• Login
  • Register
Selasa, 5 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Islam, Pesantren dan Pesan Kemanusiaan: Pentingnya Menghormati Mereka yang Berbeda

Penting bagi kita sebagai warga NU untuk memiliki keterbukaan, toleransi dan menghormati penganut dari berbagai mazhab lainnya.

Najlah Humaidah Najlah Humaidah
06/11/2023
in Buku
0
Islam Pesantren

Islam Pesantren

656
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Penulis Buku: KH. Syarif Ustman Yahya
Judul Buku: Islam, Pesantren dan Pesan Kemanusiaan
Penerbit: Fahmina Institute
Jumlah Halaman:120
Tanggal Terbit: Januari 2008

Mubadalah.id – Belum lama ini, saya tengah asik membaca buku Islam, Pesantren dan Pesan Kemanusiaan karya KH. Syarief Utsman Yahya.

Buku Islam, Pesantren dan Pesan Kemanusiaan ini menceritakan tentang sebuah kesaksian dan proklamasi mengenai pondasi kehidupan kebangsaan yang terinspirasi dari praktik keislaman di pesantren.

Dalam tulisannya, KH. Syarief Utsman Yahya, atau yang kerap disapa Kang Ayip menceritakan banyak hal tentang bagaimana Islam, pesantren dan pesan-pesan kemanusiaan itu harus terus kita sampaikan.

Namun, dari semua hal itu ada salah satu tema yang membuat saya tertarik untuk membahasnya. Yaitu tentang bagaimana Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyakarat Islam terbesar di Indonesia menyikapi semua perbedaan.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa perbedaan merupakan keniscayaan yang wajib kita rayakan dengan penuh suka cita.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengenal Sukainah, Sang Cicit Nabi yang Punya Pemikiran Progresif
  • Islam dan Krisis Lingkungan: Siapa yang paling Bertanggung Jawab?
  • Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok
    • Saling Menghormati

Baca Juga:

Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan

Mengenal Sukainah, Sang Cicit Nabi yang Punya Pemikiran Progresif

Islam dan Krisis Lingkungan: Siapa yang paling Bertanggung Jawab?

Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok

Perbedaan yang Allah Swt ciptakan bukan hanya soal suku, bahasa, tradisi, budaya, dan warna kulit, melainkan dalam agama juga, Allah Swt menciptakan berbagai mazhab, akidah, fiqh, dan tasawuf.

Semua yang Allah Swt ciptakan tersebut merupakan sebagai jalan agar memudahkan kita sebagai umat Islam untuk beribadah kepada-Nya.

Dalam keyakinan akidah, NU berpegang pada Imam Abul Hasan al-Asy’ari atau Asy’ariyah dan Imam Abu Manshur al-Maturidi atau Maturidiyah.

Di bidang tasawuf, kita dapat mengikuti hasil ijtihadnya Imam Abul Qasim Junaidi al-Baghdadi atau Imam Abu Hamid Muhammad al-Ghazali. Sementara dalam bidang fiqih, umat Islam dapat memilih di antara mazhab Syafi’i, Maliki, Hanafi, ataupun Hanbali.

Dari berbagai perbedaan tersebut, terdapat banyak sekali faktor yang melatarbelakangi perbedaan mazhab tersebut. Baik dalam pengambilan dalil, pemikiran, tafsir, Hadis, dan konteks pada lingkungan waktu itu.

Saling Menghormati

Meski pun banyak perbedaan dalam berbagai bidang seperti di atas, NU tetap mengajarkan kepada seluruh pengikutnya untuk terus saling menghormati pilihan akidah, fiqh, tasawuf dan mazhab masing-masing.

Bahkan perintah untuk saling menghormati ini, Allah Swt tegaskan dalam al-Qur’an surat al-Hujarat ayat 13:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ

Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. (QS. al-Hujurat: 13).

Ayat di atas merupakan salah satu bentuk pengakuan mengenai realitas keberagaman, termasuk keberagaman dalam berbagai bidang akidah, fiqh, maupun mazhab.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai warga NU untuk memiliki keterbukaan, toleransi dan menghormati penganut dari berbagai mazhab lainnya. []

Tags: berbedaislammenghormatiMerekaPesan Kemanusiaanpesantren
Najlah Humaidah

Najlah Humaidah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Terkait Posts

Memori Tubuh Kami

Buku Memori Tubuh Kami: Buramnya Liputan Kekerasan dan Diskriminasi

28 November 2023
Novel Arok Dedes

Isu Feminisme dan Politik dalam Novel Arok Dedes

24 November 2023
Perempuan Islam dan Negara

Buku Perempuan, Islam, dan Negara: Melihat Perkembangan Perempuan di Pesantren

5 November 2023
Fiersa Besari

Buku Arah Langkah: Menyusuri Keindahan Indonesia bersama Fiersa Besari

2 November 2023
Perempuan Nikah Mut'ah

Menyoal Nikah Mut’ah yang Merugikan Perempuan

2 November 2023
Sister Fillah You’ll Never be Alone

Buku Sister Fillah You’ll Never be Alone: Melihat Kesadaran Kecil Perempuan

2 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Merdeka dari Kekerasan Seksual

    Jalan Panjang Merdeka Dari Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Tradisi Menulis dalam Film Kartini serta Gadis Kretek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir
  • Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist