• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan

Memerdekakan peran perempuan dan memberikan kesempatan belajar sebagaimana kaum laki-laki di Indonesia, sejatinya masih satu nafas dalam ajaran agama Islam

Hilda Rizqi Elzahra Hilda Rizqi Elzahra
06/08/2022
in Figur
1
KH Hasyim Asy'ari

KH Hasyim Asy'ari

454
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sosok kiai karismatik pendiri organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yang kita kenal dengan Mbah Hasyim Asy’ari ini adalah ulama yang tersohor pada abad ke-20. Masyarakat Indonesia, dan warga muslim dunia sudah tak asing lagi dengan ulama sekaliber KH Hasyim Asy’ari. Terlebih Mbah Hasyim juga memberikan perhatian khusus, kepedulian terhadap pendidikan perempuan.

Selama ini khalayak ramai belum banyak mengetahui bahwa sosok KH. Hasyim Asy’ari menaruh perhatian terhadap peranan pendidikan perempuan. Hal ini beliau buktikan dengan pembaharuan terhadap konsep dan metode pembelajaran pendidikan di pondok pesantren bagi kalangan perempuan.

Menurut Ishom Hadzik yang tertuang dalam bukunya gagasan Kiai Hasyim tersebut lahir dari sebuah pemahaman yang mendalam terhadap sunnah Nabi. Yakni: “Perempuan adalah pilar sebuah negara”.

Daftar Isi

    • Kiai yang Peduli Pendidikan bagi Perempuan
  • Baca Juga:
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan
  • Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik
  • Pentingnya Peranan dan Kontribusi Ulama Perempuan
  • Dunia Islam Menunggu Kelahiran Banyak Ulama Perempuan
    • Perintis Pendidikan Perempuan di Pesantren

Kiai yang Peduli Pendidikan bagi Perempuan

Dalam buku  Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari: Perintis Kemerdekaan Indonesia karya Muhammad Asad Shahab, dapat kita ketahui bahwa bentuk kepedulian Kiai Hasyim Asy’ari terhadap pentingnya sebuah pendidikan bagi kalangan perempuan, beliau sampaikan langsung kepada kaum Muslimat yang datang dari Jawa Timur. Ketika mereka berniat untuk menyerahkan uang kepada Kiai Hasyim, yang dikumpulkan dari hasil sumbangan pada bulan Ramadhan.

Akan tetapi KH. Hasyim tidak menerima sumbangan tersebut dan memberikan nasihat kepada mereka perihal pentingnya sebuah pendidikan bagi kalangan perempuan. Sembari menyerahkan kembali uang tersebut kepada mereka, beliau berpesan agar uang tersebut mereka gunakan untuk mendirikan sebuah (lembaga). Sebagai wadah pendidikan bagi kalangan perempuan.

Baca Juga:

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

Pentingnya Peranan dan Kontribusi Ulama Perempuan

Dunia Islam Menunggu Kelahiran Banyak Ulama Perempuan

Anggapan tersebut telah memberikan makna tersendiri bagi kaum perempuan khususnya bagi kalangan muslimat. Namun kabarnya, gagasan tersebut ditolak oleh beberapa kiai dalam forum muktamar NU. Namun seiring berjalannya waktu, Kiai Hasyim berhasil meyakinkan mereka agar lebih menaruh perhatian terhadap pendidikan untuk kaum perempuan.

Perintis Pendidikan Perempuan di Pesantren

Setelah memutuskan hal tersebut, sejumlah pesantren mulai membuka pendidikan untuk kalangan perempuan dan putri kedua beliau, yaitu Nyai Khairiyah Hasyim yang menetap di Makkah juga membuka madrasah untuk kaum perempuan yang dikenal dengan Madrasah al-Banat yang menjadi bagian dari Madrasah Darul Ulum. Hal ini tentu menjadi prestasi tersendiri bagi umat Islam asal Indonesia yang mampu membuka madrasah perempuan pertama di Mekkah.

Dunia pesantren sesungguhnya bukan dunia yang timpang kepada perempuan. Pendidikan kepada perempuan, bukan berarti tak hadir sepenuhnya, ketika pesantren khusus perempuan belum ada hingga akhir abad ke 19. Pendidikan kepada perempuan tetap para kiai berikan kepada keluarga mereka. Ketika pendidikan bersifat massal kepada perempuan muncul dalam lingkungan pesantren pun, hal itu lahir juga dari tangan para Kiyai.

Momentum tersebut dapat kita artikan bahwa KH. Hasyim Asy’ari telah mendobrak pola pikir masyarakat patriarki. Pola pikir yang menjamur di tengah masyarakat. Pola pikir yang membudaya dan ditopang oleh dogma agama. Pemikiran Kiai Hasyim Asy’ari tersebut menjadi penyemangat bagi kalangan perempuan kala itu. Di mana kaum perempuan dapat meningkatkan kualitas keilmuan dan peran mereka.

Memerdekakan peran perempuan dan memberikan kesempatan belajar sebagaimana kaum laki-laki di Indonesia sejatinya masih satu nafas dalam ajaran agama Islam, memiliki maksud untuk membentuk perempuan sebagai ibu yang siap mendidik generasi penerus bangsa dan pewaris agama. []

Tags: Jejak Ulama NusantaraNahdlatul UlamaPendidikan PerempuanPerempuan NUUlama Nusantaraulama perempuan
Hilda Rizqi Elzahra

Hilda Rizqi Elzahra

Mahasiswi jelata dari Universitas Islam Negeri Abdurrahman Wahid, pegiat literasi

Terkait Posts

Peminggiran Peran Perempuan

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

21 Maret 2023
Warisan Gusdur

3 Warisan Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafi’i Menurut Prof. Musdah Mulia

20 Maret 2023
Fundamentalisme Islam

Haideh Moghissi : Fundamentalisme Islam dan Perempuan

17 Maret 2023
Feminisme Islam

Perjuangan Fatima Mernissi dan Feminisme Islam 

14 Maret 2023
Kisah Sayyidah Nafisah

Kisah Sayyidah Nafisah, Keutamaan Ulama Perempuan Masyhur

7 Maret 2023
Dokter Perempuan Pertama

Rufaidah Al-Aslamiyah, Dokter Perempuan Pertama dalam Islam

2 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menjadi Minoritas

    Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist