiri.

Berbeda dengan statement Atta yang mengokohkan laki-laki bak perwakilan Tuhan di muka bumi, apa yang diajarkan dalam Islam tidak pernah memposisikan makhluk tertentu lebih unggul dibandingkan makhluk lainnya, apalagi hanya berdasar jenis kelamin. Lebih jauh, Islam selalu memberikan ruang bagi semua pihak untuk memperoleh keadilan. Sehingga, ketika Atta dalam wacananya hanya melandaskan pada ego pribadi dalam membangun rumah tangga, hal itu sama saja mengembalikan budaya pra Islam untuk hadir kembali dalam pilar-pilar pernikahan.

Padahal, alih-alih memperkuat tradisi patriarki yang merugikan kaum perempuan, Islam malah hadir untuk mendobrak budaya yang meminggirkan suara perempuan dalam lingkungan keluarga dan sosial. Merujuk pada materi Keadilan Gender Islam yang dibawakan oleh Bu Nur Rofiah, Islam datang untuk menggerakkan kesadaran tentang kemanusiaan perempuan dari level terendah menuju level tertinggi yang bahkan manusia modern saat ini pun masih tertatih-tatih meraihnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Baca Juga:

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Ketidakberdayaan umat yang masih terbawa budaya Jahiliyah seharusnya tidak semakin dilanggengkan oleh para influencer yang dengan entengnya melihat perempuan harus selalu tunduk mutlak kepada pasangannya. Terlebih, posisi perempuan hingga kini masih belum benar-benar terbebaskan. Nilai-nilai yang dibawa Islam dengan dasar ajaran Tauhid bahkan belum terinternalisasi sepenuhnya. Lha ini kok malah mau diperparah dengan banyaknya selegram yang justru mempromokan hal-hal yang sudah ketinggalan zaman? Membawa-bawa nama Tuhan lagi?!

Apalagi, Rasul dalam ajaran tauhidnya secara tegas melarang menuhankan apa/siapapun selain Allah. Dengan kata lain, perempuan/laki-laki dalam ikatan pernikahan dilarang keras untuk tunduk mutlak kepada pasangannya, karena itu berarti mengingkari konsep tauhid yang dibawa Rasul. Sebab, manusia hanya sebatas makhluk yang tak bisa disejajarkan posisinya dengan Allah Yang Maha Esa.

Oleh karenanya, dalam pernikahan, tidak ada posisi superior dan inferior. Hubungan keduanya harus sejajar, saling mendukung, membantu untuk memenuhi tugas makhluk di bumi, yakni menjadi khalifah fil ardh yang mewujudkan kemaslahatan dan keadilan bagi semesta.

 

Suami

Hal itu juga ditegaskan dalam at Taubah ayat 71 yang berbunyi:

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

(Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi auliyaa’/penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.)

Jadi, iman dan taqwa kepada Allah lah yang harus dijadikan landasan dalam berumah tangga sesuai nilai-nilai Islam. Bukan kemudian membawa kembali budaya lama jahiliyah yang menegaskan bahwa perempuan harus tunduk mutlak kepada laki-laki, apalagi jika perintah, permintaan dari sang suami mengarahkan pada perbuatan maksiat.

Hal tersebut sama saja menjadikan pernikahan sebagai institusi pelanggengan patriarki semata, bukan menjadi sarana untuk menginternalisasi nilai-nilai Islam secara komprehensif dengan menjadi hamba Allah yang paripurna melalui tauhid sebagai dasarnya.

Sehingga pernyataan Atta yang menegaskan suara suami berasal dari Tuhan, ada baiknya ditarik kembali. Selain tidak sesuai dengan konsep Tauhid dalam Islam, apa yang ia sampaikan khawatirnya malah menjerumuskan banyak pasangan suami istri followers YouTubenya menjadi penganut patriarki sejati, yang intinya malah kurang sesuai dengan ajaran Islam yang kita semua yakini.

Oleh karena itu, dear Mas Atta yang budiman, kami berharap sebagai influencer berpengaruh dengan jutaan pengikut di Indonesia, alangkah mulia sekali jika Mas Atta bisa memberikan contoh tauladan bagi umat. Dan jangan selalu meminta Mbak Aurel untuk selalu berkata, “ashiaaaap!”

Sebab pernikahan yang menginternalisasi nilai-nilai Islam sejati bukan dilandaskan pada ketundukan mutlak salah satu pihak, justru ada pada konsep kesalingan yang memberikan manfaat, tidak hanya pada diri suami istri, tapi juga pada keluarga, masyarakat sekitar, hingga semesta alam. []

Tags: Atta HalilintarislamistrikeluargaKesalinganperempuanperkawinanrumah tanggasuami
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Nizar Qabbani

Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi

5 Februari 2023
Industri Halal

Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

4 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

4 Februari 2023
Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Akhlak Manusia

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

1 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Industri Halal

    Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist