• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kesaksian Perempuan dan Laki-laki Tidak Diukur dari Jenis Kelamin

Di kalangan ahli hadis pun, Nyai Badriyah mengungkapkan, kesaksian perempuan tidak mempersoalkannya. Yang menjadi pertimbangan, lagi-lagi adalah soal integritas dan kapabilitas yang berlaku juga untuk kesaksian laki-laki

Redaksi Redaksi
17/09/2022
in Hikmah
0
kesaksian perempuan

kesaksian perempuan

360
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu Ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa dengan memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an, kesaksian perempuan dan laki-laki sesungguhnya lebih didasarkan pada faktor kapabilitas dan integritas, bukan faktor jenis kelamin.

Nyai Badriyah menyebutkan, jika mengakui perempuan kapabel dan integritasnya, maka kesaksiannya tidak perlu mempertanyakannya. Bahkan jika ia bersaksi seorang diri.

Bukti nyata dari hal ini adalah ketika Rasulullah saw menerima kesaksian seorang perempuan yang datang bersaksi bahwa dua orang calon mempelai yang akan menikah adalah anak-anak sesusuannya.

Mendengar kesaksian ini, Rasulullah langsung membatalkan rencana pernikahan tersebut. Rasulullah menerima kesaksian seorang perempuan yang beliau percaya integritasnya dan memiliki kapabilitas.

Serta kapasitas untuk memberi kesaksian karena ia adalah pelaku langsung.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Di kalangan ahli hadis pun, Nyai Badriyah mengungkapkan, kesaksian perempuan tidak mempersoalkannya. Yang menjadi pertimbangan, lagi-lagi adalah soal integritas dan kapabilitas yang berlaku juga untuk kesaksian laki-laki.

Para istri Nabi tidak perlu mendatangkan orang lain untuk memperkuat kesaksiannya tentang perkataan dan perbuatan yang Nabi mengetahui.

Demikian juga sahabat perempuan lain yang terkenal integritas dan kapabilitasnya. Bahkan ada pengakuan jujur dari kritikus hadis terkemuka, adz-Dzahabi dalam kitabnya yang berisi kritik terhadap para perawi hadis, “Mizan al-I’tidal”.

Beliau mengakui bahwa dari 400-an perawi yang tertuduh dusta di dalam hadis, dan tidak ada satu pun nama perempuan yang masuk di dalamnya.

Dengan melihat ragam ayat dan fakta sejarah yang terekam dalam khazanah hadis sebagaimana di atas.

Maka, Nyai Badriyah mengingatkan sekali lagi bahwa masalah kesaksian dalam Islam tidak relevan jika alasan kesaksian itu untuk mendiskriminasi atau mensubordinasi perempuan.

Kalaupun masih ada pemahaman yang cenderung demikian, rasanya perlu melihat kembali ayat-ayat dan hadis-hadis secara komprehensif sekaligus memahami ruh, substansi, dan tujuan dari nash-nash tersebut.

Sehingga Islam yang pada hakikatnya ramah terhadap perempuan tidak menjadi sebaliknya akibat pemahaman umatnya sendiri. (Rul)

Tags: jenis kelaminKesaksianlaki-lakiNyai Badriyah Fayumiperempuantidak diukur
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Menyusui Anak

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version