• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Film Pesantren Tampilkan Wajah Islam, Perempuan dan Pesantren Sesungguhnya

Shalahuddin juga menyebutkan melalui film pesantren, ia ingin menghadirkan tiga elemen yaitu Islam, pesantren dan perempuan yang cukup kental di film Pesantren.

Redaksi Redaksi
14/10/2022
in Aktual
0
film pesantren perempuan

film pesantren perempuan

375
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sutradara film Pesantren Shalahuddin Siregar mengungkapkan alasan ia mengangkat tema pesantren adalah, sang sutradara ingin menampilkan wajah pesantren dan perempuan yang sesungguhnya.

Shalahuddin juga menyebutkan melalui film pesantren, ia ingin menghadirkan tiga elemen yaitu Islam, pesantren dan perempuan yang cukup kental di film Pesantren.

“Mengapa film saya cenderung berbicara Islam, pesantren, dan perempuan khususnya. Karena persoalan-persoalan itu cenderung akan terus menjadi perbincangan ke depan,” kata Shalahuddin, seperti dalam rilis yang Mubadalah.id terima, pada Jumat, 14 Oktober 2022.

“Selain itu ada juga kesan di masyarakat kita bahwa Islam tidak ramah perempuan. Jadi film ini hadir sebagai persepsi berbeda,” tambahnya.

Senada, Board of Madani International Film Festival Inayah Wahid menyampaikan bahwa film Pesantren semakin menegaskan bahwa narasi Islam itu tidak tunggal.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Inayah mengungkapkan bahwa ada sudut pandang menarik yang dihadirkan dalam film ini, yaitu kaitan antara perempuan dan terorisme.

“Sederhananya saja, kita ingin menghadirkan sudut pandang yang berbeda mengenai tafsir Islam. Ada hal penting yang sering orang lupakan saat terjadi aksi terorisme. Salah satunya adalah perempuan. Padahal, perempuan adalah korban utama dari aksi tersebut. Perempuan sering menjadi subjek segala masalah. Syukurnya, film ini memperlihatkan sudut pandang yang menarik tentang perempuan,” katanya.

Terlebih, Inayah menambahkan bahwa film-film dalam Festival Film Madani bukanlah film agama, bahkan bukan film Islam. Melainkan semua film yang membawa nilai-nilai keragaman dan perdamaian.

“Kebetulan saja film ini (Pesantren) membawa nilai-nilai itu dan juga sesuai dengan semangat perjuangan Gus Dur,” tukasnya.

Untuk diketahui, nonton bareng (Nobar) dan Diskusi Film Pesantren ini merupakan bagian dari Forum 17-an dan hasil kolaborasi Gerdu Suroboyo (GUSDURian Surabaya), Festival Film Madani, dan panitia TUNAS GUSDURian 2022. (Rul)

Tags: Film PesantrengusdurianislamperempuanpesantrentampilkanTunas GUSDURianwajah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID