Judul Buku : Kemuliaan Perempuan dalam Islam
Penulis : Prof. Dr. Musdah Mulia, MA
Jumlah Halaman : 130 Halaman
Penerbit : Megawati Institute
Cetakan : Cetakan ke-2, September 2014.
ISBN : 978-602-98447-1-9
Mubadalah.id – Buku “Kemuliaan Perempuan dalam Islam” adalah salah satu buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Musdah Mulia, MA, seorang intelektual, aktivis perempuan dan penulis puluhan entri dalam ensiklopedi Islam, ensiklopedi hukum Islam, dan ensiklopedi al-Qur’an.
Bahkan dalam beberapa catatan, Musdah menulis sejumlah artikel yang disajikan dalam berbagai forum ilmiah, baik di dalam maupun luar negeri. Di antara karya-karyanya yaitu Muslimah Reformis, Muslimah Sejati, Kemuliaan Perempuan dalam Islam, dan lainnya.
Banyak tema dalam buku kemuliaan perempuan dalam Islam, namun ada satu tema yang menarik perhatian saya yaitu peran perempuan dalam bidang politik.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, sebagian masyarakat masih mendominasi kebudayaan patriarki dan menganggap perempuan sebagai makhluk yang lemah dan tak berdaya. Yang mengakibatkan kurangnya peran perempuan dalam politik.
Maka dari itu, buku ini ditulis sebagai dukungan bagi perjuangan kaum perempuan untuk menegakkan kesetaraan dan keadilan gender di semua bidang, khususnya bidang politik.
Menurut Musdah Mulia, perempuan harus disadarkan untuk mau aktif dalam dunia politik dan kekuasaan. Serta harus belajar politik dan mensosialisasikan pengertian politik dan kekuasaan yang tidak selamanya bernuansa maskulin. Artinya politik dan kekuasaan dapat dibuat wajah feminim. Sehingga perempuan tidak harus mengeliminir unsur-unsur feminitas dalam dirinya untuk mencapai tujuan politik dan kekuasaan.
Pengalaman Perempuan
Pengalaman perempuan dapat kita jadikan rujukan untuk menjalankan tugas-tugas kepemimpinan dan juga kekuasaan di lingkungan yang lebih besar dan rumit seperti negara dan berpolitik.
Kekuasaan dalam konsep feminin merupakan konsep yang penuh kasih sayang. Artinya kekuasaan ini tidak berpusat pada diri sendiri melainkan lebih untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan mengembangkan kepemimpinan dalam berperspektif perempuan, maka akan menjadikan perempuan sebagai politisi yang handal, politisi yang tidak menyakiti lawannya. Sisi keibuannya juga dapat menjadikan perempuan menjadi seorang politisi yang penuh welas asih dan tanggap terhadap kebutuhan orang lain untuk menyelesaikan setiap agenda politiknya.
Karena pada hakikatnya politik adalah kekuasaan (power) dan pengambilan keputusan yang lingkupnya sangat luas. Mulai dari institut keluarga sampai ke institusi politik formal tertinggi.
Pengertian politik pada prinsipnya juga meliputi masalah-masalah pokok dalam kehidupan sehari-hari yang selalu melibatkan kaum perempuan.
Terlebih peran perempuan dalam politik akan memberikan pengaruh seperti dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan publik, proses penyelenggaraan negara, dan politik perwakilan yang ramah perempuan.
Agama Islam pun memperbolehkan perempuan dalam berpolitik. Sebagaimana terdapat dalam surah at-Taubah ayat 71:
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۗ اُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Artinya: Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) ma’ruf dan mencegah (berbuat) mungkar, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan Allah Swt beri rahmat. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. at-Taubah ayat 71).
Kerjasama Laki-laki dan Perempuan
Ayat ini, menurut Musdah Mulia dapat kita pahami sebagai kewajiban melakukan kerjasama antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. Termasuk dalam bidang politik. Ayat ini juga menjelaskan bahwa perempuan mampu mengemukakan pendapat yang benar, berpartisipasi dalam kegiatan politik dan bertanggung jawab. Dengan itu, ayat ini menegaskan bahwa perempuan mempunyai hak-hak politik yang setara dengan laki-laki.
Adapun tujuan perempuan aktif dalam politik adalah agar perempuan dapat menampilkan karya produktifnya secara optimal secara khalifah, sebagai agen perubahan moral masyarakat. Termasuk pewaris kenabian demi terwujudnya masyarakat yang adil, sejahtera, dan makmur dalam ridha Allah swt.
Harus kita ingat bahwa tujuan hakiki dari politik bagi kaum perempuan Indonesia, bukan semata meraih kekuasaan. Akan tetapi, tujuan esensinya adalah membangun kesejahteraan dan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Termasuk semua manusia, dan semua makhluk di alam semesta. []