• Login
  • Register
Jumat, 8 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kenapa Manusia Makhluk Terbaik Ciptaan Tuhan?

Rahmat dan ujian dari Tuhan, keduanya adalah pemberian yang harus direspon diri dengan baik, karena kita semua adalah makhluk terbaik ciptaan-Nya

Aspiyah Kasdini RA Aspiyah Kasdini RA
01/06/2022
in Personal
0
Makhluk Terbaik

Makhluk Terbaik

190
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Qs. Al-Tiin:4.

Mubadalah.id – Labeling. Siapapun itu pasti pernah merasakan labeling yang disematkan pada dirinya, tua-muda, miskin-kaya, laki-laki maupun perempuan, siapapun pribadinya tidak akan pernah lepas dari sebutan khusus tentang rupa serta fisiknya. Seakan citra sebagai makhluk terbaik ciptaan Tuhan hilang begitu saja.

Termasuk saya, karena faktor genetik yang tidak mungkin diingkari, saya terlahir dengan tubuh pendek dibandingkan dengan teman-teman sebaya (baik semasa kanak-kanak hingga saat ini). Tidak hanya bertubuh pendek, perawakan saya juga tambun karena sehatnya badan. Tentu saja hal ini menjadi bahan oleh teman-teman untuk menjuluki saya Ndekmu (pendek lemu/pendek gendut), atau juga ‘Donat’ dan bahkan ‘Gembrot.’

Labeling atas postur tubuh tentunya membuat saya tidak yakin dengan konsep makhluk terbaik ciptaan Tuhan. Ada perasaan minder, tidak nyaman, risih, malu, kesal, marah, dan emosi negatif lainnya yang saya rasakan. Saat perasaan ini memuncak, saya memberanikan diri untuk bercerita kepada almarhum Ayah sepulang sekolah (SD) dengan harapan Ayah akan memarahi teman-teman yang selalu memanggil saya dengan sebutan ‘buruk’ tersebut.

Namun respon Ayah tidak seperti yang saya bayangkan, Ayah justru mengutip Alquran surah Al-Tiin ayat 4 yang artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Daftar Isi

    • Support System yang Baik adalah Obat
  • Baca Juga:
  • Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda
  • Kesuksesan Muhammad Al-Fatih: Bukti Kesetaraan Gender Berhasil Mendidik Generasi
  • Perspektif Mubadalah: Laki-laki Bisa Menjadi Ladang Kebaikan Bagi Perempuan
  • Nabi Muhammad Saw: Sosok yang Menyayangi Anak Laki-laki dan Perempuan
    • Manusia Makhluk Terbaik Ciptaan Tuhan

Support System yang Baik adalah Obat

Entah mengapa semua emosi negatif yang saya rasakan luruh begitu saja. Ayah menjelaskan, bagaimanapun wujud dari rupa kita, itu adalah wujud dari makhluk terbaik yang Tuhan ciptakan. Jika menurut-Nya saja sudah baik, mengapa kita masih mendengarkan desas-desus yang merusak kehidupan kita secara psikis dan tentunya berpengaruh pada kehidupan kita, baik dalam jangka waktu yang pendek, atau bahkan sangat lama (seumur hidup).

Baca Juga:

Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda

Kesuksesan Muhammad Al-Fatih: Bukti Kesetaraan Gender Berhasil Mendidik Generasi

Perspektif Mubadalah: Laki-laki Bisa Menjadi Ladang Kebaikan Bagi Perempuan

Nabi Muhammad Saw: Sosok yang Menyayangi Anak Laki-laki dan Perempuan

Ayah mengajakku untuk berbaik sangka kepada-Nya, karena hanya Ia yang mengetahui sebab mengapa kita harus tercipta dengan kondisi yang berbeda-beda.

Yupz, penjelasan dari Ayahku sungguh menjadi obat bagi luka hatiku. Saya menerima dan bersyukur atas pemberian-Nya untukku. Saya tidak perlu memberi peringatan atau membalas apa yang dilakukan orang lain terhadap saya, karena itu tidak akan pernah berakhir. Ayah mengajarkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah labeling yang tidak mungkin terhindarkan, yakni dengan cara ‘Merubah Cara Berfikir’ tentang apa yang kita terima.

Baik dan buruknya sesuatu yang menimpa kita semuanya tergantung diri kita masing-masing dalam meresponnya, karena hanya kita yang memiliki ‘kendali’ atas hidup kita sendiri. Bahagia dan sedih, suka atau duka, kanan atau kiri, semuanya tergantung dari pilihan yang kita tentukan. Sehingga, ucapan buruk atas fisik kita yang menurut orang lain adalah suatu keburukan tidak harus kita jadikan sebagai penghambat potensi yang kita miliki.

Manusia Makhluk Terbaik Ciptaan Tuhan

Lagi-lagi, Tuhan tidak saja menciptakan rupa kepada manusia, tapi juga disertai akal dan hati nurani. Rupa, akal, dan hati tiap manusia tentu juga beragam, dan itulah tanda kekuasaan Tuhan. Apa jadinya jika semua manusia diciptakan dengan rupa, akal, dan hati yang serupa, tentu dunia terasa sangat monoton dan membosankan.

Semua orang akan berparas serupa, memiliki pekerjaan serupa, memilih tempat tinggal serupa, sungguh tidak dapat dibayangkan konflik-konflik yang dapat terjadi. Rupa, akal, dan hati, masing-masing dapat diperindah dengan memaksimalkan potensi makhluk terbaik yang terdapat di dalamnya. Itulah cara kita mensyukuri nikmat atas penciptaan-Nya.

Bagi diriku yang sekarang, labeling yang telah menyatu dalam diriku adalah suatu kenyataan dan juga berfungsi sebagai identitas diri. Dengan nama diri yang memiliki persamaan dengan orang lain, labeling atas diriku menjadi pembeda yang memudahkan orang lain untuk mengenalku. “Iya itu lho, Dini yang kecil, pendek.” Saya tidak lagi bersedih, justru panggilan-panggilan tersebut menjadi julukan kesayangan, karena orang-orang tersebut dapat mengidentifikasi dan mengenal saya dengan mudah dan cepat.

Perbedaan adalah keniscayaan. Memahami perbedaan juga keniscayaan. Jika perbedaan disikapi dengan toleransi dan sikap menerima yang baik, maka perbedaan tidak lagi menjadi penghalang, tidak lagi menjadi pesakitan, melainkan sebagai batu loncatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Terakhir, mengutip pernyataan psikolog masyhur, Abraham Maslow, bahwasanya tidak mungkin untuk saat ini ditemukan manusia yang sempurna, namun tidak jauh kemungkinan bahwa terdapat banyak manusia yang dapat disempurnakan.

Maksudnya adalah agar manusia senantiasa berproses untuk terus tumbuh menjadi diri yang lebih baik, melalui mensyukuri pemberian Tuhan yang berwujud makhluk terbaik dalam hal rupa, akal, dan hati agar senantiasa menjadi manusia yang dapat memberikan manfaat secara lebih luas atas proses tersebut. Rahmat dan ujian dari Tuhan, keduanya adalah pemberian yang harus direspon diri dengan baik, karena kita semua adalah makhluk terbaik ciptaan-Nya. []

 

Tags: GenderHikmahkeadilankehidupanKesetaraanmanusiaperempuan
Aspiyah Kasdini RA

Aspiyah Kasdini RA

Alumni Women Writers Conference Mubadalah tahun 2019

Terkait Posts

Proses Perempuan

Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda

8 Desember 2023
Hak Ijbar

Kuasa Hak Ijbar: Bolehkah Menjodohkan Anak Perempuan Tanpa Izin?

7 Desember 2023
oversharing

Overthinking Sebab Oversharing, Bolehkah?

5 Desember 2023
Stoikisme

Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

4 Desember 2023
Perempuan Menikah Lagi

Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

4 Desember 2023
Mahar Seperangkat Alat Salat

Mahar Seperangkat Alat Salat Ternyata Bisa Menjadi Penyebab Pernikahan Tidak Berkah, Lho!

3 Desember 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Peran Ayah

    Aku Punya Ayah, Tapi Aku Kehilangan Perannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesuksesan Muhammad Al-Fatih: Bukti Kesetaraan Gender Berhasil Mendidik Generasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saling Berbuat kebaikan dan Kenyamanan adalah Sedekah dan Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Buku Psikologi Feminis Untuk Meretas Partriarki: Menjadi Ibu itu Pilihan, Bukan Kodrat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Overthinking Sebab Oversharing, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Aktivitas Seksual Suami Istri Menjadi Bagian dari Sedekah
  • Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda
  • Aktivitas Seksual Suami Istri: Media untuk Menumbuhkan Cinta Kasih
  • Di Balik Kilau Perhiasan Terdapat Kelam Ketertindasan Perempuan
  • Saling Berbuat kebaikan dan Kenyamanan adalah Sedekah dan Ibadah

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist