• Login
  • Register
Minggu, 14 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Iman Saja Tidak Cukup, Lantas Apa?

Suatu saat Nabi Ibrahim meragukan keimanannya. Kemudian ia memohon kepada Allah, agar ia diperlihatkan bagaimana cara Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati

Imam Nakhai Imam Nakhai
06/08/2021
in Hikmah
0
Jenazah

Jenazah

119
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika Nabi Ibrahim as ditanya kaum yang mengingkari kerasulannya, apa bukti bahwa Tuhanmu ada, Nabi Ibrahim menjawab, ‘Tuhanku adalah yang menghidupkan dan mematikan, ialah yang menjalankan matahari dari timur ke barat. Jawaban ini, didasarkan pada “keimanan” Nabi Ibrahim as. (Al Baqarah 258)

Suatu saat Nabi Ibrahim meragukan keimanannya. Kemudian ia memohon kepada Allah, agar ia diperlihatkan bagaimana cara Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati. Allah menjawab “Apakah engkau tidak yakin dengan imanmu?” Nabi Ibrahim menjawab, saya sangat beriman, akan tetapi aku bertanya agar hatiku menjadi tentram. Ahirnya Allah pun mengajarkan kepada Nabi Ibrahim bagaimana cara Allah menghidupkan kematian. (Al Baqarah 260)

Kisah yang diabadikan di dalam Al-Qur’an ini menyatakan bahwa iman saja belum lah cukup, iman masih menggelisahkan hati. Dengan pengetahuan dan ilmu, iman menjadi kokoh yang akan melahirkan ketentraman jiwa.

Sebagaimana Nabi Ibrahim, Nabi Musa as juga meminta pembuktian nyata atas keimanannya kepada Allah. “Ya Allah Perlihatkan dirimu kepadaku agar aku bisa mengindramu”, mohon Nabi Musa. Dan Allah pun mengajarkan bagaimana caranya ia melihat-Nya. Setelah Nabi Musa melihatnya (bila kammin wa laa kaifin), ia menyatakan “Maha suci engkau, aku kembali kepadamu, dan akulah yang paling awal beriman”. (Al A’raf 143)

Kisah ini juga menegaskan bahwa Nabi Musa pada mulanya juga meragukan keimanannya. Namun setelah ia mengenali-Nya dengan ilmu, Nabi Musa pun menjadi tentram dan damai hatinya.

Kedua kisah yang diabadikan dalam Al Qur’an ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan sangat penting untuk meneguhkan keimanan. Keimanan yang teguh akan menghadirkan ketentraman dan kedamaian hati. Ketentraman hati akan melahirkan ketentraman dan kedamaian pada lingkungannya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)
  • Fiqh Itu Tidak Statis
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (3)
  • Tegas! Nabi Melarang Menyakiti Warga Non-Muslim

Baca Juga:

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)

Fiqh Itu Tidak Statis

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (3)

Tegas! Nabi Melarang Menyakiti Warga Non-Muslim

Inilah mungkin jawaban fenomena yang kita lihat saat ini, dimana banyak orang beriman tetapi tidak membawa ketentraman pada dirinya, alih alih pada lingkungan sekitarnya.

Pentingnya ilmu untuk meneguhkan iman juga dituturkan oleh Imam Al Ghazali, ketika beliau menjelaskan ‘kehebatan lapar sebagai jalan utama menuju makrifat’. Tanpa lapar, menurut Al Ghazali, mustahil seorang menjadi tenang hatinya. Hati yang tidak tenang mustahil mengantarkan pada mengenal diri. Dan hanya orang yang mengenal diri yang bisa mengenali Tuhannya.

Apa argumen bahwa lapar menenangkan hati? Bukankah justru lapar membuat hati kacau? Bukankah lapar yang telah melahirkan kejahatan-kejahatan?

Menjawab kegelisahan itu Al Ghazali menjelaskan secara ilmiah bagaimana lapar justru sebaliknya, mengantarkan pada ketenangan dan kejernihan batin. Di sela-sela argumennya, Al Ghazali menyatakan, mengapa saya menjelaskan secara ilmiah padahal saya sudah mengimaninya? Ya karena agar seorang naik dari derajat imam ke atas derajat ilmu.

Derajat ilmu bagi Imam Al Ghazali , lebih tinggi dari derajat imam. Inilah makna ayat:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“……maka Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman, dan akan mengangkat orang orang yang berilmu beberapa derajat….”.

Wallahu A’lam. []

 

Tags: HikmahimanislamKebijaksanaankehidupankemanusiaanKisah NabiNabi Ibrahim AS
Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Nabi Ibrahim

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)

13 Agustus 2022
fiqh

Fiqh Itu Tidak Statis

13 Agustus 2022
satu visi

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (3)

13 Agustus 2022
Nabi Melarang Menyakiti

Tegas! Nabi Melarang Menyakiti Warga Non-Muslim

13 Agustus 2022
nikah sirri

Nikah Sirri Adalah Bentuk Lain Dari Praktik Perdagangan Manusia

13 Agustus 2022
ibrahim

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (2)

12 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berbagi Suami

    Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fiqh Itu Tidak Statis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?
  • Fiqh Itu Tidak Statis

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist