• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Karena Perempuan tak Pernah Sendiri

Review Buku "Sister Fillah, You'll Never be Alone"

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
18/08/2020
in Buku, Pernak-pernik, Personal
0
249
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Setelah rampung membaca buku terbaru karya Kalis Mardiasih, “Sister Fillah, You’ll Never be Alone” mengantarkan pada titik refleksi terlebih bagi kita (perempuan). Pernahkah kita merasa sendiri, ditinggal, dan tak ada yang memberi semangat dalam hidup?

Dan pertanyaan berikutnya, sudahkah kita menjadi penguat bagi sesama perempuan setidaknya di lingkungan terdekat kita? Dua pertanyaan ini menjadi alasan mengapa buku ini kemudian penting untuk dibaca. Tidak hanya bagi perempuan, tetapi juga laki-laki. Terlebih bagi mereka yang baru mempelajari terkait kesetaraan gender dalam perspektif islam.

Memilih berdakwah melalui tulisan menjadi salah satu jalan yang dapat dipilih oleh siapa saja, termasuk perempuan. Dan akan terasa berbeda memang, ketika sebuah tulisan tentang perempuan, perspektif perempuan, dan ditulis langsung oleh perempuan. Sudut pandang yang dihadirkan akan lebih luas. Seperti halnya kutipan Kalis di prolog buku ini, “Dakwah tak hanya soal kebenaran, tapi juga soal etika dan tepa salira.”

Kembali lagi pada dua pertanyaan diawal tadi. Sangat tepat Kalis memilih judul bukunya kali ini. Karena tidak hanya mewakili secara lugas isi dari setiap tulisan yang ada di dalamnya. Namun, juga mewakili kegelisahan kita, yang terkadang merasa hidup sendiri ketika mendapati masalah dan insecure dengan sikap lingkungan terhadap diri kita, karena kita terlahir sebagai perempuan.

Baca Juga:

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Terlahir menjadi perempuan, kadangkala membuat kita merasa rumit dan tidak mudah dalam menjalani kehidupan, karena terlalu banyaknya norma dan sistem di masyarakat (yang sudah terlanjur patriarki) mengatur gerak dan kehidupan perempuan, tanpa melibatkan dan menghadirkan pikiran serta kebutuhan perempuan di dalamnya. Kondisi ini kemudian yang terus mengakar, hingga melupakan eksistensi kemanusiaan perempuan.

Hal yang sangat miris, tak jarang sesama perempuan justru membuat tolak ukur halal-haram, pahala-dosa, surga-neraka bagi sesama perempuannya. Sehingga tak jarang, banyak diantara kita merasa tidak percaya diri menjadi perempuan ketika tidak berpakaian yang katanya ‘syar’i’, bahkan bagi sebagian kalangan jilbab yang sangat tertutup menjadi indentifikasi mutlak keshalehan perempuan.

Dan kondisi ini kemudian membuat banyak dari kita beranggapan menjadi perempuan dalam Islam sangatlah rumit, wajah Islam yang ramah mendadak suram sebatas tolak ukur pahala-dosa yang dikalkulasi dengan perhitungan manusia saja.
Kehadiran Buku Sister Fillah, ini penting untuk dibaca dan ditelaah oleh siapa saja terlebih perempuan agar tidak dengan mudah memvonis perempuan yang tidak sealiran dan sepemahaman dengan kita adalah salah.

Keragaman berfikir dan kehidupan perempuan seharusnya menjadi tempat untuk kita lebih memahami betapa kompleksnya permasalahan perempuan, yang harus dipahami tidak hanya oleh perempuan tetapi laki-laki juga perlu memiliki pemikiran perspektif perempuan, agar dapat mengikis sistem patriarki yang sudah mengakar.

Sistem patriarki yang mengakar ini kerap membuat sebagian perempuan merasa hidup sendiri ketika dia melakukan hal melanggar norma dan sistem yang ada. Merasa terkucilkan dan terus mengalami beban sosial yang membuat hidupnya tidak tenang. Dan merasa lingkungan tak pernah memihak kita, sekalipun itu sama perempuannya.

Menjadi perempuan, kita tak pernah benar-benar sendiri. Bahkan ketika kita terjatuh sekalipun Tuhan selalu membersamai. Akan selalu ada tangan-tangan lain yang akan selalu merangkul kita, menjadi pendengar pada setiap permasalahan yang kita hadapi, meski kemudian pilihan dalam hidup berada di tangan masing-masing kita. Setidaknya, kehadiran mereka yang mau menjadi pendengar membuat kita yakin masih ada harapan kesetaraan dan keadilan bagi perempuan di hari esok.

sinilah peran kita bagi sesama perempuan diuji. Untuk terus memastikan mereka para perempuan (Sister Fillah) yang berada di sekitar kita tak pernah merasa Alone (sendiri). Saling menguatkan, memberi ruang aman, dan mensuport sesama perempuan adalah bentuk meyakinkan diri kita sendiri bahwa kita (perempuan) tak pernah benar benar sendiri. Terus melangkah dan berjuang, karena sebagai perempuan yang harus mendobrak tirani-tirani yang membatasi gerakan kita selama ini. []

Judul Buku: Siter Fillah, You’ll Never be Alone
Penulis: Kalis Mardiasih
Penerbit: Penerbit Qanita
Tahun Terbit: April, 2020
Jumlah Halaman: XXVI+126 hlm
ISBN: 978-602-402-177-1

Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Umat Buddha

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

12 Mei 2025
Islam

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

11 Mei 2025
Menyusui

Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

10 Mei 2025
Bekerja adalah

Bekerja adalah Ibadah

10 Mei 2025
Membaca Kartini

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

10 Mei 2025
Mengapa Bekerja

Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?

10 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Paus Leo XIV

    Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha
  • Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus
  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha
  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version