Mubadalah.Id– Di zaman modern ini laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama untuk bekerja, baik di ranah domestik maupun sosial. Namun bagi pasangan suami istri yang sama-sama mencari nafkah, masalah tertentu terkadang masih sulit dihindari. Apakah itu soal pembagian peran rumah tangga, mengatur waktu kapan untuk pekerjaan dan kapan untuk keluarga secara seimbang, dan sebagainya. Berikut ini kunci sukses berbisnis bersama pasangan.
Jika kita melihat kehidupan rumah tangga Rasulullah saw., Rasul dan istrinya Khadijah juga sama-sama bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. (Baca juga: Istriku Bekerja lagi)
Bahkan Khadijah jauh lebih awal memulai usaha melebihi Rasul, akan tetapi Rasul tetap dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Khadijah tetap menghargai Rasul sebagai suami, dan Rasul tetap mencintai Khadijah sebagai istrinya, meskipun Khadijah jauh lebih kaya darinya.
Kunci Sukses Berbisnis Bersama Pasangan
Daan Dini, dalam tulisannya di buku yang berjudul Keluarga Sakinah Kesetaraan Relasi Suami Istri (2008) menawarkan beberapa kiat yang mungkin dapat diterapkan bagi suami istri yang sama-sama bekerja:
1. Jadikan keluarga sebagai ikatan ladang ibadah.
2. Jadikan suami atau istri sebagai penolong satu sama lain (ba’dhuhum auliyau ba’dhin), seperti yang juga disebutkan dalam al-Qur’an.
3. Jangan jadikan pekerjaan sebagai beban, tapi jadikanlah itu sebagai salah satu cara kita menambah wawasan untuk
kemudian dapat dibagi kepada suami atau istri (atau mungkin kepada anak).
4. Sebaiknya ada pembagian peran yang sudah disepakati sebelum menikah.
5. Bersikap saling mengerti dan saling menerima. Jika penghasilan suami lebih kecil dari istri bukan berarti istri tidak menghargai suami lagi atau menyebabkan suami menjadi minder Manajemen keuangan keluarga penting dibicarakan oleh pasangan, karena justru seringkali masalah keuanganlah yang menjadi pemicu konflik rumah tangga. Istri merasa tidak disayang lagi karena suami susah sekali memenuhi keinginan istri secara finansial, atau merasa dipekerjakan oleh suami untuk menutupi nafkah.
6. Bangun persepsi atau pandangan bahwa nafkah masa depan keluarga adalah tanggungjawab bersama (suami dan istri).
7. Bismillahi tawakkalna ‘alallah, setelah kita berusaha dan berikhtiar maka akhirnya kita bertawakal kepada Allah sebagai pemutus segala sesuatu.
(Tulisan terkait: Mengapa Perempuan Sebaiknya Bekerja)
Intinya yang terpenting adalah bagaimana pasangan suami-istri mampu mengatur segala hal dengan mengesampingkan egonya masing-masing. Karena dalam perkawinan semestinya pasangan sudah tidak lagi mempersoalkan kepentingan individu, tapi kepentingan bersama. Bukan “penghasilanku lebih tinggi, maka…”, tapi “penghasilan kita, untuk kita”.
Demikian penjelasan terkait kunci sukses berbisnis bersama pasangan. Wallahu a’lam bish-shawab.(baca juga: Mubadalah dalam Bisnis)
Sumber: Keluarga Sakinah Kesetaraan Relasi Suami Istri (Rahima, 2008)