• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Konsep Buruh dan Majikan dalam Islam

Buruh-majikan dalam al-Qur'an berada pada posisi sebagai sesuatu yang konkret, yaitu nilai keadilan dan kesamaan.

Redaksi Redaksi
29/04/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Majikan

Majikan

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam bentuk ekonomi apapun, produksi selalu berhubungan dengan pabrik, buruh, dan pengusaha (majikan). Hubungan buruh dan majikan sering berada dalam ketegangan.

Dalam perekonomian nasional maupun negara maju dewasa ini, demo dan mogok kerja merupakan hal yang biasa ditempuh para buruh untuk menuntut hak-haknya.

Untuk mengupas tuntas permasalahan ini, para pakar harus menelaah secara lebih mendalam konsep buruh dalam Islam.

Relasi buruh-majikan yang merupakan simplifikasi dari relasi industrial, sebagai fenomena sosio-ekonomi pada dasarnya dipengaruhi oleh:

Pertama, peran, hubungan, institusi, proses, serta aktivitas-aktivitas dalam industri dan jasa.

Baca Juga:

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Semua Adalah Buruh dan Hamba: Refleksi Hari Buruh dalam Perspektif Mubadalah

Nasib Buruh Perempuan di Tengah Gelombang PHK

Kedua, mengacu pada aktivitas sosial dalam pabrik yang mempengaruhi dan dipengaruhi aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan.

Ketiga, relasi industrial ini terpengaruhi oleh pandangan dan nilai. Serta agresi sosial yang berkembang dalam masyarakat sebagai ekspresi sosial, ekonomi dan politik masyarakat tersebut.

Dalam hal ini, relasi buruh-majikan dalam al-Qur’an berada pada posisi sebagai sesuatu yang konkret, yaitu nilai keadilan dan kesamaan.

Kesehatan relasi buruh-majikan dalam Islam secara langsung memperoleh legitimasinya dari al-Qur’an. Secara teoritis-praktis, al-Qur’an Allah SWT turunkan sebagai petunjuk kepada manusia (hudan li an-nas) dalam menyelenggarakan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan sebagai hamba.

Pandangan-pandangan Al-Qur’an tersebut mengindikasikan manusia untuk tunduk patuh kepada Tuhan dengan cara meniadakan semua dzat selain Allah.

Sebagai wakil Allah di dunia, manusia harus menanamkan dan menyebarkan sifat-sifat ketuhanan di muka bumi (rahmatan Ii al-‘alamin) agar terjadi keseimbangan hidup sesama manusia.

Meski dalam tatanan sosial, semua kebenaran tidak harus kita ukur dengan kacamata moral. Tetapi moral dapat menjadi tolok ukur dalam mengamati kerangka kebenaran itu terjadi. Dalam hal ini, al-Qur’an memandangnya dengan antusiasme positif. []

Tags: buruhhubungankonflikMajikanPenyebab
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
relasi laki-laki dan perempuan yang

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

8 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

8 Juli 2025
IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Amalan Muharram

Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Retret di sukabumi

    Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Seorang Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID