• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kamu Punya Kebiasaan Julid? Ternyata Itu Bagian dari Penyakit Jiwa Lho!

Jangankan membahagiakan diri sendiri. Kebiasaan julid ini bahkan menjadi racun dan energi negatif untuk diri sendiri dan orang lain yang akan terus mengikis akhlak-akhlak terpuji yang terdapat dalam diri

Aspiyah Kasdini RA Aspiyah Kasdini RA
25/10/2022
in Personal
0
Kebiasaan Julid

Kebiasaan Julid

823
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salingers, apakah kalian termasuk tipikal individu yang suka kebiasaan julid dengan kehidupan orang lain? Atau justru kerap menjadi objek orang-orang untuk menjadi bahan yang di-julid-in? Siapapun itu, pasti pernah mengalami menjadi subjek atau objek julid, baik dalam kondisi sadar maupun tidak.

Terkadang kita sangat leluasa berdasarkan waktu dan tempat sebebas-bebasnya nge-julid-in orang yang menurut kita perlu di-julid-i tanpa memiliki maksud dan manfaat tertentu. Namun, kita sangat tidak berkenan saat mengetahui bahwa yang menjadi objek tersebut adalah diri kita.

Terlebih di zaman serba teknologi saat ini, saat semua hubungan dan kondisi bisa kita tampakkan dalam tampilan media sosial, siapapun tanpa tading dan aling dapat terjun bebas nge-julid-in siapapun yang kita kehendaki tanpa mempertimbangkan maslahat dan manfaat yang kita peroleh dari sikap tersebut.

Term julid sendiri ada yang mendefinisikannya sebagai singkatan dari ‘judes lidah,’ nyinyir (id.quora.com); berkomentar negatif atas suatu hal secara berlebihan (merdeka.com); dan juga iri atau dengki terhadap orang lain (pikiranrakyat.com).

Bagaimanapun takrifnya, kebiasaan julid merupakan tindakan yang kerap dikonotasikan negatif karena dianggap sebagai perbuatan yang tidak menyenangkan, memberikan kerugian psikis khususnya, dan mempengaruhi hubungan sosial di antara masyarakat.

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Tasawuf Perspektif Buya Syakur Yasin

Dilema Usia 25 Tahun: Gapapa, Tidak Ada yang Terlambat

Sikap Berlebihan

Sikap mengomentari secara berlebihan  tanpa memiliki kapasitas dan tujuan yang pasti tentu akan menimbulkan tekanan bagi orang yang kita komentari. Seolah-olah kita paling mengerti akan suatu hal, tanpa merasakan kondisi, proses, dan pengalaman orang yang kita komentari.

Alih-alih membantunya, yang kita lakukan justru menambah beban baginya, menambah tekanan batinnya. Jika itu diterima oleh orang dengan kemampuan mengelola stress yang baik, maka komentar kita tidak akan berdampak apapun bagi dia. Namun berbeda jika seseorang tersebut tidak memiliki kemampuan mengelola stress yang cukup, apa yang kita lakukan justru akan memojokkan, mengerdilkan, dan perlahan dapat membunuhnya tanpa kita sadari.

Kita tidak bisa menuntut orang lain untuk memiliki kondisi mental yang baik saat kondisi mental kita sendiri saja buruk. Kemudian keburukan yang kita miliki ini kita bagikan untuk mempengaruhi kondisi orang lain. Hal ini sama saja dengan menularkan dan memberikan mafsadat secara langsung kepada sesama.

Jangankan membahagiakan diri sendiri. Kebiasaan julid ini bahkan menjadi racun dan energi negatif untuk diri sendiri dan orang lain yang akan terus mengikis akhlak-akhlak terpuji yang terdapat dalam diri.

Indikator Kebiasaan Julid

Jika menggunakan pendekatan ilmu Tasawuf, indikator-indikator yang terdapat dalam perbuatan julid  dapat kita identifikasi sebagai akhlakul madzmumah (perbuatan tercela) yang harus kita ganti dengan akhlakul karimah.

Sebagaimana yang sering KH. Nur Muhammad Suharto sampaikan dalam khidmah ilmiah Manakib TQN Suryalaya, perbuatan tercela yang lahir jadi penyakit-penyakit hati itu antara lain: kibrun (angkuh/sombong), hiqdun (dendam), ghaflah (lalai/lupa dari-Nya), hasadun (iri hati), ghadlabun (marah), bukhlun (kikir), sum’ah (gila pujian).

Saat kita memberikan komentar tanpa kita minta atas suatu hal yang seseorang alami. Tentu ada sifat kibrun yang menghinggapi diri. Karena kita merasa lebih mengetahui atas hal tersebut untuk kemudian merasa perlu untuk memberikan komentar tanpa kita harapkan.

Tidak hanya penyakit kibrun, julid juga tidak terlepas dari penyakit hasad. Di mana saat kita melihat pencapaian orang lain, kita merasa iri dan melontarkan komentar yang tidak kita inginkan. Intinya, ketika kita melakukan perbuatan julid, banyak penyakit hati yang sedang menghinggapi kita. Sehingga hal yang dihasilkan kemudian juga dapat menyebabkan hal-hal buruk lainnya.

Belajar Menghilangkan Penyakit Hati

Jika ingin hidup kita bahagia, dan kita juga dapat membahagiakan orang lain, maka kita harus mulai belajar untuk menghilangkan dan mengosongkan diri/takhalli dari penyakit-penyakit hati ini yang merupakan bagian dari gangguan kejiwaan/mental illness, dan memenuhi serta menghiasi diri/tahalli dengan perbuatan-perbuatan terpuji.

Jika telah demikian, maka masing-masing dari kita akan diliputi oleh cahaya-Nya/tajalli untuk dapat menjadi pribadi yang bahagia dan membahagiakan. Jadi, mulai sekarang, yuk bareng-bareng menjaga kesehatan mental dan raga kita. Yakni dengan mengurangi julid kepada sesama, baik dalam dunia nyata, maupun dalam sosial media.

Stop mengomentari bagaimana cara orang lain berpakaian! Cara ibu dan bapak muda membesarkan anaknya! Orang lain yang belum atau sudah menikah! Musibah maupun takdir yang sedang menimpa seseorang! Bagaimana orang lain menentukan jalan hidupnya! Stop kebiasaan julid! []

Tags: JulidPenyakit JiwapsikologiSelf LoveSufitasawuf
Aspiyah Kasdini RA

Aspiyah Kasdini RA

Alumni Women Writers Conference Mubadalah tahun 2019

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version