• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Beragam Tanpa Mengancam, Beragama Yang Manusiawi.

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
02/03/2020
in Publik
0
manusiawi, beragam
31
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Islam sesungguhnya adalah agama kasih. Nabi Muhammad diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, ini telah disebutkan di dalam Alquran QS al-Anbiya: 107. Artinya, jangankan terhadap sesama manusia bahkan tehadap seluruh makhluk ciptaan-Nya, setiap manusia niscaya memberikan kasih sayang.

Allah SWT bahkan memihak para hamba-Nya sejauh hamba-hamba itu mengasihi dan membela sesama. Nabi bersabda, “Barang siapa yang mengasihi apa yang di bumi, maka yang di Atas akan mengasihimu.”

Namun, perbedaan agama kerap digunakan sebagai alasan utama terhadap ancaman, perisakan, pembantaian, dan pemusnahan yang tidak manusiawi seolah tidak penah ada akhirnya.

Ada keterkaitan antara agama dan perilaku umat beragama. Di mana satu sisi, ajaran agama mana pun menjunjung tinggi sikap egalitarianisme dan tidak akan menafikan kemanusiaan. Yang mana semua manusia itu berderajat sama sebagai manusia serta berhak dihargai dan diperlakukan selayaknya tanpa terkecuali, terlepas dari status sosial yang melekat padanya. Yang membedakan semata hanya tingkat ketakwaan kepada Tuhan.

Di sisi lain, kontekstualisasi agama dalam perilaku sehari-hari adalah sejauh umat beragama memahami agama yang dipeluknya. Artinya, terdapat celah besar antara agama dan umat pemeluknya, sehingga bisa disalahgunakan.

Baca Juga:

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

Karenanya, agama hari ini bukan lagi menawarkan aroma dan warna surga, justru hanya menjadi tangis yang pedih bagi pemeluk agama yang berbeda. Kini yang hilang dari cara beragama kita adalah spirit egalitarianisme.

Padahal Nabi sendiri berpesan dalam sebuah hadis,

لَا تَقْتُلُوا الْوِلْدَانَ، وَلَا أَصْحَابَ الصَّوَامِعِ

“Janganlah kalian membunuh anak-anak dan orang-orang yang berada di gereja.” (HR. Al-Baihaqi, 2834)”

Dalam hadis tersebut ditegaskan bahwa, perang dalam Islam bukan dilakukan karena perbedaan agama atau paham keagamaan, melainkan karena ada faktor-faktor lain yang semuanya kembali kepada pembelaan dan penyelamatan diri dari serangan. Faktor tersebut bisa disebabkan karena persoalan ekonomi, perebutan sumber daya alam, politik, maupun yang lainnya.

R. Scott Appleby dalam The Ambivalence of the Sacred, Religion, Violence, and Reconciliation (2000)  menemukan adanya ambiguitas fungsi agama. Agama, satu sisi bisa menghadirkan nilai-nilai humanis, toleran, keadilan, keselamatan, kesejahteraan, cinta kasih, inklusifitas, dan perdamaian.

Namun pada sisi yang lain, agama terlihat arogansi sehingga menampilkan otoritarianisme, kekerasan, konflik, penindasan, bahkan peperangan.  Seakan semua itu telah  melekat  pada  citra  agama.

Relasi manusia dalam kehidupannya memiliki dua konsep. Pertama, relasi manusia dan Tuhannya, yakni perintah untuk bertakwa kepada Tuhan di mana pun berada dan seruan untuk menghapus (dosa) atau amal buruk dengan amal baik. Kedua, relasi antar sesama manusia, yakni seruan untuk berlaku baik kepada siapa pun.

Karena iman letaknya dalam hati yang harus kita teguhkan dengan menjalani syariatnya: yaitu menjalani perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya  “hablum minallah”. Serta berbuat kebaikan sesama umat manusia tanpa memikirkan sebuah perbedaan “hablum minannas”.

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah : 8)

Dalil di atas membuktikan bahwa dalam hubungan sosial, Islam menghargai dan melindungi hak-hak manusia, entah muslim maupun nonmuslim.

Akan tetapi kita lupa bahwa keimanan yang sesungguhnya harus kita perjuangkan dengan bentuk keteguhan hati.  Karena kesempurnaan iman dapat dibentuk dengan pemantapan hati kepada-Nya, relasi sosial yang baik, serta aktivitas kebaikan-kebaikan sosial dan spiritual. []

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version