• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Buya Husein

Ketika Api Menjadi Air: Sebuah Kenangan Indah di Istanbul

Aku dan Prof. Jasir Audah berdialog hangat dan sepakat menyampaikan “al-Kulliyyat al-Sittah” (6 prinsip perlindungan hak asasi manusia)

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
14/08/2023
in Kolom Buya Husein
0
Istanbul

Istanbul

905
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tiba-tiba aku ingat. Tahun 2014 akhir bulan Agustus, aku hadir sebagai pembicara dalam seminar terbatas di sebuah tempat di tepi laut Marmara, Istanbul, Turki.

Laut Marmara, Istanbul ini tak jauh dari Museum Aya Sofia dan Masjid Biru. Tiap hari aku ke sana dengan jalan kaki menyusuri jalan dan gang-gang menuju Hagia Sophia yang klasik, megah dan indah itu.

Tema seminar itu : “Blaspemy dan Apostasi”. Aku hadir bersama sejumlah pakar terkemuka dari sejumlah negara. Antara lain Prof. Dr. M. Khalid Mas’ud (Pakistan), Prof. Jasir Audah (Mesir), Prof. Ziba Mir Hoseini (Iran), Prof. Dr. Lena Larsen (Norwegia).

Kemudian, Prof. Dr. Kecia Ali (Amerika), Prof. Dr. dari Mesir (aku lupa namanya) dan lain-lain yang aku lupa juga, serta Prof. Dr. Noorhaidi Hasan, dari UIN Yogya. Semua bicara dalam bahasa Inggris, kecuali aku. Aku bicara dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh Miki Salman.

Perbincangan mengenainya sangat menarik dan kaya. Para pakar itu setuju : Islam menolak keras “blaspemy” (penistaan, penghinaan dan caci-maki) terhadap kesucian agama, simbol-simbol, tokoh-tokoh agama dan lain-lain sejenis.

Baca Juga:

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Ketika Patung Molly Malone Pun Jadi Korban Pelecehan

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Aku dan Prof. Jasir Audah berdialog hangat dan sepakat menyampaikan “al-Kulliyyat al-Sittah” (6 prinsip perlindungan hak asasi manusia) : Hifzh al-Nafs (hak hidup), Hifzh al-Aql (hak berpikir), Hifzh al-Din (hak berkeyakinan), Hifzh Irdh (hak atas kehormatan diri), Hifzh al-Nasl (hak reproduksi) dan Hifz al-Maal (hak milik property).

Usai acara aku bersama mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di negeri Bizantium itu jalan-jalan menyusuri Taksim Square, dan ke museum penulis novel terkenal dunia sekaligus pemenang nobel Sastra, Orhan Pamuk.

Lalu malamnya aku menghadiri ritual Tarekat Mawlawi sekaligus tarian Sema, yang sangat terkenal itu, di sebuah masjid di pojok kota. Aku menikmati keindahan suara-suara Ney yang melankoli, bagai suara kerinduan kepada kekasih yang hilang entah ke mana.

Menuju Konya

Hari berikutnya aku menuju Konya untuk ziarah ke Maulana Rumi, Syamsi Tabrizi, guru spiritual Rumi dan Shadruddin al-Qunawi, anak tiri Ibnu Arabi. diberi hadiah teman mahasiswa, dua buku karya Maulana Rumi : “Al-Matsnawi” (6 jilid mungil) dan “Qawa’id al-Isyq al-Arba’un”, sebuah novel karya Syafiq Elif.

Dan aku terpukau saat membaca kaedah cinta yang ke empat puluh.

القاعدة الأربعون

لَا قِيمَةَ لِلْحَيَاةِ مَنْ دُونِ عِشْقٍ. لَا تَسْأَلْ نَفْسَكَ مَا نَوْعُ العِشْقِ الَّذِي تُريدُه، رُوحِيٌ أَمْ مَادِّيٌ، إِلهِيٌ أَمْ دُنْيَوِي، غَرْبِيٌ أَمْ شَرْقِيٌ. فَالإِنْقِسَامَاتُ لَا تُؤَدِّي إِلَّا إِلَى مَزِيدٍ مِنَ الِإنْقِسَامَاتِ. لَيْسَ لِلْعِشْقِ تَسْمِيَّاتٌ وَلَا عَلَامَاتٌ وَلَا تَعَارِيفُ. إِنَّهُ كَمَا هُوَ، نَقِىٌّ وَبَسِيطٌ. “العِشْقُ مَاءُ الحَيَاةِ وَالعَشِيقُ هُو رُوحٌ مِنَ النَّار”، يُصْبِح الْكَونُ مُخْتَلِفاً عِنْدَمَا تَعْشِقُ النَّارُ المَاءَ.

Artinya: “Hidup tanpa cinta tidaklah bermakna. Tak usah kau tanya cinta macam apa yang kau cari, spiritual atau material, ilahi atau duniawi, timur atau barat. Pembagian-pembagian itu hanya akan berujung pada lebih banyak lagi pembagian. Cinta itu tak bernama, tak bersimbol dan tak terdefinisi. Ia adalah cinta yang apa adanya, murni dan bersahaja. Cinta adalah air kehidupan. Dan seorang kekasih adalah jiwanya api. Semesta akan berputar ke arah berbeda manakala api mencintai air. []

Tags: ApiCintaIndahistanbulkenanganketikamenjadiSebuah
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Idulfitri

Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

31 Maret 2025
Tahun Baru 2025

Do’a Tahun Baru 2025

31 Desember 2024
Rabi'ah Al-'Adawiyah

Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

24 Desember 2024
Imam Al-Ghazali

Kritik Imam Al-Ghazali Atas Realitas Zamannya

20 September 2024
Idul Adha

Khutbah Idul Adha: Pesan-pesan Kemanusiaan Nabi

16 Juni 2024
Trilogi

Trilogi Islam

4 April 2024
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID