• Login
  • Register
Sabtu, 28 Januari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Kejantanan dan Kesucian dalam Perspektif Islam

Nur Rofiah Nur Rofiah
16/10/2018
in Kolom
0
kejantanan dan kesucian

kejantanan dan kesucian

12
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perubahan cara pandang atas kedirian manusia yang diajarkan Islam berpengaruh pada perubahan cara pandang atas beberapa konsep. Dua di antaranya adalah konsep kejantanan dan kesucian.

Ketika manusia hanya dipandang sebatas makhluk fisik, maka standar dua konsep ini juga sebatas biologis. Kejantanan diukur oleh sekuat apa seseorang bisa menyalurkan syahwat libidonya. Sementara kesucian diukur oleh utuh tidaknya alat kelamin secara fisik.

Dalam cara pandang seperti ini, laki-laki dibuat terobsesi untuk menaklukkan sebanyak mungkin perempuan supaya jantan. Sebaliknya, perempuan dituntut untuk mempunyai selaput dara seutuh mungkin sebagai bukti kesuciannya.

Laki-laki dituntut untuk gas pol dengan libidonya. Sebaliknya, perempuan disalahkan saat selaput dara robek karena terbentur stang ketika belajar naik sepeda atau bahkan saat robek karena dipaksa menjadi sasaran gaspolnya laki-laki.

Islam mengubah cara pandang ini. Berbeda dengan hewan, manusia dikaruniai akal dan hati. Bahkan dimensi non fisik yakni intelektual dan spiritual manusia ini justru menjadi jati diri mereka yang utama.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik
  • Khitan Baik Bagi Laki-laki dan Tidak Baik Bagi Perempuan
  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023
  • Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual

Baca Juga:

3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik

Khitan Baik Bagi Laki-laki dan Tidak Baik Bagi Perempuan

Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023

Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual

Nilai kualitas manusia bukan ditentukan oleh jenis kelamin yang bersifat fisik itu, melainkan oleh ketakwaan yang bersifat intelektual sekaligus spiritual.

Takwa adalah menggunakan akal budi semaksimal mungkin dalam setiap tindakan agar memberikan kemaslahatan bagi diri sendiri dan pihak lain seluas-luasnya atas dasar iman kepada Allah.

Kejantanan dengan demikian tidak ditentukan oleh sekuat apa mampu menyalurkan libidonya, melainkan sebaliknya oleh sekuat apa mampu mengendalikannya.

Yakni sekuat apa mampu menyalurkannya tidak hanya secara halal, melainkan juga secara baik (thayyiban) lagi pantas (ma’rufan).

Demikian pula kesucian tidak ditentukan oleh utuh tidaknya alat kelamin secara fisik, melainkan oleh sekuat apa mampu mengendalikannya.

Yakni sekuat apa mampu menggunakannya tidak hanya secara halal, tetapi juga secara baik (thayyiban) lagi pantas (ma’rufan).

Hanya dengan cara yang bermartabat seperti inilah laki-laki dan perempuan mampu memberi kemaslahatan pada diri sendiri dan pihak lain seluas-luasnya dalam melakukan aktifitas secara seksual.

Laki-laki dan perempuan yang beriman sama-sama diminta untuk menjaga alat kelamin atau mengontrol libido (hifdhul furuj) dengan baik. Kapankah? Sepanjang hidup, baik saat jomblo maupun ketika memiliki suami atau istri. Bismillah.[]

 

Sumber: Facebook/Nur Rofiah

Tags: agamaakalanak rawan kekerasan seksualcara pandanghasratislamJantanlaki-lakilibidomanusiaperempuansejatisuci
Nur Rofiah

Nur Rofiah

Nur Rofi'ah adalah alumni Pesantren Seblak Jombang dan Krapyak Yogyakarta, mengikuti pendidikan tinggi jenjang S1 di UIN Suka Yogyakarta, S2 dan S3 dari Universitas Ankara-Turki. Saat ini, sehari-hari sebagai dosen Tafsir al-Qur'an di Program Paskasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an (PTIQ) Jakarta, di samping sebagai narasumber, fasilitator, dan penceramah isu-isu keislaman secara umum, dan isu keadilan relasi laki-laki serta perempuan secara khusus.

Terkait Posts

Content Creator, Ngemis Online

Content Creator atau Ngemis Online?

28 Januari 2023
Pengalaman Perempuan

Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

28 Januari 2023
Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

28 Januari 2023
Budaya Patriarki

Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual

27 Januari 2023
Tata Kelola Sampah

Bermubadalah, Perspektif Baru Tata Kelola Sampah

27 Januari 2023
Kampus Cantik

Akun Instagram Kampus Cantik, Sebuah Bentuk Glorifikasi Seksisme Bagi Perempuan

27 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fatwa KUPI

    Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konco Wingking Dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik
  • Content Creator atau Ngemis Online?
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah
  • Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis
  • Terminologi Mubadalah Berguna Untuk Gagasan Relasi Kerjasama

Komentar Terbaru

  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023 - NUTIZEN pada (Masih) Perlukah Menyusun Resolusi Menyambut Tahun Baru?
  • Pasangan Hidup adalah Sahabat pada Suami Istri Perlu Saling Merawat Tujuan Kemaslahatan Pernikahan
  • Tanda Berakhirnya Malam pada Relasi Kesalingan Guru dan Murid untuk Keberkahan Ilmu
  • Tujuan Etika Menurut Socrates - NUTIZEN pada Menerapkan Etika Toleransi saat Bermoda Transportasi Umum
  • Film Yuni Bentuk Perlawanan untuk Masyarakat Patriarki pada Membincang Perkawinan Anak dan Sekian Hal yang Menyertai
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist