• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah  Imam Al Ghazali  Pergi Mengaji

Imam al-Ghazali mengungguli teman-teman mahasantri yang jumlahnya sekitar 400 orang. Beliau diangkat menjadi dekan dan asisten Imam Haramain.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
23/06/2021
in Hikmah
0
Doa

Doa

83
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

ولما مات إمام الحرمين عام (478 هـ) ، خرج الغزالي إلى المعسكر قاصداً الوزير نظام الملك، وهو لم يتجاوز الثامنة والعشرين من سِنّه، وقد ظهر فضله وذاع صيته، وكان مجلس الوزير مجمع أهل العلم، وملاذهم، وكانت المجالس حتى الماتم لا تخلو من المناظرات الفقهية، والمطارحات الكلامية،

فناظر الغزالي الأئمة العلماء في مجلس نظام الملك، وقهر الخصوم، وظهر كلامه عليهم، واعترفوا بفضله، وتلقَّاه الصاحب بالتعظيم والتبجيل، وولاّه تدريس مدرسته النظامية ببغداد، وكان ذلك غاية ما يطمح إليه العلماء، ويتنافسون فيه، فقدم بغداد في سنة أربع وثمانين وأربعمئة، ولم يتجاوز الرابعة والثلاثين من عمره، وقلَّما تقلَّد هذا المنصب الرفيع عالم وهو في هذه السن، درَّس الغزالي بالنظامية، وأعجب الخلق حسن كلامه، وكمال فضله، وفصاحة لسانه، ونُكتَهُ الدقيقة، وإشاراته اللطيفة، وأحبُّوه .

قال معاصره عبد الغافر الفارسي: وعلت حشمته ودرجته في بغداد، حتى كانت تغلب حشمه الأكابر، والأمراء، ودار الخلافة ، وكان يقرأ عليه جمٌّ غفير من الطلبة المحصِّلين، يقول في (المنقذ من الضلال)  في وصف حاله، والنظامية: وأنا ممنُوٌّ بالتدريس والإفادة لثلاثمئة نفس من الطلبة ببغداد . وأخذ في تأليف الأصول، والفقه، والكلام، والحكمة .

Mubadalah.id – Ketika Imam Haramain wafat, al Ghazali pergi menuju ke sebuah kantor gubernuran untuk menemui Perdana Menteri Nizam al Muluk. Saat itu al Ghazali baru berusia sekitar 28 tahun. Kecerdasannya melampaui pemuda seusianya. Namanya sangat terkenal di seantero Bagdad. Di sana ada balai besar tempat pertemuan para ilmuwan dan intelektual. Balai ini tak pernah sepi dari kehadiran para ulama/intelektual/ilmuwan untuk berdiskusi, seminar, berdialog dan berdebat, terutama dalam masalah hukum dan teologi.

Di majlis istana Nizam al Muluk itu Al Ghazali terlibat dalam diskusi atau perdebatan ilimiyah dengan para intelektual. Argumen-argumen al Ghazali selalu mampu mengalahkan mereka. Mereka mengakui keunggulan al Ghazali dan mereka menaruh hormat yang tinggi kepadanya. Beliau kemudian diangkat sebagai dosen, pengajar di pesantren Nizamiyah yang bergengsi itu. Itu satu jabatan yang diinginkan oleh banyak ulama dan mereka berkompetisi untuk hal itu.

Al Ghazali tiba di Bagdad tahun 484 H saat berumur 34 tahun. Tak ada ulama selain beliau yang bisa menduduki jabatan sebagai dosen/dekan pada usia yang sangat muda. Masyarakat sangat mengagumi al Ghazali. Tutur katanya yang indah, kritis dan santun.

Teman segenerasinya, Abdul Ghafir al Farisi mengatakan :  Posisi, kebesaran dan ketokohan al Ghazali melambung di puncak cakrawala Baghdad, melampaui tokoh dan para pejabat pemerintah di Istana. Pengajian al Ghazali dihadiri oleh sekitar 300 orang santri dan para ulama dari berbagai. Bersamaan dengan aktifitas mengajar, Al Ghazali menulis karya ilmu Ushul Fiqih, Fiqih, ilmu Kalam dan Filsafat serta Tasawuf.

Saat Imam Al Ghazali Mondok di Pesantren Nizamiyah

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Jilbab dan Hijab Dalam Pandangan KH. Husein Muhammad
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih
  • 7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam

Baca Juga:

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Jilbab dan Hijab Dalam Pandangan KH. Husein Muhammad

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam

اجتهاده في طلب العلم

قرأ الغزالي في صباه طرفًا من الفقه ببلده طوس على أستاذه أحمد بن محمد الرازكاني، ثم شد الرحال إلى جرحان فأخذ عن الإمام أبي نصر الإسماعيلي، وعاد بعد ذلك إلى طوس حيث بقي بها ثلاث سنين، ثم انتقل إلى نيسابور -وهي عاصمة الدولة السلجوقية ومدينة العلم بعد بغداد- سنة 473هـ والتحق بالمدرسة النظامية، حيث تلقى فيها علم أصول الفقه وعلم الكلام والمنطق على الإمام أبي المعالي الجويني إمام الحرمين ولازمه، وجد واجتهد حتى برع في المذهب والخلاف والجدل والأصول, وأعجب بذكائه وغوصه على المعاني الدقيقة واتساع معلوماته، فكان الجويني يقول: “الغزالي بحر مغدق”. وفاق أقرانه -وهم أربعمائة- حتى أصبح معيدًا لأستاذه ونائبًا عنه، وقيل إنه ألَّف “المنخول”، فرآه أبو المعالي، فقال: “دفنتني وأنا حيٌ، كتابك غطى على كتابي”.

Pada masa kecil al Ghazali belajar fiqh di desanya Thus kepada gurunya Ahmad bin Muhammad al Razkani lalu berangkat mondok ke kota Jurjan,  mengaji kepada Abu Nashr al Ismaili. Sesudah itu pulang, kembali ke Thus. Tiga tahun kemudian berangkat menuju ke Nisapur, ibu kota pemerintahan dinasti Saljuk, kota pelajar/pusat ilmu pengetahuan kedua sesudah Bagdad, tahun 473 H.

Di sana al-Ghazali mondok di Pesantren Nizhamiyah. Di sini beliau mengaji imu Ushul Fiqih, ilmu Kalam (teologi), dan Mantiq (logika Aristotelian) kepada Imam Abu al Ma’ali al Juwaini yang populer dengan predikat Imam al-Haramain, Imam/guru besar dua kota suci; Makkah dan Madinah.

Kepadanya al-Ghazali belajar dengan sangat rajin dan tekun, menggali pengetahuan rasional, filsafat, retorika dan dialektika sampai menguasai semuanya dengan cemerlang. Sang guru besar itu amat kagum dengan kegeniusan mahasantrinya itu. Ia begitu menguasai detail dan sampai ke akar-akar semua pengetahuan tersebut. Imam al Juwaini mengatakan : “kamu adalah lautan luas nan dalam”.

Imam al-Ghazali mengungguli teman-teman mahasantri yang jumlahnya sekitar 400 orang. Beliau diangkat menjadi dekan dan asisten Imam Haramain.

Imam al Ghazali menulis buku “Al-Mankhul fi Ilm al Ushul”, yang merupakan catatan kuliah-kuliah yang disampaikan gurunya sekaligus kritik-kritiknya terhadap pikiran-pikiran gurunya itu. Saat karya itu dibaca, sang guru mengatakan : “kamu telah mengubur aku meski aku masih hidup;.

Wouw. Dahsyat. Brilian, Par Excellent.

Semoga para santri pondok pesantren di mana saja mengikuti jejak langkah Hujjah al Islam Imam Abu Hamid bin Muhammad bi Muhammad bin Muhammad al Ghazali. []

Tags: filsafatHikmah KehidupanIlmu Pengetahuanimam al-ghazaliislamKebijaksanaanKH Husein MuhammadPondok PesantrentasawufTradisi Keilmuan
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Perempuan Masa Nabi Saw

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

4 Februari 2023
Nabi Muhammad Saw

Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

4 Februari 2023
Hijab

Makna Hijab Menurut Para Ahli

3 Februari 2023
Penyebab Su'ul Khatimah

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

3 Februari 2023
Perempuan Berbicara dan Berpendapat

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

3 Februari 2023
Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

3 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

    Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist