• Login
  • Register
Jumat, 16 April 2021
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Mandiri 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Kiai

    Para Kiai Kumpul Virtual Membahas Makna Jihad yang Sesungguhnya

    Perempuan

    Ikuti Kelas Intensif Ramadhan Bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara

    Ekstremisme

    Suara Perempuan Indonesia Melawan Gerakan Ekstremisme

    Teror Bom

    Teror Bom Kembali Terjadi, Kerja Kolaborasi Perlu Diperkuat

    Makassar

    Teror Bom Makassar Nodai Toleransi di Indonesia

    Konservatisme

    Konservatisme dalam Beragama, Cikal Bakal Ekstremisme

    KUPI

    Serba Serbi Konsultasi Digital KUPI, Apa Saja Sih?

    Kekerasan

    Hukum Tindak Kekerasan tidak Membedakan Ruang Privat dan Publik

    Wahid Foundation

    Wahid Foundation Kampanye Kesetaraan Gender dan Toleransi

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Kawin Anak

    Kawin Anak Bukanlah Kisah yang Romantis

    SKB 3 Menteri

    SKB 3 Menteri: Langkah Awal Antisipasi Sikap Intoleransi Sejak Dini

    Feminisme

    Bahaya Ide Feminisme? Mari Telusuri Pemahaman yang Keliru

    Puasa

    Benarkah Tidurnya Orang Puasa itu Ibadah?

    Rasial

    Problematika Diskriminasi Rasial Hingga Politik Identitas

    Puasa

    Puasa bagi Perempuan Hamil dan Menyusui

    Gender

    Bias Gender dalam Media Pembelajaran Kontemporer

    Agama

    Aksi Teror dan Upaya Moderasi Beragama Sebagai Kunci

    Gender

    Perjuangan Mewujudkan Keadilan Gender Islam di Indonesia

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kitab

    Menelisik Kitab Uqudullajain dan Qira’ah Mubadalah

    Pernikahan

    Fiqih Keluarga Mubadalah: Tujuan Pernikahan

    Bijak Bestari

    Menyusuri Jejak Para Bijak Bestari

    Mendaras

    Mendaras Sisi Rahmah Nabi Muhammad SAW

    Tasawuf

    Memaknai Tasawuf Humanis bagi Kehidupan Manusia

    Laki-Laki

    Menjadi Laki-Laki Baru: Rasulullah Adalah Contoh Laki-Laki Baru

    Durroh

    Durroh Part 3; Kebencian Apa Itu?

    Khadijah

    Mengenang Sayyidah Khadijah Al Kubra

    Nayla

    Nayla Bertanya : Benarkah Kita Merindukan Ramadan?

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perkawinan

    Perkosaan dalam Perkawinan Perspektif Islam

    Ibn Katsir

    Teks Mubadalah dalam Tafsir Ibn Katsir

    Perempuan Memakai Parfum

    Perempuan Memakai Parfum dalam Perspektif Mubadalah

    sujud istri pada suami perspektif mubadalah

    Jika dibolehkan, Suamipun Harusnya Sujud pada Istri

    Bagaimana Hukum Penggunaan Harta Suami oleh Istri?

    Ayat Nusyuz yang Tersembunyi

    kesalingan

    “Mainstreaming Mubadalah” dalam Kaidah Fiqh Isu-isu Keluarga

    Mengelola Dinamika Berkeluarga

    Islam dalam Pandangan Buya Husein

  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Kiai

    Para Kiai Kumpul Virtual Membahas Makna Jihad yang Sesungguhnya

    Perempuan

    Ikuti Kelas Intensif Ramadhan Bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara

    Ekstremisme

    Suara Perempuan Indonesia Melawan Gerakan Ekstremisme

    Teror Bom

    Teror Bom Kembali Terjadi, Kerja Kolaborasi Perlu Diperkuat

    Makassar

    Teror Bom Makassar Nodai Toleransi di Indonesia

    Konservatisme

    Konservatisme dalam Beragama, Cikal Bakal Ekstremisme

    KUPI

    Serba Serbi Konsultasi Digital KUPI, Apa Saja Sih?

    Kekerasan

    Hukum Tindak Kekerasan tidak Membedakan Ruang Privat dan Publik

    Wahid Foundation

    Wahid Foundation Kampanye Kesetaraan Gender dan Toleransi

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Kawin Anak

    Kawin Anak Bukanlah Kisah yang Romantis

    SKB 3 Menteri

    SKB 3 Menteri: Langkah Awal Antisipasi Sikap Intoleransi Sejak Dini

    Feminisme

    Bahaya Ide Feminisme? Mari Telusuri Pemahaman yang Keliru

    Puasa

    Benarkah Tidurnya Orang Puasa itu Ibadah?

    Rasial

    Problematika Diskriminasi Rasial Hingga Politik Identitas

    Puasa

    Puasa bagi Perempuan Hamil dan Menyusui

    Gender

    Bias Gender dalam Media Pembelajaran Kontemporer

    Agama

    Aksi Teror dan Upaya Moderasi Beragama Sebagai Kunci

    Gender

    Perjuangan Mewujudkan Keadilan Gender Islam di Indonesia

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kitab

    Menelisik Kitab Uqudullajain dan Qira’ah Mubadalah

    Pernikahan

    Fiqih Keluarga Mubadalah: Tujuan Pernikahan

    Bijak Bestari

    Menyusuri Jejak Para Bijak Bestari

    Mendaras

    Mendaras Sisi Rahmah Nabi Muhammad SAW

    Tasawuf

    Memaknai Tasawuf Humanis bagi Kehidupan Manusia

    Laki-Laki

    Menjadi Laki-Laki Baru: Rasulullah Adalah Contoh Laki-Laki Baru

    Durroh

    Durroh Part 3; Kebencian Apa Itu?

    Khadijah

    Mengenang Sayyidah Khadijah Al Kubra

    Nayla

    Nayla Bertanya : Benarkah Kita Merindukan Ramadan?

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perkawinan

    Perkosaan dalam Perkawinan Perspektif Islam

    Ibn Katsir

    Teks Mubadalah dalam Tafsir Ibn Katsir

    Perempuan Memakai Parfum

    Perempuan Memakai Parfum dalam Perspektif Mubadalah

    sujud istri pada suami perspektif mubadalah

    Jika dibolehkan, Suamipun Harusnya Sujud pada Istri

    Bagaimana Hukum Penggunaan Harta Suami oleh Istri?

    Ayat Nusyuz yang Tersembunyi

    kesalingan

    “Mainstreaming Mubadalah” dalam Kaidah Fiqh Isu-isu Keluarga

    Mengelola Dinamika Berkeluarga

    Islam dalam Pandangan Buya Husein

  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Kematian Tragis Hypatia: Filsuf Perempuan Kebanggaan Alexandria

Kisah kematian Hypatia tersebut kemudian menginspirasi banyak orang. Sampai pada abad ke-20, Hypatia dijadikan sebagai simbol feminisme dan perjuangan kesetaraan hak-hak perempuan.

Fadlan Fadlan
24/03/2021
in Figur
0
Hypatia

Hypatia

0
SHARES
265
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Mubadalah.id – Sekitar tahun 415 atau 416 M, di jalan-jalan Alexandria, Mesir, sekelompok Kristen fanatik menyerang seorang perempuan yang sedang dalam perjalanan pulang dengan keretanya lalu menyeret perempuan itu  dengan paksa ke sebuah gereja – di mana mereka menelanjangi dan memukulinya sampai mati. Mereka kemudian memotong tubuhnya dan lalu membakarnya.

Siapakah perempuan itu dan kejahatan apa yang sudah dia lakukan?

Dia adalah Hypatia. Hypatia adalah salah satu filsuf terakhir di Alexandria dan salah satu dari beberapa tokoh intelektual terkemuka di masa itu yang menguasai berbagai macam ilmu, mulai dari matematika, astronomi hingga filsafat. Meskipun dia terkenal karena kisah kematiannya yang tragis, kehidupannya adalah hal yang sangat menginspirasi banyak orang.

Ayah Hypatia, Theon, adalah seorang pustakawan dan matematikawan ulung di masanya. Ada beberapa tulisan-tulisan Theon yang sampai sekarang masih tersisa. Ia banyak menyunting dan menuliskan komentar-komentarnya tentang karya-karya Euklides dan Ptolemy.

Meskipun demikian, hanya sedikit yang dapat kita ketahui tentang kehidupan keluarganya. Bahkan tanggal lahir putrinya, Hypatia, pun masih diperdebatkan – ada yang berpendapat bahwa Hypatia lahir pada tahun 370, dan ada pula sejarawan lain yang percaya bahwa Hypatia lahir pada tahun 350.

Baca Juga:

Kawin Anak Bukanlah Kisah yang Romantis

Bahaya Ide Feminisme? Mari Telusuri Pemahaman yang Keliru

Memahami Perempuan dari Berbagai Sisi

Empat Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Burka Avenger

Tak ada yang tahu.

Sebagai seorang matematikawan dan juga pustakawan, Theon mengajarkan banyak ilmu kepada putrinya, terutama dalam bidang matematika dan astronomi. Itulah yang kelak membentuk sosok perempuan cerdas ini kedepannya.

Di luar dari bidang keahlian ayahnya, Hypatia juga merupakan seorang tokoh filsuf terkemuka aliran Neo-platonik saat itu. Namun, Hypatia tidak pernah menikah. Kemungkinan besar (sebagai seorang filsuf Neo-platonik) ia terinspirasi dengan gagasan Plato tentang penghapusan sistem keluarga.

Namun demikian, Hypatia adalah pujaan dan juga panutan banyak orang-orang hebat di masanya. Salah satu dari mereka adalah pemimpin kota Alexandria saat itu, Orestes. Meskipun kedekatan Hypatia dan Orestes nanti akan menjadi petaka – penyebab kematian Hypatia.

Pada tahun 412, uskup agung saat itu Theopilus meninggal secara mendadak. Ia pun segera digantikan oleh keponakannya Sirilus – padahal Theopilus belum menunjuknya secara resmi. Hal ini tentu menciptakan konflik internal di tubuh gereja saat itu antara pendukung Sirilus dengan saingannya, Timotios. Namun, Sirilus berhasil menang dan menghukum mereka yang mendukung Timotios; ia menutup gereja-gereja Kristen Noviantis yang merupakan pendukung setia Timotios.

Pada tahun 414, Sirilus juga menutup semua sinagog Yahudi di Alexandria, dan menyita semua harta benda orang Yahudi, lalu mengusir mereka semua dari kota tersebut. Melihat hal itu, Orestes pun marah gegara sikap kekanak-kanakan Sirilus selaku pemimpin agama yang ia anggap tidak memberikan contoh yang baik. Karena apa yang dilakukan oleh Sirilus tersebut justru merusak keharmonisan hidup beragama di Alexandria yang sudah lama terjalin. Meskipun Orestes adalah seorang Kristen, tetapi dia tidak setuju dan tidak mengakui kepemimpinan Sirilus yang ia nilai masih begitu labil.

Konflik di antara kedua pemimpin ini pun semakin memanas. Sirilus membuat siasat untuk bagaimana membunuh Orestes. Namun, sekelompok orang suruhan Sirilus yang ditugaskan untuk membunuh Orestes gagal melaksanakan tugas mereka. Sebagai hukumannya, Orestes pun memerintahkan agar Amonios (biarawan yang dianggap sebagai dalang di balik rencana pembunuhannya) disiksa sampai mati di depan umum.

Meskipun Orestes adalah pemimpin kota saat itu, tak jarang ia meminta nasihat dari Hypatia, karena ia dikenal sebagai sosok yang bijak dan disukai banyak orang, baik dari kaum pagan maupun Kristen karena sikap moderatnya. Dan meskipun Hypatia adalah seorang pagan, ia juga memiliki banyak murid yang beragama Kristen, termasuk Sinesius yang kelak akan menjadi Uskup Ptolemais.

Ketika mengetahui bahwa Orestes dekat dengan Hypatia, Hypatia pun kemudian menjadi target Sirilus selanjutnya. Baginya, Hypatia adalah target yang mudah. Dia juga punya banyak alasan untuk membunuhnya. Toh, Hypatia adalah pagan pengikut filsafat Neo-platonis. Ia percaya masyarakat yang saat itu mayoritas Kristen pasti akan memihaknya.

Sirilus dan sekutunya pun akhirnya mencoba untuk merusak nama baik Hypatia, guna untuk meredupkan kepercayaan dan simpati masyarakat kepadanya. Dibuatlah desas desus bahwa Hypatia adalah wanita penghasut, pengadu domba, dan penyembah setan yang menjadi sebab memanasnya konflik antara Orestes dan Sirilus, dalam hal ini gereja dan pemerintah.

Akhirnya, pada Maret 415, Hypatia pun dibunuh oleh sekelompok Kristen yang dipimpin oleh seorang lektor yang bernama Petros. Petros menyerang kereta kuda yang ditumpangi Hypatia ketika ia sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya.

Mereka menyeret Hypatia ke dalam sebuah bangunan yang dahulu pernah menjadi kuil kaum pagan sebelum kemudian diubah menjadi gereja. Di sana, mereka menelanjangi Hypatia dan membunuhnya. Setelah itu, mereka memotong tubuh Hypatia lalu menyeret anggota tubuhnya untuk kemudian dibakar.

Banyak yang mengatakan bahwa pembunuhan Hypatia adalah murni dilatar belakangi oleh politik dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama. Singkatnya Hypatia adalah korban dari kecemburuan politik pada saat itu.

Nasib tragis yang dialami Hypatia tersebut pun sontak mengguncang kekaisaran. Banyak tokoh-tokoh filsuf Neo-platonis setelahnya geram, seperti Damaskios yang mana menjadi semakin gencar dalam mengkritik dan menyerang agama Kristen. Bahkan Voltaire pun menjadikan kematian Hypatia sebagai alasan untuk mengutuk gereja dan agama.

Kisah kematian Hypatia tersebut kemudian menginspirasi banyak orang. Sampai pada abad ke-20, Hypatia dijadikan sebagai simbol feminisme dan perjuangan kesetaraan hak-hak perempuan. Dan di akhir abad ke-20, banyak bermunculan penggambaran yang mengait-ngaitkan kematian Hipatia dengan hancurnya perpustakan di Alexandria, meskipun faktanya perpustakaan tersebut memang sudah hancur ketika filsuf perempuan itu masih hidup. Yang jelas, Hipatia adalah korban fanatisme agama, politik, dan konflik sektarian di Alexandria.

Untuk mengenang kepahlawanan dan keberanian Hypatia, pada tahun 2009 silam, sutradara Spanyol, Alejandro Amenábar pun membuat sebuah film yang berjudul “Agora” yang mengisahkan tentang Hypatia (yang diperankan oleh aktris sekaligus model, Rachel Weisz) sebagai filsuf, matematikawan, dan juga astronom perempuan terbesar dalam sejarah perempuan yang pernah ada. []

Tags: feminismeHypatiaperempuansejarahSejarah DuniatokohTokoh Inspiratif
Fadlan

Fadlan

Kolomnis dan Pendiri Lingkar Studi Filsafat (LSF) Sophia

Terkait Posts

Nawal al-Sa'dawi

Nawal al-Sa’dawi: Sang Humanis dan Feminis Islam

30 Maret 2021
Tanzania

Mengenal Samia Suluhu Hassan, Presiden Muslimah Pertama Tanzania

26 Maret 2021
Ilmuwan

5 Ilmuwan Perempuan Yang Jasanya Tidak Diakui

18 Maret 2021
Ulama Perempuan

Mengenal Ulama Perempuan Zubaidah binti Abu Ja’far

6 Maret 2021
Kang Jalal

Kang Jalal dan Islam yang Tenang

18 Februari 2021
Inggit Garnasih

Dari Inggit Garnasih Kita Belajar

17 Februari 2021
No Result
View All Result

Kelas Intensif Ramadhan 1442 H.

kajian romadhon

TERPOPULER

  • Suami

    Benarkah Suara Suami dari Tuhan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikuti Kelas Intensif Ramadhan Bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Karena Setiap Perempuan Istimewa, Berbahagialah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nayla Bertanya : Benarkah Kita Merindukan Ramadan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Alasan Mengapa Perempuan Harus Mandiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menelisik Kitab Uqudullajain dan Qira’ah Mubadalah
  • Fiqih Keluarga Mubadalah: Tujuan Pernikahan
  • Menyusuri Jejak Para Bijak Bestari
  • Kawin Anak Bukanlah Kisah yang Romantis
  • SKB 3 Menteri: Langkah Awal Antisipasi Sikap Intoleransi Sejak Dini

Komentar Terbaru

    117050
    Views Today : 1033
    Server Time : 2021-04-16
    • Tentang
    • Redaksi
    • Kontributor
    Kontak kami:
    redaksi@mubadalah.id

    © 2020 MUBADALAH.ID

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Aktual
    • Kolom
      • Keluarga
      • Personal
      • Publik
    • Khazanah
      • Hikmah
      • Hukum Syariat
      • Pernak-pernik
      • Sastra
    • Rujukan
      • Ayat Quran
      • Hadits
      • Metodologi
      • Mubapedia
    • Tokoh
    • Login
    • Sign Up

    © 2020 MUBADALAH.ID

    Selamat Datang!

    Login to your account below

    Forgotten Password? Sign Up

    Create New Account!

    Fill the forms bellow to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In

    Add New Playlist