• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Jangan Biarkan Bau Mulut Saat Puasa !!!

Admin Mubaadalah News Admin Mubaadalah News
20/05/2019
in Hukum Syariat
0
bau mulut saat puasa
16
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di bulan Ramadhan, aktivitas tetap berjalan seperti biasa. Umat Islam tetap bekerja dan bersosialisasi dengan orang lain layaknya di bulan lainnya. Tidak ada yang dilarang melakukan aktivitas apapun saat berpuasa kecuali perbuatan yang dapat menghapus pahala puasa, lebih-lebih yang bisa membatalkannya, yakni makan, minum dan berhubungan suami istri.

Karena itu, saat puasa kita dituntut tetap sehat dan bugar serta merasa nyaman berinteraksi dengan yang lain. Namun, aroma mulut kurang sedap saat berpuasa tidak mudah dihindari, karena seharian kita tidak mengkonsumsi makanan dan minuman apapun. Hal itu akan menimbulkan bau mulut tidak sedap yang bersumber dari pencernaan.

Menurut ilmu kedokteran, bau mulut saat puasa disebabkan tiga hal: sinus di hidung, kondisi mulut (gigi, karang gigi, gigi bolong, lidah, sariawan, dan infeksi jaringan lemak). Penyebab lainnya karena kondisi di bawah mulut, yakni paru-paru dan saluran pencernaan. Sebab itulah bau kurang sedap yang berasal dari mulut orang berpuasa susah dihindari.

Apa yang harus dilakukan?

Kita harus memastikan agar nafas kita tetap segar atau tidak menimbulkan bau mulut yang kurang sedap. Sikat gigi di pagi hari harus tetap dilakukan seperti hari-hari lain saat tidak berpuasa. Membersihkan mulut juga harus dilakukan di siang hari dengan cara berkumur-kumur, bersiwak atau bahkan jika perlu bersikat gigi. Tujuannya agar mulut kita tetap segar dan tidak mengganggu teman bicara karena bau mulut saat kita berinteraksi dengan mereka.

Bagaimana hukum bersiwak atau sikat gigi di siang hari?

Sebagian ulama memang menilai makruh melakukannya saat waktu zuhur tiba hingga adzan magrib berkumandang. Namun bagi ulama yang lain, melakukannya bukan masalah senyampang tidak menyebabkan sesuatu masuk ke dalam rongga mulut bagi yang berpuasa. Bahkan hal itu dianjurkan untuk tetap menjaga kesegaran mulut saat berbicara dengan orang lain.

Baca Juga:

Pihak pertama yang memakruhkannya berargumen bahwa menghilangkan bau mulut terutama setelah tengah hari dapat menghilangkan keutamaan puasa. Mereka mendasarkan pandangan tersebut pada sebuah hadis Nabi:

لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ المِسْكِ

“Menurut Allah, bau mulut tidak sedap orang berpuasa itu lebih harum dari minyak misik.”

Secara tekstual, hadis ini menegaskan bau mulut saat puasa akan dinilai harum oleh Tuhan bahkan lebih harum dari minyak misik (kesturi). Namun, sejatinya hadis ini tidak melarang untuk bersiwak atau bersikat gigi saat berpuasa. Yang ditekankan dalam hadis tersebut adalah bau mulut yang tidak sedap tetap dinilai harum bahkan sangat harum menurut Tuhan.

Seperti dijelaskan di atas, bau mulut orang yang sedang berpuasa susah dihindari. Sehingga, meskipun dibersihkan dengan cara berkumur atau bersiwak maupun sikat gigi, mulut akan mengeluarkan bau kurang sedap dan membersihkannya hanya upaya untuk menguranginya, bukan untuk menghilangkannya.

Karena itu, kita yang sedang berpuasa tak perlu khawatir dengan bau mulut karena Tuhan akan menilainya lebih harum dari minyak wangi kesturi sekalipun.

Namun, hal itu tidak berarti kita membiarkan mulut berbau kurang sedap apalagi dengan sengaja mengeluarkan nafas berbau di hadapan orang lain. Jangan sampai mereka terganggu saat berinteraksi dengan kita karena mereka yang akan merasakan langsung bau tak sedap itu. Kita tetap pede berada bersama mereka dan tidak mengganggu komunikasi dengan mereka.

Berpuasa adalah kewajiban agama dan menjaga kebersihan mulut juga perintah Nabi termasuk saat berpuasa. Itulah kira-kira alasan yang disampaikan pendapat kedua di atas.

Jadi, yang paling ‘aman’ dan nyaman saat bekerja adalah tetap membersihak mulut di siang hari agar mulut tetap segar dan tidak berbau. Dan itu tidak dimakruhkan meski saat berpuasa. Demikian penjelasan atas hadis di atas (Syarah Sunan al-Nasa’I (I/17).

Tags: bau mulutfikih puasahadis puasa
Admin Mubaadalah News

Admin Mubaadalah News

Terkait Posts

Perempuan sosial

Perempuan Bukan Fitnah: Membongkar Paradoks Antara Tafsir Keagamaan dan Realitas Sosial

10 Mei 2025
Sunat Perempuan

Sunat Perempuan dalam Perspektif Moral Islam

2 Mei 2025
Metode Mubadalah

Beda Qiyas dari Metode Mubadalah: Menjembatani Nalar Hukum dan Kesalingan Kemanusiaan

25 April 2025
Kontroversi Nikah Batin

Kontroversi Nikah Batin Ala Film Bidaah dalam Kitab-kitab Turats

22 April 2025
Anak yang Lahir di Luar Nikah

Laki-laki Harus Bertanggung Jawab terhadap Anak Biologis yang Lahir di Luar Nikah: Perspektif Maqasid Syari’ah

25 Maret 2025
Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

18 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID