• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Hikmah dari Kisah Persalinan Sayyidah Maryam dalam Al-Qur’an

Melalui kisah persalinan Sayyidah Maryam, kita melihat bagaimana ia melalui masa kehamilan dan proses melahirkan yang sangat berat.

Rasyida Rifa'ati Husna Rasyida Rifa'ati Husna
02/12/2024
in Hikmah
0
Persalinan Sayyidah Maryam

Persalinan Sayyidah Maryam

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kisah persalinan Sayyidah Maryam yang termaktub dalam Al-Qur’an sarat dengan pelajaran yang berharga. Kita melihat bagaimana ibunda Nabi Isa as. itu menghadapi ujian berat dalam proses melahirkan putranya.

Sayyidah Maryam memberi teladan khususnya kepada kaum perempuan untuk menyikapi ujian hidup dengan hati yang penuh penerimaan,  keteguhan iman, dan bagaimana mengelola keputusasaan dengan penuh keyakinan pada pertolongan-Nya.

Allah berfirman dalam surah Maryam ayat 22-23:

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23)

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma,ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Dalam keadaan susah payah dan lemah, ketika akan tiba waktu persalinan dan merasakan nyeri akibat kontraksi akan melahirkan, Sayyidah Maryam mengasingkan diri beserta bayi yang ia kandung itu ke tempat yang jauh dari tempatnya sebelum ini. Dia menuju ke pangkal pohon kurma untuk bersandar.

Prof. Quraish Shihab menjelaskan, al-Makhdh dalam ayat tersebut adalah gerak yang sangat keras dari desakan janin untuk keluar melalui rahim. Sehingga mengakibatkan pergerakan anak dalam perut dan kontraksi sampai menimbulkan rasa sakit sebelum melahirkan. (Tafsir al-Misbah 8/168-169)

Menghadapi Rasa Sakit dengan Kesabaran dan Penerimaan

Dalam kisah persalinan Sayyidah Maryam, kita melihat bagaimana ia melalui masa yang sangat berat, terutama karena mengandung berbulan-bulan lamanya tanpa kehadiran suami.

Sebagaimana mayoritas ulama menegaskan bahwa kelahiran Nabi ‘Isa as. melalui proses biasa, yakni kehamilan selama sembilan bulan, bukannya seperti pendapat sementara orang bahwa itu terjadi sekejap.

Ketika melahirkan Nabi Isa as. beliau sendirian di tempat yang sepi. Namun, meskipun merasa kesakitan dan terisolasi, beliau tetap berusaha menghadapinya dengan tawakkal dan syukur. Hal ini tercermin dalam ayat yang menyebutkan bahwa ketika beliau merasa kesakitan melahirkan, beliau sabar dan menerima takdir Allah dengan lapang dada.

Mengambil Sebab Sebagai Bentuk Tawakal

فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25) فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا (26)

Maka (suara) itu memanggilnya dari tempat yang rendah: ‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menyediakan sebuah sungai di bawahmu. Dan goyanglah batang pohon kurma ini kepadamu, niscaya ia akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (Q.S. Maryam: 24-26)

Dalam momen ini, tatkala Sayyidah Maryam merasa cemas dan terpuruk dalam kesakitan, Allah memberikan pertolongan-Nya dengan cara yang luar biasa. Sayyidah Maryam menerima pertolongan Allah dengan syukur dan memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya—batang pohon kurma yang ia goyangkan untuk mendapatkan buahnya dan air segar untuk meringankan penderitaannya.

Dengan tubuh yang lemah, Sayyidah Maryam mengoyangkan kurma dengan tangannya sambil menahan rasa sakit, dengan harapan agar buah kurma bisa jatuh. Ia tahu bahwa kurma ini tidak mungkin jatuh dengan goyangan tangan yang lemah sambil menahan sakit menjelang melahirkan. Akan tetapi ini bentuk tawakkal yang besar dari Sayyidah Maryam, tetap berusaha mengambil sebab untuk terjadi sesuatu, tidak pasrah saja tanpa berbuat apa-apa.

Sebagaimana penjelasan Syekh Abdul Aziz al-Baz dalam Majmu’ Fatawa (4/427), “Ini adalah perkara yang memiliki sebab. Maryam menggoyangkan kurma dan menempuh terjadinya sebab sehingga kurma jatuh. Tidaklah ia meninggalkan sebab atau usaha (tidak prasah total).”

Anjuran Bersenang Hati dan Asupan Nutrisi

Dalam ayat 24-26 surah Maryam ini sejatinya juga mengandung pesan untuk perempuan yang tengah mengandung. Yaitu larangan untuk bersedih dan menjaga kestabilan emosi yang erat kaitannya dengan persalinan.

Sebagaiman mengutip dari halodoc.com, stress dan perasaan sedih yang berkepanjangan akan mengalirkan hormon stres ke janin melalui plasenta. Janin yang terus mendapat hormon stres dari ibunya ikut mengalami stres kronis.

Padahal, tumbuh kembang janin dalam kandungan adalah masa-masa yang sangat penting, terutama bagi perkembangan sistem saraf. Ketidakseimbangan hormon dan aliran hormon stres dari ibu, dapat mengganggu proses kehamilan.

Selain itu, juga terdapat anjuran makan dan memenuhi asupan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk tenaga, menghindari kelelahan yang berakibat dehidrasi, serta menjamin kesejahteraan ibu dan janin.

Beberapa ulama dalam konteks ini menafsirkan bahwa kurma adalah makanan yang baik bagi ibu yang sedang menjalani masa nifas. Sebagaimana Imam Az-Zamakhsyari dalam Tafsir al-Kasysyaf (3/11), ayat di atas sebagai isyarat bahwa buah kurma sangat cocok dengan perempuan dalam keadaan akan melahirkan dan setelahnya.

Imam Al-Baghawi menukil perkataan Ar-Rabi’ bin Khutsaim dalam tafsirnya, “Makanan terbaik bagi wanita nifas adalah kurma dan makanan terbaik bagi orang sakit adalah madu.” Sayyid Quthb juga berpendapat bahwa makanan manis sangat cocok untuk para ibu. Buah kurma kering dan basah adalah makanan yang baik bagi para perempuan yang sedang nifas. (Tafsir fi Zhilal al-Quran, 14/265). Wallah a’lam. []

Tags: islamKehamilanKelahiran Nabi IsamelahirkannifasPengalaman biologis perempuanPersalinan Sayyidah Maryamsejarah
Rasyida Rifa'ati Husna

Rasyida Rifa'ati Husna

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version