• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Mengenal Buku Tuhan Ada di Hatimu, Karena Islam Sejati adalah Akhlak

Tuhan ada dimana-dimana, bukan hanya di Ka’bah atau di masjid! Bahkan dalam diri setiap orang yang kita temui, kenapa kita harus berbuat baik pada mereka? Bukan karena Tuhan melihat kita, tetapi kita melihat Tuhan dalam diri setiap manusia

Hoerunnisa Hoerunnisa
14/03/2022
in Buku
0
Buku

Buku

89
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebenarnya ketika saya menulis mengenai ulasan buku “Tuhan ada di Hatimu” ini, saya pribadi cukup kesulitan, mengapa? Karena isi bukunya daging semua! Jadi bagi kalian pecinta Islam damai sejahtera wajib baca buku ini, apa lagi kalian yang akhir-akhir ini sering menyerah pada kehidupan yang keras. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan quotes-quotes motivasi hidup lho.

Buku Tuhan ada di Hatimu ini merupakan karya dari Habib Husein Ja’far Al Hadar, beliau adalah Direktur Akademi Kebudayaan Islam Jakarta dan Aktivis di Gerakan Islam Cinta. Tidak hanya itu, beliau juga seorang pendakwah dan content creator Dakwah Islam yang dekat dengan anak muda. Untuk itu bahasa kepenulisan yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa milenial.

PARA NABI WOLES KALAU BEDA PENDAPAT, LAH KITA?

Ternyata perbedaan pendapat tidak hanya terjadi pada kita masyarakat awam, bahkan sekelas para nabi sekalipun pernah terjadi, bagaimana sikap mereka? Woles! Seperti dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’ (21: 78-79) Nabi Daud dan Nabi Sulaiman berbeda pendapat, kemudian Allah menurunkan wahyu bahwa kebenaran ada di pihak Nabi Sulaiman. Dalam ayat tersebut dijelaskan juga bahwa ilmu dan hikmah diberikan kepada keduanya, artinya perbedaan bukan hanya menjadi rahmat bagi yang salah, tetapi juga bagi yang benar.

Dalam ayat ini, Allah memuji Nabi Sulaiman yang tidak mencela Nabi Daud. Artinya, Al-Qur’an melalui para Nabi mengajarkan kita semua agar di tengah perbedaan tidak saling mencela apa lagi membenci. Karena sejatinya sikap fanatik, sinis dan tertutup terhadap perbedaan bisa menjauhkan kita dari hikmah, pelajaran dan pesan yang bisa jadi ada di luar keyakinan kita.

Baca Juga:

Doa saat Melihat Mendung atau Awan Gelap

Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah

6 Pola Pendidikan Anak Sesuai Ajaran Islam

Dalil Al-Qur’an dan Hadis Tentang Bekerja

Sejarahpun mencatat, bagaimana di antara para sahabat, imam dan ulama justru begitu rendah hati di tengah perbedaan, seperti perkataan Ibn Hajar Al-Haitami, “Mazhab kami benar, tetapi mengandung kekeliruan. Dan mazhab selain kami salah, tetapi mengandung kebenaran.” Jika mereka saja ahli ilmu tetap saling menebar cinta dan memuji di tengah perbedaan, kenapa sebagian kita masyarakat awam malah saling memebenci dan mencaci?

HIKMAH ADALAH RAHMAT

Tidaklah seseorang dikatakan beriman jika tidak diuji terlebih dahulu, jadi ujian hidup merupakan sesuatu yang melekat dengan manusia, yang tentunya tidak bisa dihindari, mau dilawan atau dihindari? Itu pilihan! Yang jelas mau dilawan atau dihindari, ujian selanjutnya akan tetap menghampiri, ya mau gak mau manusia memang begitu.

Tetapi, banyak hal yang bisa kita ambil dalam setiap ujian untuk kemudian bisa menjadi hal positif dalam hidup kita. Misalnya, kita tidak akan tahu nikmatnya sehat, jika tidak sakit terlebih dahulu. Jadi mengambil hikmah dari setiap ujian merupakan bagian dari bentuk keimanan kepada Allah, karena kita yakin bahwa Allah memberi ujian kepada kita tidak semata-mata hanya sekedar ujian, tapi banyak hal kebaikan.

Jadi orang yang beriman ridak akan pernah takut atau sedih dalam kondisi apapun karena ia mempunyai hikmah. Namun tanpa kelembutan iman, hikmah tidak akan didapat.

ISLAM ITU AKHLAK

Kita sering menemukan seseorang yang mengaku dirinya sebagai ahli agama, tetapi hubungan dengan manusianya kurang baik, misalkan kasus tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh guru ngaji di daerah Kabupaten Bandung kepada santrinya. Kok bisa? Padahal reperesentasi hubungan baik dengan Allah adalah hubungan baik dengan manusia.

Salah seorang sufi Nusantara pernah merangkai hadis Nabi Muhammad untuk pertanyaan “Agama itu apa?”, beliau menyimpulkan bahwa “Agama adalah mengenal Allah, mengenal Allah adalah berlaku dengan akhlak yang baik, akhlak yang baik adalah menghubungkan tali kasih sayang (silaturrahmi), dan silaturrahmi adalah memasukkan rasa bahagia di hati sesama manusia” ucapnya.

Jika diibaratkan angka, akhlak itu ibarat angka satu dan kebaikan yang lainnya angka 0. Jika seseorang memiliki akhlak yang baik maka dia sudah memiliki angka 1 dalam hidupnya. Jika dia memiliki paras yang cantik atau ganteng juga maka dibelakang angka 1 ditambah angka 0 maka jumlanya 10. Seterusnya jika dia memiliki harta yang banyak juga, ditambah angka 0 lagi maka jumlahnya 100. Dan jika dia memiliki keturunan baik pula maka ditambah angka 0 lagi, jadi jumlahnya 1000 dan seterusnya.

Betapapun manusia akan rugi jika angka 0 nya terus meninkat tetapi tidak disandarkan kepada angka 1 sebelumnya. Artinya, jika seseorang tidak berakhak maka tidak ada nilainya sebuah kehidupan walaupun diselimuti dengan beribu kemuliaan. Tanpa angka 1, 0 yang berlapis hanyalah 0 yang tidak ada artinya.

Jadi, ketika seseorang tampan atau cantik, banyak harta, keturunannya baik, dan pintar, sesungguhnya tidak berarti apa-apa jika tidak berakhlak. Jadi berhijrahlah! Sesungguhnya sebaik-baiknya hijrah adalah beralih dari akhlak yang buruk menuju akhlak yang baik dan yang kurang menuju akhlak yang sempurna. Karena sejatinya Islam itu akhlak!

TUHAN ADA DI HATIMU!

Tiba-tiba ka’bah sepi, tak ada orang yang tawaf, hanya ada tukang bersih-bersih. Semua orang tidak bisa masuk, mau sekaya apapun, bahkan para pangeran kerajaan Arab Saudi sekalipun dilarang ke Ka’bah lantaran pandemi covid-19.

Semua orang resah dan panik, karena merasa rumah Tuhan sepi dan sulit untuk dikunjungi. Tuhan hanya ada di Ka’bah? Atau hanya ada di masjid? Padahal bisa saja Tuhan ada di gubug orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan.

Tuhan ada dimana-dimana, bukan hanya di Ka’bah atau di masjid! Bahkan dalam diri setiap orang yang kita temui, kenapa kita harus berbuat baik pada mereka? Bukan karena Tuhan melihat kita, tetapi kita melihat Tuhan dalam diri setiap manusia.

Jika Nabi bersabda bahwa “bumi ini semua masjid” artinya bukan keberadaan Tuhan di bangunan kubah atau masjid, tetapi dimanapun kita melihat Tuhan dan menyebabkan kita bisa bersujud pada-Nya, maka disanalah masjid. Karena Tuhan ada di hati!.

Berapa banyak orang shalat tapi shalatnya justru mencelakakan dirinya? Ia hanya ruku’ dan sujud tanpa ada kehadiran hatinya. Masjid bisa dirobohkan, Ka’bah bisa sepi, tetapi manusia beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaannya padaNya, karena Tuhan ada di hati! []

Tags: akhlakbukudamaiHabib Husein Ja'far Al Hadarislam
Hoerunnisa

Hoerunnisa

Perempuan asal garut selatan dan sekarang tergabung dalam komunitas Puan menulis

Terkait Posts

Blak-blakan Soal Pasutri

Uncensored #teronglyf, Blak-blakan Soal Pasutri ala Olevelove

25 Mei 2022
Kemanusiaan Perempuan

Sebuah Jalan Panjang Perjuangan Kemanusiaan Perempuan

2 April 2022
Novel Hilda

Kisah Dibalik Hadirnya Novel Hilda: Cinta, Luka dan Perjuangan

12 Februari 2022
Cinta

Novel Cinta dalam Mimpi: Sebuah Ikhtiar Kehidupan

18 Januari 2022
Buku

Qira’ah Mubadalah; Teori Progresif dalam Menyetarakan Perempuan

22 Desember 2021
Tauhid

Lima Pilar Penting Kesetaraan Gender Menurut Nasaruddin Umar

22 November 2021

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Obrolan Menarik

    Pergolakan Hidup Perempuan dan Obrolan Menarik Bersamanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Menghadapi Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Doa Setelah Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Toleransi Beragama dalam Tafsir yang Berkeadilan
  • Kurban : Simbol Perjuangan Manusia Wujudkan Solidaritas Sosial-Ekonomi
  • 5 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Menghadapi Korban Kekerasan Seksual
  • Doa saat Melihat Mendung atau Awan Gelap

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist